Menu

Mode Gelap
Tak Anti Kritik, Gus Haris – Ra Fahmi Buka Dialog Forum Publik, Ribuan Jamaah Curhat Akar Rumput Desak DPP PDI-P Berikan Rekomendasi Pilkada Probolinggo ke Cakada yang Diterima Masyarakat Pecah Kongsi dengan Cak Thoriq di Pilkada Lumajang, Bunda Indah Beberkan Alasannya Musim Kemarau, Empat Kecamatan di Kabupaten Probolinggo Terdampak Kekeringan Tentara Gadungan Perampok Janda, Dua Kali Gagal Tes Seleksi TNI Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan, Wisatawan Dilarang Berkemah di Bromo

RUTE (Ruang Transparansi Ide) · 29 Mei 2023 17:50 WIB

Peranan Penting Pemuda untuk Menjaga Demokrasi Sehat


					Mukhamad Rosyidi Perbesar

Mukhamad Rosyidi

Catatan panjang sejarah Indonesia, pemuda memiliki peran penting dalam setiap perubahan yang terjadi. Baik sebelum proklamasi kemerdekaan hingga paska kemerdekaan. setiap tragedi penting tidak bisa dipisahkan dari genersari Y itu. Sumpah pemuda pada 1928 adalah bukti satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.


Penulis : Mukhamad Rosyidi*

 

Para pemuda berkumpul dan bersumpah bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu. Hal itu dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Melihat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan, yang dimaksud pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun. Pada umur itu pemuda memiliki semangat yang tinggi dan memiliki harapan akan masa depan yang lebih baik. Memiliki idealisme dan keinginan untuk senantiasa berkembang.

Pemilu sebagai sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis. itu berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Karenanya dalam setiap momentum pemilu, rakyat dalam hal ini adalah pemuda, wajib berperan sebagai subjek yang mengawasi proses pemilu. Sehingga pemilu bisa berjalan sesuai dengan azas pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Tahun Politik dan Tantangannya
Tahun ini merupakan tahun politik. kenapa dinamai demikian? Karena pada tahun 2024 nanti akan dilangsungkan hajat negara yakni pesta demokrasi. Pemilihan presiden, DPR, DPRD Provinsi/Kabupaten, DPD dan juga kepala daerah. Pelaksanaannya nanti akan dijadikan dua tahapan. Pertama pemilihan presiden dan legislatis pada 14 Februari dan kepala daerah pada November.

Tahapan demi tahapan sudah dilakukan oleh penyelenggara. Terakhir beberapa waktu lalu KPU telah melakukan penerimaan berkas pendaftaran bacaleg. Dan kini masuk kedalam tahapan verifikasi berkas. Di beberapa daerah terlihat ada banyak pemuda yang digaet dalam kepentingan politik. Mereka ditarik parpol untuk kepentinganmendulang suara.

Tapi permasalahannya bukan itu. Menjelang hajat besar negara itu, acap kali ada tangan tangan kotor yang mencoba memecah belah bangsa. Dengan cara menyebar berita hoax melalui media sosial. Jika tak cermat maka akan termakan begitu saja.

Ya, saban kali pesta demokrasi dilakukan memang gesekan selalu ada. Karena ajang Pemilu dan Pilkada menimbulkan dinamika dan rasa persaingan. Pemilu pada 2019 lalu misalnya.banyak bertebaran bertia bohong. Dan itu dipercaya oleh banyak orang. Karena itu fitnah antar pendukung tak terbendung.

Puncaknya pada pilkada DKI Jakarta. Yang membawa politik identitas. Yang mengakibatkan beberapa peristiwa. Seperti halnya sesama umat islam yang peda pilihan tidak boleh di solatkan di masjid dengan pilihan yang lain.

Peran Penting Pemuda dalam Pemilu
Melihat catatan sejarah Indonesia yang telah diuraikan diatas, sebagai pemuda memiliki peran penting dalam pemilu. Utamanya menjaga demokrasi, perdamaian dan kesuksesan pemilu.

Sebagai kaum muda kita harus bisa saling menghormati dan meningkatkan rasa toleransi. Ini yang sangat penting untuk dilakukan. Karena pemudalah yang memang mampu melakukan itu. Dengan keilmuan, penguasaan teknologi serta juga sebagai agent of change.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk bagi kita kaum muda untuk menjaga pemilu agar berjalan lancar, damai dan sukses. Salah satunya menjadi bagian dari pemilu itu sendiri. Bisa menjadi penyelenggara, pemaunatu, caleg ataupun yang lainnya. Dengan catatan memang dilakukan dengan betul dan demi pemilu yang berkualitas.

Mengutip kutipan dari Soe Hok Gie “hanya ada dua pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus, tetapi aku memilih untuk merdeka”.

Begitulah seharusnya pemuda, mampu berdiri sendiri dalam posisi tawar, tidak mempunyai kepentingan dan menguntungkan diri sendiri. Tetapi tetap jeli dan kritis pada politik daripada hanya sekedar komen-komen ‘pedas’ di media sosial bahkan cenderung saling menjatuhkan.

Para pemuda harus mengubah sistem Pemilu dengan menunjukkan moral, etika politik yang sehat dalam proses Pemilu yang demokrasi, tanpa adanya aksi-aksi politik yang kotor yang tidak sesuai dengan asas demokrasi. (..)

 

*Pemerhati Kaum Milenial di Pasuruan

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tak Anti Kritik, Gus Haris – Ra Fahmi Buka Dialog Forum Publik, Ribuan Jamaah Curhat

27 Juli 2024 - 11:46 WIB

Akar Rumput Desak DPP PDI-P Berikan Rekomendasi Pilkada Probolinggo ke Cakada yang Diterima Masyarakat

27 Juli 2024 - 09:41 WIB

Pecah Kongsi dengan Cak Thoriq di Pilkada Lumajang, Bunda Indah Beberkan Alasannya

26 Juli 2024 - 22:44 WIB

Laporan LHKPN Tuntas, 30 Caleg Terpilih di Kota Probolinggo Siap Dilantik

25 Juli 2024 - 18:43 WIB

PPP Labuhkan Rekomendasi Pilkada Pasuruan ke Gus Mujib

25 Juli 2024 - 15:43 WIB

Trending di Politik