Menu

Mode Gelap
Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir Pemilik Kafe Magnolia Siap Buka Ruang Komunikasi Soal Lahan Parkir

Wisata · 31 Okt 2022 19:47 WIB

Banyak Wisatawan ‘Midnight Tour’, Okupansi Hotel di Bromo Hanya 50%


					Banyak Wisatawan ‘Midnight Tour’, Okupansi Hotel di Bromo Hanya 50% Perbesar

Probolinggo – Gunung Bromo masih menjadi destinasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan, baik mancanegara maupun lokal. Namun, kondisi ini tak dibarengi dengan dengan tingkat hunian (okupansi) hotel, yang sampai saat ini hanya mencapai 50%.

Hal tersebut disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo, Digdoyo P Djamaludin. Ia menyebut, saat ini tingkat hunian hotel di kawasan Gunung Bromo mencapai 30% atau 5 hingga 10 kamar per hotel. Kondisi ini hanya terjadi pada weekend dan hari libur.

“Sampai saat ini, rata – rata tingkat hunian hotel hanya mencapai 30% saat weekend. Jika hari biasa tingkat hunian ini turun dan mencapai 5%. Selain itu tingkat okupansi hotel saat ini menurun karena kunjungan wisatawan mancanegara low season,” ujarnya, Senin (31/10/2022).

Menurut Yoyok, sapaan akrab Digdoyo P. Djamaludin, masih rendahnya okupansi hotel di Gunung Bromo ini juga dipengaruhi keberadaan jalan tol. Yang mana, banyak wisatawan yang datang ke Gunung Bromo tidak menginap alias mereka berangkat tengah malam (midnight tour).

Salah satu contoh, rombongan wisatawan asal Yogyakarta datang ke Gunung Bromo dengan menggunakan kendaraan pribadi, dengan waktu delapan jam. Setibanya di Gunung Bromo, wisatawan langsung menyewa jip. Setelah berwisata, mereka kemudian kembali pulang ke daerah asalnya.

“Karena adanya jalan tol ini, sehingga banyak wisatawan yang datang ke Gunung Bromo jarang ada yang menginap, dan kondisi ini juga terjadi di wilayah Gunung Bromo, yang kotanya dilewati jalan tol,” ujarnya.

Dengan kondisi ini, pengusaha hotel dan resto di wilayah Gunung Bromo, selain berharap kunjungan wisatawan saat high season pada bulan Desember, juga berharap pemerintah lebih banyak membuat even. Even di kawasan Gunung Bromo diharapkan berdampak meningkatkan okupansi hotel.

“Harapan kita kepada pemerintah lebih sering di adakan MICE, yakni Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition. Sebaiknya pemerintah sesering mungkin mengadakan even yang berdampak meningkatkan tingkat hunian hotel dan resto,” imbuh Yoyok. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 390 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ada Fenomena Embun Upas di Bromo, TNBTS Waspadai Potensi Kebakaran Hutan

29 Juli 2025 - 08:43 WIB

Seperti Tidur di Atas Salju, Cerita Pendaki yang Menyaksikan Ranu Kumbolo Membeku

27 Juli 2025 - 14:38 WIB

Fenomena Embun Upas di Gunung Bromo, Sajikan Eksotika bak Pegunungan Alpen

11 Juli 2025 - 08:49 WIB

Keamanan Pendaki Ditingkatkan, TNBTS Wajibkan Gelang RFID bagi Pendaki Gunung Semeru

6 Juli 2025 - 09:33 WIB

Wamen: Dulu Instagram Saya Penuh Laporan Pungli Tumpak Sewu, Sekarang Sudah Beres

29 Juni 2025 - 20:51 WIB

DPRD Desak Dinas Pariwisata Lumajang Segera Intervensi dan Perbaiki Manajemen Air Terjun Tumpak Sewu

22 Juni 2025 - 09:20 WIB

Tumpak Sewu: Satu Objek Wisata, Dua Tarif Masuk Berbeda

19 Juni 2025 - 13:30 WIB

Pengelolaan Pemandian Selokambang Lumajang Diduga Bocor

19 Juni 2025 - 12:16 WIB

Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi

18 Juni 2025 - 17:21 WIB

Trending di Pemerintahan