Menu

Mode Gelap
Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

Pemerintahan · 21 Apr 2023 15:35 WIB

Idul Fitri tak Bareng, Kemenag dan MUI Imbau Warga Saling Menghormati


					Warga Muhammadiyah sedang melaksanakan salat id di Lapangan Paiton Perbesar

Warga Muhammadiyah sedang melaksanakan salat id di Lapangan Paiton

Probolinggo – Momen Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah tahun ini tidak berbarengan. Ada warga yang merayakannya pada Jumat (21/4/2023), ada juga yang merayakannya pada Sabtu (22/4/2023) sesuai dengan keputusan pemerintah.

Dua organisasi kemasyarakat terbesar di Indonesia, yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam penentuan 1 Syawal kali ini mengalami perbedaan. Muhammadiyah, sudah melangsungkan salat id pada Jumat. Sedangkan NU, lebarannya pada Sabtu besok.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Probolinggo, Sigit Prasetyo mengatakan, penetapan Jumat sebagai 1 Syawal kali ini tidak terlepas dari metode yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Dalam menentukan momen lebaran, Muhammadiyah senantiasa menggunakan ilmu hisab.

“Berdasarkan ilmu hisab, 1 Syawal sudah Jumat hari ini. Terkait perbedaan itu biasa, insya Allah perbedaan itu adalah rahmat,” katanya, Jumat (21/4/2023).

Sedangkan dari NU, yang memutuskan Idul Fitri jatuh pada Sabtu besok, tidak terlepas dari metode rukyat yang tetap digunakan. Dan pada rukyatul hilal pada Kamis (20/4/2023) lalu, hilal masih belum ditemukan, sehingga bulan Ramadan digenapkan menjadi 30 hari dan 1 Syawal jatuh pada Sabtu besok.

Menanggapi adanya perbedaan lebaran pada tahun ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo mengimbau, agar kaum muslimim tetap menghormati adanya perbedaan tersebut dengan mengedepankan sikap toleransi. Sehingga, ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama kaum muslimin tetap terjaga dengan baik.

“Perbedaan pendapat dalam penghitungan 1 Syawal merupakan hal yang wajar terjadi di kalangan umat Islam, hal ini disebabkan adanya perbedaan pandangan tentang metode dan kriteria yang digunakan dalam menentukan awal bulan Syawal, jadi mari saling menghormati,” kata Sekretaris MUI, Yasin.

Senada dengan hal tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan mampu menghormati adanya perbedaan pendapat ini. Sebab, kedua ormas tersebut memiliki metode yang sama-sama bersumber dari Islam.

“Perbedaan pandangan ini harus disikapi dengan saling menghormati, semoga ini menjadi rahmat,” kata Kasi Bimas Islam Kemenag setempat, Sholehuddin. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar

2 Agustus 2025 - 08:22 WIB

Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan

2 Agustus 2025 - 05:41 WIB

Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

1 Agustus 2025 - 20:37 WIB

Pemilik Kafe Magnolia Siap Buka Ruang Komunikasi Soal Lahan Parkir

1 Agustus 2025 - 20:27 WIB

Gubernur Khofifah Tinjau Sekolah Rakyat Terpadu di Jember, ini Pesannya

31 Juli 2025 - 21:54 WIB

Jalur Piket Nol Makai Sistem Buka-Tutup Untuk Menghindari Kepadatan Lalulintas

31 Juli 2025 - 17:50 WIB

Medan Ekstrem, BPBD Lumajang Distribusikan Bantuan ke Sumberlangsep Pakai Alat Berat Terjang Sungai

31 Juli 2025 - 17:18 WIB

Gubernur Khofifah Sebut Gangguan Jalur Laut dan Darat Hambat Distribusi BBM ke Jember

31 Juli 2025 - 16:32 WIB

Warga Terjebak Banjir Lahar, Pemkab Lumajang Ajukan Normalisasi Sungai Regoyo

31 Juli 2025 - 14:50 WIB

Trending di Pemerintahan