Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Pemerintahan · 21 Nov 2022 18:12 WIB

Bocah Stunting di Lumajang Tertinggi ke-4 di Jawa Timur


					Bocah Stunting di Lumajang Tertinggi ke-4 di Jawa Timur Perbesar

Lumajang,- Bocah penderita stunting (gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk) di Kabupaten Lumajang cukup tinggi. Angkanya bahkan tertinggi ke 4 di Jawa Timur.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lumajang, dr. Bayu Wibowo Ignasius menyebut, sejak tahun 2021 angka stunting di Lumajang mencapai 30 persen. Jumlah itu sejatinya menurun 4 persen dari tahun 2019 yang angkanya 34 persen.

“Diharapkan ada percepatan penurunan angka stunting di Lumajang. Sebab, pada tahun 2019 angka stunting mencapai 34 persen. Di tahun 2021, angka stunting di Lumajang menurun menjadi 30 persen. Sudah menurun meski masih tinggi, ya termasuk nomer 4 di Jawa Timur,” kata Bayu, Senin (21/11/22).

Menurut dia, secara angka, stunting di Kabupaten Lumajang terus menurun. Misalnya pada tahun 2021, jumlahnya turun 4 persen dari tahun sebelumnya. Sementara untuk tahun ini angkanya belum keluar.

“Untuk tahun 2022, proses survei masih tahap finalisasi, sehingga belum keluar angka resminya. Namun info sementara turun cukup signifikan,” imbuhnya.

Menurut Bayu, ada beberapa variabel yang didasarkan pengukuran untuk dikatakan anak masuk kategori stunting. Sementara anak dengan postur pendek atau kecil belum tentu masuk stunting.

Dijelasnya, ada faktor lain seperti terhambatnya tumbuh kembang dan stagnansi tubuh lainnya sehingga anak tersebut dikatakan stunting.

“Anak dengan stunting menjadi masalah gagal tumbuh dan berkembang sehingga ke depan tidak bisa menjadi sumberdaya pembangunan yang diandalkan,” ia menambahkan.

Kondisi ini, lanjut Bayu, akibat kekurangan gizi jangka panjang. Bisa jadi sebelum ibu hamil, bahkan sejak remaja putri sudah mengalami kekurangan gizi.

“Terutama kekurangan sek darah merah atau anemia,” terang Bayu.

Bayu melanjutkan, anak stunting sebagian besar akibat kekurangan zat besi dan protein hewani. Menurutnya, remaja yang mengalami anemia cukup bervariasi, antara 20 sampai 40 persen.

“Hal ini diakibatkan oleh perilaku makan dan pemenuhan gizi yang kurang, seperti sayur, susu, protein hewani, ikan, telur, dan daging,” Bayu memungkasi. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh

2 Mei 2025 - 19:10 WIB

Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

2 Mei 2025 - 16:57 WIB

Dari Sejarah Ki Hajar Dewantara, Bupati Lumajang Dorong Revitalisasi Pendidikan untuk Tingkatkan SDM

2 Mei 2025 - 16:04 WIB

Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK

1 Mei 2025 - 20:07 WIB

Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur

1 Mei 2025 - 19:37 WIB

Komisi A DPRD Lumajang Apresiasi Kinerja Damkar, Dorong Peningkatan Sarana dan Prasarana

30 April 2025 - 10:21 WIB

DPRD Lumajang Gelar Uji Publik Raperda Fasilitasi Pengembangan Pesantren

30 April 2025 - 09:17 WIB

Hanya Dijatah Anggaran Rp 150 juta Setahun, MUI Probolinggo Protes

30 April 2025 - 03:53 WIB

Tujuh Formasi CPNS di Lumajang Belum Terisi, Pemkab Lumajang Tetap Fokus Kualitas Pelayanan

28 April 2025 - 17:51 WIB

Trending di Pemerintahan