Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Religi & Pesantren · 7 Mar 2023 11:30 WIB

Lewat Buku Historiografi, Perjalanan NU Kota Probolinggo Dikupas


					LAUNCHING: Ketua Tim Riset dan Ketua PCNU Kota Probolinggo saat launching buku sejarah NU. (foto: istimewa) Perbesar

LAUNCHING: Ketua Tim Riset dan Ketua PCNU Kota Probolinggo saat launching buku sejarah NU. (foto: istimewa)

Probolinggo,- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Probolinggo mampu menjaga identitasnya dengan baik. Rekam jejak organisasi kemasyarakatan terbesar di kota anggur itu terangkum dalam buku berjudul ‘Historiografi Nahdlatul Ulama NU Kota Probolinggo’.

Dalam Launching Buku dan Talk-show di Yayasan Hidayatul Islam, Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo, Sabtu (04/03/2023) lalu, Ketua Tim Riset Sejarah NU Kota Probolinggo, Ahmad Faiz menyebut, penulisan buku itu melibatkan banyak.

Bukti itu ditulis, menurut Faiz, bertujuan untuk mengungkap jejak-jejak berdirinya PCNU di Kota Probolinggo. Selain itu, kehadiran buku diharapkan dapat menambah literasi ke-NU-an di kota yang kini dinakhodai Hb. Hadi Zainal Abidin itu.

“Buku ini menguak perjalanan NU di tengah kondisi NU yang sudah sampai pada angka 1 Abad. Semoga kita semua semakin tahu bagaimana NU itu berproses dengan baik, dan terus berkembang dalam merawat visi keislaman Aswaja dan cinta tanah air (hubbub al-wathan),” urai Faiz.

Buku itu, dijelaskan Faiz, fokus pada proses berdirinya PCNU Kota Probolinggo. “Periodeisasi NU sejak masa awal berdiri hingga era perkembangan NU di Kota Probolinggo banyak dikupas disini,” imbuhnya.

Sekretaris PCNU Kota Probolinggo, Ilyas Rolis mengaku amat mengapresiasi lahirnya buku tersebut. Sebab menurutnya, tidak banyak PCNU yang jusa.menulis sejarahnya sendiri.

Banyak tulisan tentang NU, sambung Ilyas, ditulis oleh orang yang bulan kadee NU sehingga banyak orang menyebut ‘NU Ditulis’. Artinya, NU ditulis oleh orang luar bukan dari tokoh internal.

“Hari ini NU menulis, itu artinya orang-orang NU menulis sejarahnya sendiri. Kita bersyukur PCNU Kota Probolinggo sebagian kecil dari bagian ikhtiyar untuk menulis sejarahnya sendiri,” syukurnya.

Buku Historiografi NU Kota Probolinggo ini memiliki 148 halaman. Jumlahnya jauh lebih tebal dari buku milik PCNU Kraksaan, Kabupaten Probolinggo yang hanya setebal 17 halaman.

Selain itu, ketebalan buku yang ditulis oleh 10 orang periset ini juga melampaui buku milik PCNU Kota Pasuruan yang berisi 65 halaman dan PCNU Lamongan dengan 74 halaman. (*)

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember

16 September 2025 - 17:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Meriahnya Pembukaan MTQ XXXI Jatim di Jember, Diwarnai Pertunjukan Drone dan Tari Taksu Ilahi

14 September 2025 - 06:57 WIB

MTQ Jawa Timur XXXI di Jember Resmi Dibuka, Disebut Setara Even Nasional

14 September 2025 - 06:33 WIB

Berkah Even MTQ Jawa Timur 2025, Hunian Hotel di Jember Melonjak

13 September 2025 - 08:48 WIB

Belasan Tahun Berlatih Tilawah, Istiqamah dan Doa Guru Jadi Bekal Herman di Panggung MTQ Jawa Timur 2025

13 September 2025 - 07:29 WIB

Dinkes Jember Siapkan 175 Tim Medis untuk Sukseskan MTQ XXXI Jawa Timur 2025

12 September 2025 - 19:11 WIB

Jelang Konfercab NU Kraksaan, Desakan Reformasi Pengurus Terjerat Pusaran Korupsi Bermunculan

12 September 2025 - 16:58 WIB

Mengenal Gus Hafid dari Ponpes Nurul Qodim, Kiai Muda Sejuta Potensi Harapan Nahdliyin

11 September 2025 - 19:44 WIB

Trending di Religi & Pesantren