Menu

Mode Gelap
Wali Kota Pasuruan Susur Sungai, Disangka Cari Balita Hilang Gubernur Khofifah Bagi-bagi Duit di Probolinggo, Nilai Total Rp 10 Miliar Pemkab Jember Siapkan 8 Ribu Kuota Beasiswa Kuliah, Termasuk Biaya Hidup Cemburu Buta Latarbelakangi Pembacokan di Rumah Kos Mayangan Kota Probolinggo Susuri Sungai Gembong, Wali Kota Pasuruan Lakukan Analisis Potensi dan Permasalahan Lingkungan Kunjungan Wisata Meningkat, Pemkab Pasuruan Genjot Target PAD Wisata

Ekonomi · 18 Jun 2022 18:46 WIB

Sempat Turun Pasca Penetapan Plasi, Bawang Kembali Naik


					Sempat Turun Pasca Penetapan Plasi, Bawang Kembali Naik Perbesar

Probolinggo – Sempat turun pasca penetapan potongan timbangan (plasi), harga bawang merah yang harganya sempat turun akhirnya kembali naik. Kenaikan harga bawang merah di Pasar Bawang Dringu, Kabupaten Probolinggo diduga karena pasokan dari petani berkurang.

Seperti diketahui, Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo bersama petani bawang merah dan pedagang menetapkan plasi sebesar 7,5% per kuintal. Artinya, setiap kuintal bawang merah ada pengurangan timbangan 7,5 kilogram (7,5%).

Kepala Pasar Bawang Dringu, Sutaman Effendi mengatakan, setelah penetapan plasi bawang merah sebesar 7,5% per kuintal, harga bawang merah di pasar bawang turun Rp2.000 per kilogram (kg) untuk semua ukuran bawang. Salah satu contoh, bawang super yang harganya Rp40.000 per kg turun menjadi Rp37.000 per kg.

“Selain mempengaruhi harga bawang merah, turunnya angka plasi ini juga disyukuri oleh petani. Sebab sejak 2017 lalu, plasi bawang merah ini mencapai 10% per kuinyal, yang dianggap merugikan petani bawang merah,” ujarnya, Sabtu (18/6/2022).

Meski harga bawang merah sempat turun, dua hari pasca penetepan plasi komoditas umbi lapis itu kembali naik Rp1.000-2.000 per kg. Bawang merah ukuran besar misalnya, yang awalnya Rp37.000 naik menjadi Rp38.000 per kg.

Hal ini diduga karena pasokan bawang merah dari petani berkurang. Hal itu juga terjadi di sejumlah daerah penghasil bawang di Jawa Timur seperti Ngawi dan Malang.

Kurangnya pasokan dari petani , kata Sutaman, dipicu sebagian petani gagal panen karena tanaman masih diguyur hujan. Bahkan, harga bibit bawang merah semakin mahal, dari Rp60.000 menjadi Rp65.000 per kg.

“Diprediksi harga bawang merah ini akan tetap tinggi mengingat faktor tadi yang mempengaruhi harga bawang, meski plasi bawang merah turun menjadi 7,5% per kuintal,” pungkas Sutaman. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 36 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi