Menu

Mode Gelap
Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris Asyik! Pemkab Probolinggo Fasilitasi Kuliah Gratis plus Uang Saku di Unitomo Surabaya Dua Pekan, 1.320 Orang di Kabupaten Probolinggo Langsungkan Pernikahan Pria asal Tiris Dibacok Di Mayangan Probolinggo, Salah Sasaran? Toyota Avanza Warga Alassumur Kulon Probolinggo Terbakar, Kerugian Ratusan Juta Kakak-beradik Atlet Balap Motor asal Kota Probolinggo Sabet 2 Medali Porprov Jatim 2025

Ekonomi · 21 Okt 2022 17:14 WIB

Tren DBD Turun, Dinkes Ingatkan Jaga Kesehatan Masuki Hujan


					Tren DBD Turun, Dinkes Ingatkan Jaga Kesehatan Masuki Hujan Perbesar

Probolinggo – Demam Berdarah Dengeu (DBD) masih menjadi salah satu penyakit yang menjadi atensi saat memasuki musim penghujan. Meski jumlah penderita mengalami tren menurun, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes dan P2KB) meminta warga kota selalu memperhatikan kebersihan lingkungan saat memasuki musim hujan.

Dari data Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo, sejak bulan Juli hingga September 2022 terdapat 21 kasus DBD di Kota Probolinggo. Sedangkan sejak bulan Januari hingga Mei, terdapat 175 kasus, dengan 4 kasus kematian akibat DBD.

“Jika melihat data tersebut, angka DBD pada dua bulan terakhir menurun, dengan tidak ada angka kematian, seperti pada awal tahun, hingga bulan Mei, yang mana terdapat empat kasus kematian, karena pada bulan-bulan tersebut sedang tinggi-tingginya kasus,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB, dr. Nurul Hasanah Hidayati, Jumat (21/10/2022).

Memasuki musim penghujan yang mana potensi kasus DBD bisa naik, Dinkes dan P2KB sendiri terus melaksanakan upaya-upaya pencegahan yakni dengan cara promotif dan preventif. Untuk upaya promotif yakni terus melakukan sosialisasi terkait bahaya DBD dan pencegahan melalui media sosial, dan sebagaianya.

Sedangkan upaya preventif yakni dengan cara melakukan penyelidikan epidemiologi, jika terdapat satu kasus, maka Dinkes mengecek baik ke lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar.

“Jika ada kasus meninggal nantinya dalam penyelidikan epidemiologi akan ditentukan apakah diperlukan fogging atau tidak. Namun tentunya fogging ini dilakukan dengan melihat kondisi sekitar,” ujar Dokter Ida, panggilan akrab dr. Nurul Hasanah Hidayati.

Selain itu, dari data Dinkes dan P2KB Kota Probolinggo sendiri, kasus DBD terbanyak di wilayah Kota Probolinggo terdapat di dua kecamatan, yakni Kanigaran, dan Mayangan. “Dengan kondisi ini, kami berharap kepada warga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan salah satunya dengan kerja bakti, serta selalu menerapkan 5 M, sehingga DBD yang dibawa nyamuk dapat dicegah,” katanya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi