Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Lingkungan · 23 Nov 2022 15:45 WIB

Intensitas Hujan Tinggi, ini 3 Sungai di Kabupaten Probolinggo yang Rawan Banjir


					Intensitas Hujan Tinggi, ini 3 Sungai di Kabupaten Probolinggo yang Rawan Banjir Perbesar

Kraksaan,- Intensitas hujan tinggi di Kabupaten Probolinggo, mengakibatkan debit air di sungai meningkat. Mengantisipasi terjadinya luapan air sungai, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo mengecek 3 sungai yang berpotensi meluap.

Staf Fungsional Muda Pengairan DPUPR Kabupaten Probolinggo, Nurul Hidayat mengatakan, bencana banjir dapat ditimbulkan karena naiknya debit air sungai, lantaran hujan deras terjadi.

Menanggulangi resiko bencana, maka normalisasi sungai perlu dilakukan. Selain itu, koordinasi dengan petugas penjaga pintu air yang mengatur buka dan tutupnya pintu air perlu diintensifkan.

“Hujan akhir-akhir ini memang menunjukkan peningkatan. Petugas yang membidangi sudah bersiaga agar tidak ada luapan air yang berasal dari sungai,” kata Nurul saat dikonfirmasi, Rabu (23/11/23).

Menurut Nurul, tiga sungai yang dipantau secar berkala karena berpotens meluap saat hujan deras meliputi Sungai Bayeman di Kecamatan Tongas; Sungai Gending di Kecamatan Gending; dan Sungai Kertosono Kecamatan Kraksaan.

“Petugas nanti akan saling berkoordinasi, apabila kondisi semakin memburuk kami juga akan berkoordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah, red)” tegasnya.

“Biasanya debit air akan naik saat hujan di wilayah hulu atau dataran tinggi. Naiknya secara perlahan sehingga pengaturan buka tutup pintu air masih bisa dilakukan,” imbuh dia.

Debit air sungai meluap, imbuh Nurul, bisa terjadi karena terjadinya pendangkalan sungai. Disisi lain, saluran pembuangan air atau drainase di perkampungan tidak berfungsi maksimal sehingga air akhirnya menggenang.

“Banjir di sungai bisa juga karena sampah yang menumpuk, ini membuat saluran air tidak berfungsi dengan baik. Karena itulah pembersihan rutin dilakukan, baik saat sampah menumpuk atau peningkatan debit air,” pungkasnya. (*) 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 25 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Trending di Lingkungan