Menu

Mode Gelap
Tingkatkan Kompetensi, 31 Pejabat Pemkab Probolinggo Ikuti Assesment di Surabaya Polisi Bongkar Peredaran Uang Palsu di Jember, Dua Orang Ditahan Demi Jalan Tembus GOR A. Yani, Pemkot dan Pemkab Probolinggo Sepakat Pinjam Pakai Aset Tragis! Dua Nelayan di Jember Tenggelamkan Kerabat ke Sungai Hingga Tewas DPO Curanmor Korban Ledakan Bondet di Pasrepan Meninggal Dunia Satu Terpidana Penanaman Ganja di Lumajang Dipindahkan ke Lapas Kelas l Surabaya

Peristiwa · 12 Agu 2022 21:43 WIB

Balap Enggrang hingga Klompen Batok, Cara Anak-anak Desa Meriahkan HUT Kemerdekaan


					Balap Enggrang hingga Klompen Batok, Cara Anak-anak Desa Meriahkan HUT Kemerdekaan Perbesar

Krejengan,- Euforia perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-77 menggema di seluruh penjuru tanah air. Di Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, aneka permainan tradisional dilombakan.

Ketua Panita Bambang S. Utomo mengatakan, perlombaan permainan tradisional sebagai simbol ucapan terima kasih kepada para pendahulu bangsa dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.

“Ini merupakan ucapan terima kasih kepada para pendahulu kita yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara. Permainan ini juga merupakan peninggalan para pejuang kita,” ujarnya, Jum’at (12/8/22).

Menurutnya, dengan melestarikan permainan tradisional seperti bakiak panjang, klompen batok, dan enggrang, menjadi ikhtiar untuk mengenang para pendahulu yang menciptakan ragam permainan dengan makna mendalam.

“Ya seperti klompen batok ini memiliki makna yang sangat dalam. Itu ada batok bambu yang dilubangi tengahnya kemudian di kasih tali. Batok bambu melambangkan hubungan sosial kita, sedangkan tali merupakan hubungan kita dengan tuhan,” jelas dia.

Umam menambahkan, permainan batok bambu dengan cara tali disambungkan ke bambu lainnya, memerlukan keseimbangan ketika diangkat diantara kaki dan tangan. Jika tidak seimbang, maka batok bambu tidak bisa terangkat.

“Itu menggambarkan jika hubungan sosial tidak stabil maka tidak akan berjalan, begitupun hubungan kita dengan tuhan jika tidak seimbang maka tidak akan tercipta kehidupan yang harmonis,” jelasnya panjang lebar.

Sekretaris Desa (Sekdes) Jatiurip, Najib menyampaikan, selain untuk merayakan hari kemerdekaan RI, perlombaan itu juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan anak kepada gadget yang cenderung mempengaruhi masa belajar anak.

“Ya agar generasi kita tidak tergantung gadget, karena sudah banyak kita temui anak dibawah umur yang memiliki Handphone pribadi. Ini merupakan salah satu PR kita untuk ikut membenahi agar generasi bangsa kita tidak terpengaruh dengan perkembangan zaman, tapi tidak ketinggalan zaman,” pungkasnya. (*) 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 142 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

DPO Curanmor Korban Ledakan Bondet di Pasrepan Meninggal Dunia

27 Agustus 2025 - 16:18 WIB

Gudang Mebel di Pasuruan Hangus, Kerugian Ditaksir Puluhan Juta

26 Agustus 2025 - 14:52 WIB

Bakar-bakar Sampah Hanguskan Kandang, 4 Ekor Kambing Mati Terpanggang

24 Agustus 2025 - 19:37 WIB

Terlindas Truk Tebu, Pemotor di Jalur Pantura Pajarakan Tewas

24 Agustus 2025 - 16:12 WIB

Bikin Panik! Tumpukan Kayu di Pabrik Tahu Kota Probolinggo Terbakar

23 Agustus 2025 - 20:35 WIB

Buruh Pabrik Tepung di Jember Tewas di Kamar Mess, Diduga Gantung Diri

23 Agustus 2025 - 05:40 WIB

Tiga Kios di Pasar Grati Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta

21 Agustus 2025 - 16:08 WIB

Ledakan Keras Rusak Rumah di Pasrepan, Seorang Terduga DPO Curanmor Luka Parah

20 Agustus 2025 - 14:28 WIB

Viral! Truk Tambang Terjebak Lahar Dingin di Lumajang

20 Agustus 2025 - 07:34 WIB

Trending di Peristiwa