Menu

Mode Gelap
Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris Asyik! Pemkab Probolinggo Fasilitasi Kuliah Gratis plus Uang Saku di Unitomo Surabaya Dua Pekan, 1.320 Orang di Kabupaten Probolinggo Langsungkan Pernikahan Pria asal Tiris Dibacok Di Mayangan Probolinggo, Salah Sasaran? Toyota Avanza Warga Alassumur Kulon Probolinggo Terbakar, Kerugian Ratusan Juta Kakak-beradik Atlet Balap Motor asal Kota Probolinggo Sabet 2 Medali Porprov Jatim 2025

Peristiwa · 6 Des 2022 16:39 WIB

Pasca Erupsi Semeru, Warga Ini Kehilangan Pekerjaan, Rumah, dan Ternak


					Pasca Erupsi Semeru, Warga Ini Kehilangan Pekerjaan, Rumah, dan Ternak Perbesar

Lumajang, – Kegiatan masyarakat di dua dusun, Kajarkuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro dan Curahkobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, awalnya berjalan normal pada Minggu (4/12/2022).

Sebagian berada di masjid melaksanakan salat Subuh, sedang para petani dalam perjalanan menuju ladangnya untuk bercocok tanam.

Namun, tiba-tiba ada suara gemuruh yang terdengar cukup kuat dari Gunung Semeru. Tak lama kemudian muncul sebuah abu vulkanik dari guguran lava Gunung Semeru. Warga pun panik dan berlarian ke area yang lebih aman untuk menyelamatkan diri.

Hal itu diungkapkan Ngadiyono yang merasa kaget bukan kepalang saat melihat Awan Panas Guguran (APG) membumbung tinggi di langit pada Minggu (4/12/2022) pagi itu. Sebab, sebelumnya ia belum pernah melihat kepulan awan panas dari Bumi Semeru Damai (BSD).

Ngadiyono sendiri asli warga Curahkobokan yang baru saja menempati hunian di BSD. Meski dirinya menempati rumah baru, ia mengaku, pikirannya langsung teringat kampung lamanya yang sudah hancur tepat setahun lalu.

Ngadiyono mengaku, cemas dan menyimpan kekhawatiran dengan hewan ternaknya yang masih tinggal di kampung lamanya. Hatinya semakin tidak menentu setelah mendapat kabar kalau kampung lamanya itu juga diterjang banjir lahar panas dari material erupsi Semeru.

Ngadiyono pun sehari-hari bolak balik dari tempat tinggal barunya di BSD ke Curahkobokan untuk bekerja di tambang pasir, selain mengurus hewan ternak. Saat hujan deras turun mengguyur BSD, ia tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa untuk keselamatan ternaknya. Sekitar tiga jam hatinya gelisah.

Begitu hujan mulai mereda, Ngadiyono pun langsung bergegas melihat kondisi ternaknya di kampung lamanya itu. Ia berangkat bersama adik dan beberapa warga lain.

Kondisi perjalanan pun sudah dinyatakan tidak aman. Ia dicegah oleh petugas yang berjaga di perbatasan Dusun Kamarkajang dan Kajarkuning.

Kata Petugas BPBD kondisi Kajarkuning dan Curahkobokan tidak aman, kondisinya udah habis diterjang lava panas.

“Sempat dicegah sama yang jaga, katanya di atas kampung sudah parah,” katanya Selasa (6/12/2022).

Lalu, Ngadiyono tetap nekat untuk memasuki wilayah zona merah itu dengan alasan menyelamatkan hewan ternaknya.

“Ya saya izin, bilang buat ngecek dan menyelamatkan ternak,” ujarnya.

Ngadiyono mendampingi adiknya berhasil sampai di rumah lama milik adiknya di Kajarkuning. Saat itu melihat kondisi Dusun Kajarkuning, terutama di Jembatan Kali Lanang sudah tertutup material erupsi.

Bau belerang yang menyengat ditambah tanah yang masih berasap panas terlihat dari kejauhan. Namun, kondisi ini tidak membuat Ngadiyono pasrah.

Ngadiyono pun harus menelan rasa kecewanya sesampai di rumah tinggal lamanya. Sebagian bangunan sudah tertutup material erupsi termasuk kandang kambing miliknya.

“Pas sampai di rumah, kondisinya sudah tertutup lumpur panas. Ya mau gimana lagi saya ikhlaskan saja,” ujarnya.

Ngadiyono mengaku, balik arah sambil berjalan lemas meratapi nasib rumah dan tiga ternaknya yang sudah tak bisa diselamatkan lagi. Ia kembali ke tempat hunian dengan penuh harap mempunyai pekerjaan baru yang dapat menopang hidupnya.

Ngadiyono kembali menjadi korban erupsi Gunung Semeru. Ia telah sekuat upaya untuk bangkit, tetapi bencana itu kembali datang memberinya ujian.

Ngadiyono berharap, pemerintah dapat memberikan alternatif pekerjaan guna menyambung hidup. Apalagi lokasi tambang, yang menjadi mata pencahariannya saat ini yang tertutup abu vulkanik. Nasib, Kajarkuning dan Curahkobokan kini seperti Kampung Renteng di Desa Sumberwuluh yang tertelan lava panas. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pria asal Tiris Dibacok Di Mayangan Probolinggo, Salah Sasaran?

17 Juni 2025 - 22:17 WIB

Toyota Avanza Warga Alassumur Kulon Probolinggo Terbakar, Kerugian Ratusan Juta

17 Juni 2025 - 18:29 WIB

Diduga Ayan Kambuh Saat Berkendara, Pemotor di Pasuruan Tewas Tabrak Rumah

17 Juni 2025 - 17:07 WIB

Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas

16 Juni 2025 - 14:39 WIB

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Renggut Nyawa Ketua PCNU Pamekasan Karena Sopir Tertidur Sesaat

14 Juni 2025 - 15:53 WIB

Innova Zenix Tabrak Truk di Tol Paspro, Ketua PCNU Pamekasan dan Istri Meninggal Dunia

14 Juni 2025 - 11:39 WIB

Jenazah Wanita Tewas Tanpa Busana di Grati Pasuruan Dimakamkan

11 Juni 2025 - 22:28 WIB

Identitas Wanita Tewas di Grati Terungkap, Keluarga Mengaku Sangat Terpukul

11 Juni 2025 - 17:16 WIB

Wanita Ditemukan Tewas Telanjang di Kamar Rumah Warga Grati, Penghuni Rumah Menghilang

10 Juni 2025 - 14:31 WIB

Trending di Peristiwa