Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Budaya · 19 Agu 2022 18:41 WIB

Warga Wonotoro dan Ngadisari Lengkapi Karo dengan Nyadran


					Warga Wonotoro dan Ngadisari Lengkapi Karo dengan Nyadran Perbesar

Probolinggo – Setelah merayakan Karo dengan menggelar Tari Sodoran, Minggu (14/8/2022) lalu, warga Tengger di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo melakukan ritual Nyadran, Jumat (19/8/2022). Ritual yang identik dengan ziarah makam keluarga dan kerabat ini merupakan rangkaian terakhir Hari Raya Karo.

Dengan membawa bunga dan sesaji, ratusan warga di dua desa, Wonotoro dan Ngadisari dengan beriringan mendatangi pemakaman umum di Desa Wonotoro. Iring-iringan ratusan warga dua desa ini disertai dengan iringan alat musik khas Tengger.

Sebelum Nyadran dimulai, ritual ini dimulai dengan pembacaan mantra dari Romo Dukun Pandhita. Setelah itu warga dari dua desa itu Nyadran di pemakaman umum.

Kepala Desa Ngadisari, Suryanto mengatakan, inti dari ritual nyadran ini yakni bersedekah kepada para leluhur. Selain itu berisi harapan bagi yang dimakamkan segera kembali ke asal usulnya yakni, manusia yang berasal dari tanah, api, udara, air, angkasa, segera kembali ke unsur tadi.

“Ritual Nyadran pada hari ini diikuti warga dari dua desa, namun tak menutup kemungkinan diikuti oleh warga dari desa lain yang keluarganya dimakamkan di sini. Dan ritual Nyadran ini wajib diikuti karena merupakan rangkaian dari Hari Raya Karo,” ujarnya.

Sementara Jumain, warga Ngadisari yang ikut Nyadran mengatakan, tradisi Nyadran ini wajib dan tiap tahun ia ikuti. Intinya, melalui Nyadra, ia meminta restu kepada leluhur dengan membawa sesaji.

“Nyadran ini mendoakan leluhur kita serta meminta restu agar apa yang kita lakukan dapat selalu diberi keberkahan,” ujarnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 43 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Umat Hindu Bromo Rayakan Galungan, Begini Kemeriahannya

23 April 2025 - 22:18 WIB

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Trending di Budaya