Menu

Mode Gelap
Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir Pemilik Kafe Magnolia Siap Buka Ruang Komunikasi Soal Lahan Parkir Terungkap! Ini Alasan Pria di Pasuruan Nekat Curi Pakaian Dalam Wanita Kejari Lumajang Selidiki Dugaan Korupsi Alih Fungsi Sungai Asem Sambut HUT RI ke-80, Pemkot Probolinggo Bagikan 6 Ribu Bendera ke Warga

Budaya · 11 Mar 2024 19:01 WIB

Nyepi, Umat Hindu Tengger Gelar Ritual Tapa Brata


					STERIL: Penjagaan dan penutupan akses ke Gunung Bromo selama Tapa Brata di Desa Wonokerto, Sukapura. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

STERIL: Penjagaan dan penutupan akses ke Gunung Bromo selama Tapa Brata di Desa Wonokerto, Sukapura. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Umat Hindu Suku Tengger, Senin (11/3/24) melaksanakan Hari Raya Nyepi dengan melakukan Tapa Brata. Agar perayaan Nyepi hidmat, petugas gabungan melaksanakan penjagaan dan menutup akses menuju Bromo.

Umat Hindu Suku Tengger sejak Senin pagi (11/3/24) pukul 06.00 WIB melaksanakan tapa brata. Selama tapa brata, umat Hindu Suku Tengger tidak melakukan aktivitas.

Aktififas terlarang itu meliputi amati geni (tidak menyalakan api), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati karya (atau tidak bekerja).

Sekretaris Desa Jetak, Mulyono mengatakan, umat Hindu Suku Tengger mulai Senin pukul 06.00 WIB melakukan Nyepi hingga Selasa pagi pukul 06.00 WIB. Selama Nyepi, mereka melakukan puasa dan tidak boleh beraktivitas.

“Sama seperti perayaan Nyepi tahun lalu, Nyepi tahun ini akses menuju tempat wisata Gunung Bromo ditutup, sejak di Desa Wonokerto. Tujuannya, agar umat Hindu bisa menjalankan Nyepi dengan hikmat,” ujarnya.

Selain penutupan akses menuju wisata Gunung Bromo di Desa Wonokerto, dengan menggunakan barrier, juga terdapat petugas gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, Jogoboyo, serta warga muslim yang berjaga.

Hal ini untuk menghalangi wisatawan yang hendak menuju wisata Gunung Bromo saat Nyepi. Sejak mulai ditutup pada Senin dini hari pukul 00.01 WIB, petugas telah menghalau puluhan wisatawan dan warga yang hendak ke Bromo.

“Perayaan Nyepi tahun ini bertepatan dengan awal bulan puasa, meski sedang Nyepi, namun umat Islam Suku Tengger tetap diperbolehkan untuk melaksanakan sholat tarawih di masjid, namun tidak menggunakan pengeras suara. Hal ini merupakan bentuk toleransi umat beragama di Bromo,” kata Mulyono.

Sementara, wisatawan mancanegara asal Australia, Andy mengaku, kagum dengan Hari Raya Nyepi di Bromo, karena menyajikam keragaman budaya berbeda.

“Saya cukup terkesan dan kagum dengan adanya Nyepi di Bromo, karena warga Suku Tengger selama satu hari berada di dalam rumah, tidak melakukan aktivitas, serta tidak bersuara,” ujarnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Mohammad S

Artikel ini telah dibaca 108 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Trending di Budaya