Menu

Mode Gelap
Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir Pemilik Kafe Magnolia Siap Buka Ruang Komunikasi Soal Lahan Parkir

Lingkungan · 13 Okt 2023 13:50 WIB

Jarak Terdekat Bumi-Matahari: Hari Tanpa Bayangan di Probolinggo


					Jarak Terdekat Bumi-Matahari: Hari Tanpa Bayangan di Probolinggo Perbesar

Probolinggo – Sejak beberapa hari yang lalu, wilayah Jawa Timur secara bergantian mengalami fenomena hari tanpa bayangan. Fenomena ini terjadi karena antara bumi dan matahari memiliki jarak yang paling dekat.

Berdasarkan rilis instagram Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika @infobmkgjuanda bahwa fenomena hari tanpa bayangan ini juga dikenal dengan hari kulminasi utama. Definisi kulminasi ini yakni fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit, atau matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau titik zenit.

Penyebab terjadinya kulminasi utama ini yakni bidang ekuator bumi atau bidang rotasi tidak tepat berhimpit dengan bidang revolusi bumi, sehingga tiap tahun posisi Matahari dan Bumi akan terus berubah sepanjang tahun antara 23,50 LU s.d 23.50 LS.

Peristiwa kulminasi atau hari tanpa bayangan di wilayah Indonesia ini setidaknya terjadi dua kali dalam setahun.

“Jadi untuk fenomena hari tanpa bayangan yang terjadi di Probolinggo terjadi pukul 11.13 WIB,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Probolinggo, Sugito Prasetyo.

Fenomena hari tanpa bayangan ini terjadi bergantian di seluruh kota dan kabupaten yang ada di Jawa Timur sejak Rabu (11/10/23) dan berlangsung hingga Sabtu (14/10/23). Dan untuk hari ini, selain Probolinggo juga terdapat tujuh kota/ kabupaten lain di antaranya, Pasuruan, Madiun hingga Kediri.

Efek fenomena hari tanpa bayangan ini mengakibatkan bayangan benda tegak akan terlihat menghilang sekitar 30 detik sebelum dan sesudah waktu puncak di masing-masing wilayah.

Selain itu, fenomena ini juga mengakibatkan matahari memiliki jarak paling dekat dengan bumi. Sehingga wilayah tropis di sekitar khatulistiwa mendapat penyinaran matahari yang maksimal.

“Efek lain akibat hari tanpa bayangan ini yakni kenaikan suhu udara meski tidak terlalu signifikan dengan suhu 32 hingga 36 derajat Celcius,” imbuhnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Jalur Lumajang-Malang via Piket Nol Tertutup Longsor di Enam Titik

31 Juli 2025 - 19:36 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Imbau Penambang Waspada Banjir di Aliran Sungai Semeru

31 Juli 2025 - 16:05 WIB

Bakal Dipercantik, Alun-alun Kota Probolinggo Ditutup 5 Bulan

30 Juli 2025 - 16:31 WIB

Material Tanah dan Batu Besar Menutup Jalur Piket Nol Lumajang

29 Juli 2025 - 15:05 WIB

Pemkot Probolinggo Pindahkan CFD dari Alun-alun ke Jalan Suroyo, ini Sebabnya

24 Juli 2025 - 05:38 WIB

Jalur Gumitir Ditutup Dua Bulan, Ini Rute Jalur Pengganti Jember-Banyuwangi

23 Juli 2025 - 22:06 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

17 Juli 2025 - 15:38 WIB

Dari Hulu ke Hilir: Menyusun Ekosistem Mitigasi di Tengah Perubahan Iklim

16 Juli 2025 - 12:26 WIB

Trending di Lingkungan