Menu

Mode Gelap
Haru Mardijah, Nenek Berusia 104 Tahun di Jember yang Bakal Naik Haji Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan

Budaya · 15 Des 2022 00:23 WIB

Melihat Keseruan Balapan Pelepah Pisang Diatas Lumpur, Seperti Apa? 


					Melihat Keseruan Balapan Pelepah Pisang Diatas Lumpur, Seperti Apa?  Perbesar

Krejengan,- Berbagai cara dilakukan sejumlah remaja di Kecamatan Krejengan, KabupatenProbolinggo untuk memotivasi para tunas bangsa. Salah satunya, dengan cara main lumpur ditengah sawah.

Ide sederhana namun penuh edukasi itu dilakukan sejumlah pemuda yang tergabung dalam komunitas Negeri Dolanan Anak Desa (Ndonesa). Main lumpur digelar di Desa Jati Urip, Kecamatan Krejengan, Rabu (14/12/22).

Inisiator Komunitas Ndonesa, Khoirul Umam menyebut, main lumpur di sawah bertujuan untuk mengurangi ketergantungan anak-anak Desa Jatiurip dengan gadget atau handphone (HP).

“Setidaknya, anak-anak yang ikut bermain saat ini mengurangi jam bersama HP. Juga bertujuan untuk memberitahu anak bahwa banyak permainan zaman dulu yang menyenangkan dan bernilai positif,” katanya.

Umam mengatakan, permainan ini ia sebut Tanah Air Memanggil. Artinya, tanah yang tercampur dengan air berubah menjadi lumpur, yang kemudian menjadi sarana bermain asyik.

“Saya sebut acara itu dengan Tanah Air Memanggil atau lumpur memanggil untuk bermain bersama. Jadi anak-anak yang bermain di tengah sawah berlumpur itu bermain balapan satu sama lainnya,” ungkap dia.

Sistem permainan itu, dijelaskan Umam, dalam satu kelompok terdiri dari 5 anak. Kemudian mereka balapan dengan menaiki pelepah pisang yang ditunggangi teman satu timnya.

Terlihat, sekitar 20 anak-anak tertawa riang sambil berlari berusaha menjadi yang terdepan saat balapan dimulai. Meski harus berkotor ria, namun mereka tampak tetap asyik dan ceria.

Salah satu anak yang ikut main lumpur, Mohamad Ilham (13) mengaku amat menikmati keseruan balapan di lumpur. Meski tidak ada hadiah mewah dalam lomba itu, ia tetap merasa sangat senang.

“Ya memang tidak ada hadiahnya, tapi saya senang karena saya biasanya tidak dibolehkan sama orang tua kalau main lumpur di sawah. Tapi sekarang saya boleh main lumpur asalkan tidak sampai malam dan tidak main game di HP,” tuturnya sembari tertawa.

Tidak hanya kali ini, komunitas Ndonesa sebelumnya telah beberapa kali mengadakan lomba dan aneka permainan tradisional bagi anak-anak, baik bagi anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajat.(*) 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 57 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Umat Hindu Bromo Rayakan Galungan, Begini Kemeriahannya

23 April 2025 - 22:18 WIB

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Trending di Budaya