Menu

Mode Gelap
Ribuan Goweser Ikuti Gowes Ansor Jatim di Pasuruan Emosi Memuncak, Massa Hancurkan Rumah Terduga Pembunuh Bocah Pasuruan Eks ABK asal Sumsel Meninggal di Probolinggo, Dugaan Penyebab Kematian Bikin Miris Honda CB150 Tabrak Supra X di Patalan Probolinggo, Tiga Orang Meninggal Dunia Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo Bocah 7 Tahun yang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Wonorejo Dianiaya Saat Bermain di Halaman Rumah

Ekonomi · 18 Jun 2022 18:46 WIB

Sempat Turun Pasca Penetapan Plasi, Bawang Kembali Naik


					Sempat Turun Pasca Penetapan Plasi, Bawang Kembali Naik Perbesar

Probolinggo – Sempat turun pasca penetapan potongan timbangan (plasi), harga bawang merah yang harganya sempat turun akhirnya kembali naik. Kenaikan harga bawang merah di Pasar Bawang Dringu, Kabupaten Probolinggo diduga karena pasokan dari petani berkurang.

Seperti diketahui, Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo bersama petani bawang merah dan pedagang menetapkan plasi sebesar 7,5% per kuintal. Artinya, setiap kuintal bawang merah ada pengurangan timbangan 7,5 kilogram (7,5%).

Kepala Pasar Bawang Dringu, Sutaman Effendi mengatakan, setelah penetapan plasi bawang merah sebesar 7,5% per kuintal, harga bawang merah di pasar bawang turun Rp2.000 per kilogram (kg) untuk semua ukuran bawang. Salah satu contoh, bawang super yang harganya Rp40.000 per kg turun menjadi Rp37.000 per kg.

“Selain mempengaruhi harga bawang merah, turunnya angka plasi ini juga disyukuri oleh petani. Sebab sejak 2017 lalu, plasi bawang merah ini mencapai 10% per kuinyal, yang dianggap merugikan petani bawang merah,” ujarnya, Sabtu (18/6/2022).

Meski harga bawang merah sempat turun, dua hari pasca penetepan plasi komoditas umbi lapis itu kembali naik Rp1.000-2.000 per kg. Bawang merah ukuran besar misalnya, yang awalnya Rp37.000 naik menjadi Rp38.000 per kg.

Hal ini diduga karena pasokan bawang merah dari petani berkurang. Hal itu juga terjadi di sejumlah daerah penghasil bawang di Jawa Timur seperti Ngawi dan Malang.

Kurangnya pasokan dari petani , kata Sutaman, dipicu sebagian petani gagal panen karena tanaman masih diguyur hujan. Bahkan, harga bibit bawang merah semakin mahal, dari Rp60.000 menjadi Rp65.000 per kg.

“Diprediksi harga bawang merah ini akan tetap tinggi mengingat faktor tadi yang mempengaruhi harga bawang, meski plasi bawang merah turun menjadi 7,5% per kuintal,” pungkas Sutaman. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 43 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Penjual Bendera Musiman Marak, Namun Omset Kini Turun

8 Agustus 2025 - 18:10 WIB

Ancaman TSNA Bayangi Petani Tembakau Lumajang Jelang Panen

7 Agustus 2025 - 12:05 WIB

Susu Kambing Senduro, dari Peternakan ke Gelas, Bisnis Sehat ala Anak Muda Lumajang

6 Agustus 2025 - 16:09 WIB

Kekeringan, Petani Tunjungrejo Lumajang Terancam Gagal Panen

5 Agustus 2025 - 10:59 WIB

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Trending di Ekonomi