Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Ekonomi · 21 Okt 2022 17:14 WIB

Tren DBD Turun, Dinkes Ingatkan Jaga Kesehatan Masuki Hujan


					Tren DBD Turun, Dinkes Ingatkan Jaga Kesehatan Masuki Hujan Perbesar

Probolinggo – Demam Berdarah Dengeu (DBD) masih menjadi salah satu penyakit yang menjadi atensi saat memasuki musim penghujan. Meski jumlah penderita mengalami tren menurun, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes dan P2KB) meminta warga kota selalu memperhatikan kebersihan lingkungan saat memasuki musim hujan.

Dari data Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo, sejak bulan Juli hingga September 2022 terdapat 21 kasus DBD di Kota Probolinggo. Sedangkan sejak bulan Januari hingga Mei, terdapat 175 kasus, dengan 4 kasus kematian akibat DBD.

“Jika melihat data tersebut, angka DBD pada dua bulan terakhir menurun, dengan tidak ada angka kematian, seperti pada awal tahun, hingga bulan Mei, yang mana terdapat empat kasus kematian, karena pada bulan-bulan tersebut sedang tinggi-tingginya kasus,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB, dr. Nurul Hasanah Hidayati, Jumat (21/10/2022).

Memasuki musim penghujan yang mana potensi kasus DBD bisa naik, Dinkes dan P2KB sendiri terus melaksanakan upaya-upaya pencegahan yakni dengan cara promotif dan preventif. Untuk upaya promotif yakni terus melakukan sosialisasi terkait bahaya DBD dan pencegahan melalui media sosial, dan sebagaianya.

Sedangkan upaya preventif yakni dengan cara melakukan penyelidikan epidemiologi, jika terdapat satu kasus, maka Dinkes mengecek baik ke lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar.

“Jika ada kasus meninggal nantinya dalam penyelidikan epidemiologi akan ditentukan apakah diperlukan fogging atau tidak. Namun tentunya fogging ini dilakukan dengan melihat kondisi sekitar,” ujar Dokter Ida, panggilan akrab dr. Nurul Hasanah Hidayati.

Selain itu, dari data Dinkes dan P2KB Kota Probolinggo sendiri, kasus DBD terbanyak di wilayah Kota Probolinggo terdapat di dua kecamatan, yakni Kanigaran, dan Mayangan. “Dengan kondisi ini, kami berharap kepada warga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan salah satunya dengan kerja bakti, serta selalu menerapkan 5 M, sehingga DBD yang dibawa nyamuk dapat dicegah,” katanya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi