Menu

Mode Gelap
Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir Wamenaker Immanuel Ebenezer Terjaring OTT KPK, Diduga Terkait Pemerasan K3 Revitalisasi Alun-alun Gagal, Pemkot Probolinggo Akan Tender Ulang Polisi Inisiasi Gerakan Pangan Murah di Probolinggo, 44 Ton Beras Ludes Warga Desa Tempuran Pasuruan Geruduk Kantor Kecamatan, Tuntut Kades Mundur Era Digital, Pramuka Diminta Jadi Penjaga Kebenaran dan Etika Siber

Budaya · 15 Des 2022 00:23 WIB

Melihat Keseruan Balapan Pelepah Pisang Diatas Lumpur, Seperti Apa? 


					Melihat Keseruan Balapan Pelepah Pisang Diatas Lumpur, Seperti Apa?  Perbesar

Krejengan,- Berbagai cara dilakukan sejumlah remaja di Kecamatan Krejengan, KabupatenProbolinggo untuk memotivasi para tunas bangsa. Salah satunya, dengan cara main lumpur ditengah sawah.

Ide sederhana namun penuh edukasi itu dilakukan sejumlah pemuda yang tergabung dalam komunitas Negeri Dolanan Anak Desa (Ndonesa). Main lumpur digelar di Desa Jati Urip, Kecamatan Krejengan, Rabu (14/12/22).

Inisiator Komunitas Ndonesa, Khoirul Umam menyebut, main lumpur di sawah bertujuan untuk mengurangi ketergantungan anak-anak Desa Jatiurip dengan gadget atau handphone (HP).

“Setidaknya, anak-anak yang ikut bermain saat ini mengurangi jam bersama HP. Juga bertujuan untuk memberitahu anak bahwa banyak permainan zaman dulu yang menyenangkan dan bernilai positif,” katanya.

Umam mengatakan, permainan ini ia sebut Tanah Air Memanggil. Artinya, tanah yang tercampur dengan air berubah menjadi lumpur, yang kemudian menjadi sarana bermain asyik.

“Saya sebut acara itu dengan Tanah Air Memanggil atau lumpur memanggil untuk bermain bersama. Jadi anak-anak yang bermain di tengah sawah berlumpur itu bermain balapan satu sama lainnya,” ungkap dia.

Sistem permainan itu, dijelaskan Umam, dalam satu kelompok terdiri dari 5 anak. Kemudian mereka balapan dengan menaiki pelepah pisang yang ditunggangi teman satu timnya.

Terlihat, sekitar 20 anak-anak tertawa riang sambil berlari berusaha menjadi yang terdepan saat balapan dimulai. Meski harus berkotor ria, namun mereka tampak tetap asyik dan ceria.

Salah satu anak yang ikut main lumpur, Mohamad Ilham (13) mengaku amat menikmati keseruan balapan di lumpur. Meski tidak ada hadiah mewah dalam lomba itu, ia tetap merasa sangat senang.

“Ya memang tidak ada hadiahnya, tapi saya senang karena saya biasanya tidak dibolehkan sama orang tua kalau main lumpur di sawah. Tapi sekarang saya boleh main lumpur asalkan tidak sampai malam dan tidak main game di HP,” tuturnya sembari tertawa.

Tidak hanya kali ini, komunitas Ndonesa sebelumnya telah beberapa kali mengadakan lomba dan aneka permainan tradisional bagi anak-anak, baik bagi anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajat.(*) 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 71 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

9 Agustus 2025 - 18:19 WIB

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Trending di Budaya