Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Kesehatan · 11 Jun 2023 18:16 WIB

Virus ‘Lato-lato’ Serang Ternak di Probolinggo, Ini Fatwa MUI


					VAKSINASI: Petugas melakukan vaksinasi ternak sebagai antisipasi penyebaran virus LSD. (foto: dok) Perbesar

VAKSINASI: Petugas melakukan vaksinasi ternak sebagai antisipasi penyebaran virus LSD. (foto: dok)

Probolinggo,- Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau virus “lato-lato” pada sapi kini banyak ditemukan di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Probolinggo. Setidaknya virus ini sudah menyerang ternak di dua kecamatan, yakni Sumber dan Sumberasih.

Hal ini pun mendapat respon dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo. Pasalnya, dalam beberapa hari ke depan, akan ada perayaan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban.

Sekretaris MUI Kabupaten Probolinggo, Yasin mengatakan, dari MUI pusat kini sudah ada fatwa terkait status hewan yang terserang penyakit tersebut untuk dijadikan kurban.

“Fatwanya menerangkan, untuk hewan yang terserang penyakit tersebut terbagi menjadi dua kategori,” kata Yasin, Minggu (11/6/2023).

Ia menjelaskan, kategori pertama ialah sapi atau kerbau yang terserang LSD skala ringan. MUI menyatakan, kategori ini masih sah dijadikan hewan kurban.

Berdasarkan ketentuan umum dalam fatwa tersebut, gejala klinis ringan LSD ditandai dengan belum menyebarnya benjolan dan tidak menimbulkan kerusakan pada daging.

“Sementara untuk sapi dan kerbau yang mengalami gejala klinis berat LSD dinyatakan tidak sah dijadikan hewan kurban. virus tersebut sudah mengakibatkan kerusakan pada permukaan daging,” ujarnya.

Ia melanjutkan, tanda yang muncul pada gejala klinis berat pada sapi dan kerbau, yakni benjolan pada tubuh hewan mencapai 50 persen atau lebih. Bahkan sudah ada benjolan pecah, menjadi koreng dan terbentuk jaringan parut.

“Oleh sebabnya, silakan berbijak diri memilih hewan untuk dijadikan kurban dalam rangka meningkatkan ibadah kepada Allah,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepada Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Disperta setempat, drh. Nikolas Nuryulianto mengatakan, untuk hewan kurban, pihaknya memang menunggu keputusan MUI terkait proses hukumnya mengingat adanya virus LSD.

“Kami memang menunggu keputusan dari MUI,” katanya menjelaskan. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember

16 September 2025 - 17:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Meriahnya Pembukaan MTQ XXXI Jatim di Jember, Diwarnai Pertunjukan Drone dan Tari Taksu Ilahi

14 September 2025 - 06:57 WIB

MTQ Jawa Timur XXXI di Jember Resmi Dibuka, Disebut Setara Even Nasional

14 September 2025 - 06:33 WIB

Berkah Even MTQ Jawa Timur 2025, Hunian Hotel di Jember Melonjak

13 September 2025 - 08:48 WIB

Belasan Tahun Berlatih Tilawah, Istiqamah dan Doa Guru Jadi Bekal Herman di Panggung MTQ Jawa Timur 2025

13 September 2025 - 07:29 WIB

Dinkes Jember Siapkan 175 Tim Medis untuk Sukseskan MTQ XXXI Jawa Timur 2025

12 September 2025 - 19:11 WIB

Jelang Konfercab NU Kraksaan, Desakan Reformasi Pengurus Terjerat Pusaran Korupsi Bermunculan

12 September 2025 - 16:58 WIB

Mengenal Gus Hafid dari Ponpes Nurul Qodim, Kiai Muda Sejuta Potensi Harapan Nahdliyin

11 September 2025 - 19:44 WIB

Trending di Religi & Pesantren