Menu

Mode Gelap
Jelang Idul Adha, DPKPP Kota Probolinggo Dapat Tambahan 1.400 Dosis Vaksin PMK Tak Menyangka, Janda 101 Tahun Dihadiahi Haji oleh Ketiga Anaknya Bupati Lumajang Tekankan Inklusi Sosial dan Transformasi Birokrasi dalam Pembangunan Jangka Menengah Inovasi Pendidikan di Jember-Lumajang, Kawendra Lukistian Berkomitmen Kembangkan Potensi Lokal Disurvei Pemprov Jawa Timur, Pemkab Probolinggo Berharap Jembatan Rusak Segera Diperbaiki Truk TNI Kebakaran dan Meledak di Tol Gempol, Serpihan Lukai Bapak dan Anak

Budaya · 5 Jun 2023 07:40 WIB

Gelar Yadnya Kasada, Warga Tengger Bromo Tingkatkan Bakti kepada Tuhan


					KHIDMAD: Warga Tengger Bromo saat melaksanakan ritual Yadnya Kasada. (foto: Hafiz Rozani) Perbesar

KHIDMAD: Warga Tengger Bromo saat melaksanakan ritual Yadnya Kasada. (foto: Hafiz Rozani)

Probolinggo,- Warga Tengger di empat kabupaten, Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang pada Senin dini hari (5/06/23) melaksanakan ritual Yadnya Kasada tahun 1945 Saka.

Upacara Yadnya Kasada tahun ini digelar hikmat di antaranya karena Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menutup Gunung Bromo bagi wisatawan.

Upacara Yadnya Kasada ini diawali dengan kedatangan ongkek berisi hasil bumi yang sejak pukul 00.00 WIB, dibawa oleh warga empat kabupaten ke Pura Luhur Poten di Laut Pasir (Kaldera) Bromo.

Tepat pukul 03.00 WIB, Upacara Yadnya Kasada ini dimulai dengan diawali pemaparan kisah Yadnya Kasada oleh Ketua Dukun Paruman Tengger, Sutomo, yang dilanjutkan ritual inti Yadnya Kasada.

Berbeda dengan Yadnya Kasada tahun lalu, tahun ini tidak ada pengukuhan dukun pandita. Biasanya pengukuhan dukun menjadi salah satu rangkaian dalam Yadnya Kasada.

“Tidak adanya pengukuhan dukun pandita dalam Yadnya Kasada tahun ini karena di setiap desa di empat kabupaten masih terdapat dukun pandita,” ujar Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto.

Setelah ritual di Pura Luhur Poten, ritual terakhir upacara Yadnya Kasada ini ditutup dengan larung sesaji (ongkek berisi hasil bumi) ke kawah Gunung Bromo.

Larung sesaji ini juga sebagi simbol syukur warga Tengger karena melimpahnya hasil bumi serta penggenapan janji warga Tengger kepada Joko Seger dan Roro Anteng yang mengorbankan putranya, Raden Wijaya untuk dilarung ke kawah Gunung Bromo.

“Dengan momen ini, warga Tengger dapat meningkatkan Srada dan bakti kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta tetap menjaga kesucian dan kebersihan kawasan sakral Bromo,” kata Bambang.

Sementara, salah satu pelajar asal Bali, Putri mengatakan, kedatangnya ke Bromo bersama sejumlah pelajar lain ini untuk studi dan mengetahui Yadnya Kasada. Dikatakan ada sedikit perbedaan upacara yang dilaksanakan warga Hindu Tengger dibandingkan Hindu Bali.

“Kebetulan saya baru pertama kali melihat upacara Yadnya Kasada ini. Dari sini diketahui bahwa upacara Yadnya Kasada cukup unik. edatangan saya ini juga karena ada progran studi dari sekolah,” ujarnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan

3 Mei 2025 - 20:50 WIB

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Umat Hindu Bromo Rayakan Galungan, Begini Kemeriahannya

23 April 2025 - 22:18 WIB

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Trending di Budaya