Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Ekonomi · 29 Jul 2023 16:44 WIB

Elpiji 3 Kilogram di Lumajang Tembus Rp30 Ribu, Warga Kelimpungan


					LANGKA: Epiji 3Kg langka di sejumlah wilayah, termasuk di Kabupaten Lumajang. (foto: Asmadi) Perbesar

LANGKA: Epiji 3Kg langka di sejumlah wilayah, termasuk di Kabupaten Lumajang. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Elpiji 3 kilogram di sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Lumajang sudah kian sulit didapat. Tak hanya sulit, harga jualnya pun juga melangit.

Warga Desa/Kecamatan Pasrujambe, Lilik (30) menjelaskan, sudah sepekan ini ia kesulitan mendapatkan elpiji. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, ia selalu mengandalkan elpiji untuk memasak.

Ibu satu anak ini, mengaku harus numpang ke tetangganya agar bisa memasak. Bukan hanya sehari, tapi sudah dua hari terakhir ini, ia belum mendapat tabung gas.

“Gas susah sekali sekarang mas, Saya buka facebook untuk mencari orang yang jualan tabung gas LPG, tapi gak ada yang jualan,” curhat Lilik, Sabtu (29/7/2023).

Kondisi yang sama dialami, warga yang tinggal di Desa/Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Di lereng Semeru ini, emak-emak juga mengeluhkan kesulitannya mendapatkan elpiji.

“Jika pun ada, harganya Rp30 ribu sekarang. Padahal sebelumnya hanya Rp20 ribu, kenapa sekarang kok malah naik,” keluh Mukrimah, warga Desa Senduro.

Plt Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Lumajang Muhammad Ridha memaparkan, kelangkaan gas melon tidak hanya dirasakan warga Lumajang.

Pihaknya telah melakukan pemeriksaan di lapangan, dan hasilnya, jumlah pasokan untuk Lumajang tidak ada masalah. Karena jatah yang tidak dimasukan dalam rentang waktu tertentu membuat masyarakat merasakan stoknya berkurang.

“Hal itu membuat masyarakat melakukan pembelian dalam jumlah berlebih untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaannya,” kata dia. (*)

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi