Menu

Mode Gelap
Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris Asyik! Pemkab Probolinggo Fasilitasi Kuliah Gratis plus Uang Saku di Unitomo Surabaya Dua Pekan, 1.320 Orang di Kabupaten Probolinggo Langsungkan Pernikahan Pria asal Tiris Dibacok Di Mayangan Probolinggo, Salah Sasaran? Toyota Avanza Warga Alassumur Kulon Probolinggo Terbakar, Kerugian Ratusan Juta Kakak-beradik Atlet Balap Motor asal Kota Probolinggo Sabet 2 Medali Porprov Jatim 2025

Lingkungan · 13 Okt 2023 13:50 WIB

Jarak Terdekat Bumi-Matahari: Hari Tanpa Bayangan di Probolinggo


					Jarak Terdekat Bumi-Matahari: Hari Tanpa Bayangan di Probolinggo Perbesar

Probolinggo – Sejak beberapa hari yang lalu, wilayah Jawa Timur secara bergantian mengalami fenomena hari tanpa bayangan. Fenomena ini terjadi karena antara bumi dan matahari memiliki jarak yang paling dekat.

Berdasarkan rilis instagram Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika @infobmkgjuanda bahwa fenomena hari tanpa bayangan ini juga dikenal dengan hari kulminasi utama. Definisi kulminasi ini yakni fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit, atau matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau titik zenit.

Penyebab terjadinya kulminasi utama ini yakni bidang ekuator bumi atau bidang rotasi tidak tepat berhimpit dengan bidang revolusi bumi, sehingga tiap tahun posisi Matahari dan Bumi akan terus berubah sepanjang tahun antara 23,50 LU s.d 23.50 LS.

Peristiwa kulminasi atau hari tanpa bayangan di wilayah Indonesia ini setidaknya terjadi dua kali dalam setahun.

“Jadi untuk fenomena hari tanpa bayangan yang terjadi di Probolinggo terjadi pukul 11.13 WIB,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Probolinggo, Sugito Prasetyo.

Fenomena hari tanpa bayangan ini terjadi bergantian di seluruh kota dan kabupaten yang ada di Jawa Timur sejak Rabu (11/10/23) dan berlangsung hingga Sabtu (14/10/23). Dan untuk hari ini, selain Probolinggo juga terdapat tujuh kota/ kabupaten lain di antaranya, Pasuruan, Madiun hingga Kediri.

Efek fenomena hari tanpa bayangan ini mengakibatkan bayangan benda tegak akan terlihat menghilang sekitar 30 detik sebelum dan sesudah waktu puncak di masing-masing wilayah.

Selain itu, fenomena ini juga mengakibatkan matahari memiliki jarak paling dekat dengan bumi. Sehingga wilayah tropis di sekitar khatulistiwa mendapat penyinaran matahari yang maksimal.

“Efek lain akibat hari tanpa bayangan ini yakni kenaikan suhu udara meski tidak terlalu signifikan dengan suhu 32 hingga 36 derajat Celcius,” imbuhnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pasca Yadnya Kasada, Polres Probolinggo Kerahkan Personel Bersih-bersih Bromo

14 Juni 2025 - 20:35 WIB

Lahan Pertanian di Lereng Bromo Jarang Tersentuh Pupuk Subsidi, Pemkab Probolinggo Cari Solusi

13 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Satu Ton Sampah Berserakan di Kawasan Bromo

12 Juni 2025 - 16:20 WIB

Gunung Raung Erupsi, Kolom Abu Setinggi 750 Meter

11 Juni 2025 - 16:19 WIB

Inovasi Desa Purworejo Lumajang Ubah Sampah Organik Jadi Makanan Magot Bernilai Ekonomis Tinggi

28 Mei 2025 - 15:59 WIB

Dinilai Rusak Lingkungan, DPRD Jember Desak Operasional Perusahaan Tambak Dihentikan

27 Mei 2025 - 18:07 WIB

Cuaca Ekstrem Hambat Perbaikan Tanggul Kebondeli, Pemerintah Prioritaskan Keselamatan Warga

25 Mei 2025 - 18:47 WIB

DPRD Sebut Ancaman Kerusakan Makin Parah, PT Kalijeruk di Lumajang Terbukti Langgar Administrasi

25 Mei 2025 - 09:15 WIB

Alih Fungsi Lahan 1.200 Hektar di Lumajang Ancam Banjir dan Krisis Air Bersih

23 Mei 2025 - 20:41 WIB

Trending di Lingkungan