Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Ekonomi · 7 Okt 2022 16:12 WIB

Akibat Hujan, Tengkulak Ajukan Penawaran Ulang Harga Tembakau


					Akibat Hujan, Tengkulak Ajukan Penawaran Ulang Harga Tembakau Perbesar

Probolinggo – Musim hujan sangat berpengaruh terhadap proses pengeringan tembakau milik para petani di Kabupaten Probolinggo. Bahkan, gara-gara hujan, para tengkulak mengajukan penawaran ulang terhadap harga tembakau yang sebelumnya telah disepakati.

Hal itu dialami Sadrawi, petani tembakau di Dusun Kaliurang, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo. Ia mengaku, harus menjemur kembali 3 kuintal tembakaunya pada Jumat (7/10/2022).

“Sebab proses penjemuran yang saya lakukan sehari sebelumnya tidak maksimal lantaran terjadi hujan lebat,” ujarnya ketika ditemui di lokasi penjemuran tembakau rajangannya, Jumat.

Ia menceritakan, Kamis (6/10/2022) kemarin, ia mengaku, optimistis tembakau yang sudah dirajangnya kemudian dijemur itu harganya lumayan tinggi. Namun, sekitar pukul 11.00 WIB, langit tiba-tiba mendung yang disusul hujan lebat. “Hujannya hampir maghrib itu baru reda,” katanya.

Padahal menurutnya, tembakau yang dirajangnya itu sudah ditawar Rp55 ribu sebelum hujan turun. Setelah diguyur hujan, Sadrawi meyakini harga tembakaunya akan anjlok.

“Tidak tahu nanti akan ditawar berapa, yang jelas turun harganya, sudah rusak begini warnanya,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Imam Wahyudi, tengkulak tembakau dari desa setempat. Ia mengatakan, dirinya terpaksa harus melakukan rembuk ulang dengan Sadrawi terkait harga yang sudah disepakati sebelumnya.

Sebab dengan kualitas yang sudah menurun akibat hujan, tentu gudang tempatnya memasok harga juga akan mematok harga lebih rendah. “Nanti saya rembuk ulang, kalau tidak dikurangi harganya bisa rugi saya,” paparnya.

Selain dari Sadrawi, Imam juga mengaku, ada sekitar 20 petani lainnya yang sudah menjalin kesepakatan dengannya sebelum hujan turun, Kamis (6/10/2022) siang. Namun, ia berjanji tak akan mematok harga jauh terlalu rendah dari harga awal.

“Nanti malam akan saya datangi satu per satu. Kalau yang rajangan halus, mungkin masih bisa ngangkat Rp40 ribu,” katanya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi