Menu

Mode Gelap
SDN 2 Banjarsengon Jadi Sekolah Percontohan, Dorong Digitalisasi Pendidikan Dasar di Jember Kapolres Probolinggo Peringatkan Anggotanya; Hindari Gaya Hidup Hedon, Bijak Bermedia Sosial Siswa Berkebutuhan Khusus di Pandaan Rayakan Hari Batik dengan Membatik Bersama FAO Pilih Pisang Mas Kirana Jadi Produk OCOP, Wabup, Potensi Ekspor Lumajang Meningkat Pasca Pembongkaran Makam di Pasuruan, Massa Geruduk Polsek Winongan Pria Tangerang Dihajar Warga Usai Ketahuan Curi Ban Serep Truk di Pasuruan

Sosial · 19 Okt 2022 17:40 WIB

Fashion Stashion Street Parade Kraksaan Dikecam Ormas Islam


					DIKECAM: Cuplikan layar video saat peserta Street Parade Fashion Kraksaan peragakan busana. Perbesar

DIKECAM: Cuplikan layar video saat peserta Street Parade Fashion Kraksaan peragakan busana.

Kraksaan,- Gelaran Street Parade Fashion yang diselenggarakan Bank Jatim Cabang Kraksaan, Minggu (16/10/2022) menyisakan polemik dan menuai kecaman.

Pasalnya, peragaan busana yang digelar di Alun-alun Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo itu, dinilai jadi ajang pamer aurat oleh sejumlah peserta perempuan.

Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Probolinggo, Masni Wilujeng menilai, kegiatan yang diikuti 25 peserta tersebut dinilainya kurang pantas disaksikan banyak orang.

Menurut Masni, aurat seorang perempuan seharusnya ditutup, bukan dibuka untuk umum apalagi dipamerkan.

“Kegiatannya positif. Cuma ke depan kami harap, kalau ada kegiatan seperti itu lagi, tanpa menghilangkan nilai seninya, auratnya ditutup saja,” katanya, Rabu (19/10/22).

Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kraksaan, H. Ahmad Muzammil mengatakan, kegiatan tersebut harus dievaluasi.

Dengan citra Kabupaten Probolinggo yang notabene merupakan kota santri, tentu kegiatan yang menampilkan pertunjukan yang aurat terbuka akan memiliki dampak negatif ke depannya.

“Ini kan memang harus ditegur, kalau tidak ditegur bisa berkelanjutan. Karena kegiatan ini bisa berdampak pada etika masyarakat, apalagi di Kota Kraksaan ini santri dan pondok pesantrennya banyak,” tuturnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tak Lagi Penuhi Syarat, Ratusan Penerima Bantuan di Pasuruan Dihapus

1 Oktober 2025 - 17:27 WIB

Dinilai Tidak Hargai Makam Kyai, Warga Bongkar Bangunan Makam di Winongan Pasuruan

1 Oktober 2025 - 15:52 WIB

Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Pesantren di Jember Gelar Tahlil dan Istighosah

30 September 2025 - 19:32 WIB

Mobil Polisi di Pasuruan Jadi Pengangkut Air Bersih untuk Warga Kekeringan

27 September 2025 - 14:18 WIB

Digerogoti Penyakit Langka, Bocah 3 Tahun di Probolinggo ini Butuh Bantuan

27 September 2025 - 07:47 WIB

Gempa Guncang Timur Laut Banyuwangi, KAI Daop 9 Jember Sebut Tidak Ada Kerusakan

25 September 2025 - 20:09 WIB

BPS Sebut Angka Kemiskinan Jember Turun jadi 8,67 Persen

25 September 2025 - 19:32 WIB

Dulu Penerima PKH, Kini Juragan Kerupuk, Kisah Lukman dari Lorong Sempit Desa Semeru

25 September 2025 - 16:20 WIB

Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga

20 September 2025 - 19:45 WIB

Trending di Pemerintahan