Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Ekonomi · 22 Jul 2022 19:58 WIB

Harga Melonjak, Petani Bawang Merah Pun Tersenyum Lebar


					Harga Melonjak, Petani Bawang Merah Pun Tersenyum Lebar Perbesar

KREJENGAN,- Melonjaknya harga bawang di Kabupaten Probolinggo dirasakan sejumlah petani. Mereka mengaku, bisa meraup keuntungan lumayan dari hasil bercocok tanam tanaman umbi lapis itu.

Salah satu petani yang merasakan “sedap”-nya harga bawang merah adalah Mahyar, 53 tahun, petani di Desa Opo opo, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo. Ia mengaku, menangguk keuntungan sekitar Rp60 juta dalam sekali panen bawang merah.

Ia mengaku, baru kali ini menanam bawang dan masih belajar menjadi petani bawang merah. Dengan tanah seluas sekitar 250 meter persegi, ia sangat beruntung karena harga bawang masih tinggi di Kabupaten Probolinggo.

“Saya baru tahun ini mencoba bertanam bawang, sebelumnya hanya monoton di tanaman padi dan tembakau,” katanya, Jumat (22/7/2022).

Dikatakan kali ini merupakan panen kali ketiga dengan hasil 4 ton lebih bawang merah. Padahal pada panen perdana dan kedua, ia hanya bisa membawa pulang bawang merah 2,4 ton dan 2,7 ton.

Tak hanya itu, harga bawang yang dipanen Mahyar juga sedang melonjak harganya, dari Rp21.000-25.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 50.000-55.000 per kg.

“Untuk harganya tergantung kualitas dan ukuran bawangnya, yang super bisa mencapai Rp55.000,” katanya.

Awalnya, ia mengaku tidak terlalu optimistis dengan bertanam bawang merah karena sebagian wilayah Krejengan bukan lahan bawang. Bahkan petani yang menanam bawang merah adalah yang paling sedikit.

“Awalnya memang tidak yakin. Karena tanah di sini biasanya ditanami tembakau pada musim kemarau. Bisa dilihat di sekitar sini, saya hanya sendirian yang menanam bawang merah,” ucapnya.

Tapi dengan hasil ini, bapak dari dua anak ini sangat bersyukur saat memanen bawang merah bersamaan dengan meroketnya harga komoditas bumbu dapur itu.

“Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Bisa jadi ini merupakan ganti dari sepeda motor saya yang raib dibawa maling beberapa waktu lalu,” katanya. (*)

 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi