Menu

Mode Gelap
Pengelolaan Pemandian Selokambang Lumajang Diduga Bocor Disidak Bupati Lumajang Terkait Dugaan Penahanan Ijazah, Kuasa Hukum PT WDX Akan Klarifikasi Turunkan Angka Stunting, Pemkab Jember Cegah Pernikahan Dini Coba Curi Motor di Pasar Maron, Lansia Diamuk Massa Disorot soal Ketimpangan Wilayah, Bupati Pasuruan: Tidak Ada Pasuruan Barat dan Timur Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi

Ekonomi · 22 Jul 2022 19:58 WIB

Harga Melonjak, Petani Bawang Merah Pun Tersenyum Lebar


					Harga Melonjak, Petani Bawang Merah Pun Tersenyum Lebar Perbesar

KREJENGAN,- Melonjaknya harga bawang di Kabupaten Probolinggo dirasakan sejumlah petani. Mereka mengaku, bisa meraup keuntungan lumayan dari hasil bercocok tanam tanaman umbi lapis itu.

Salah satu petani yang merasakan “sedap”-nya harga bawang merah adalah Mahyar, 53 tahun, petani di Desa Opo opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo. Ia mengaku, menangguk keuntungan sekitar Rp60 juta dalam sekali panen bawang merah.

Ia mengaku, baru kali ini menanam bawang dan masih belajar menjadi petani bawang merah. Dengan tanah seluas sekitar 250 meter persegi, ia sangat beruntung karena harga bawang masih tinggi di Kabupaten Probolinggo.

“Saya baru tahun ini mencoba bertanam bawang, sebelumnya hanya monoton di tanaman padi dan tembakau,” katanya, Jumat (22/7/2022).

Dikatakan kali ini merupakan panen kali ketiga dengan hasil 4 ton lebih bawang merah. Padahal pada panen perdana dan kedua, ia hanya bisa membawa pulang bawang merah 2,4 ton dan 2,7 ton.

Tak hanya itu, harga bawang yang dipanen Mahyar juga sedang melonjak harganya, dari Rp21.000-25.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 50.000-55.000 per kg.

“Untuk harganya tergantung kualitas dan ukuran bawangnya, yang super bisa mencapai Rp55.000,” katanya.

Awalnya, ia mengaku tidak terlalu optimistis dengan bertanam bawang merah karena sebagian wilayah Krejengan bukan lahan bawang. Bahkan petani yang menanam bawang merah adalah yang paling sedikit.

“Awalnya memang tidak yakin. Karena tanah di sini biasanya ditanami tembakau pada musim kemarau. Bisa dilihat di sekitar sini, saya hanya sendirian yang menanam bawang merah,” ucapnya.

Tapi dengan hasil ini, bapak dari dua anak ini sangat bersyukur saat memanen bawang merah bersamaan dengan meroketnya harga komoditas bumbu dapur itu.

“Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Bisa jadi ini merupakan ganti dari sepeda motor saya yang raib dibawa maling beberapa waktu lalu,” katanya. (*)

 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi