Menu

Mode Gelap
Pesta Miras di Rumah Kades, Dua Warga Temenggungan Probolinggo Meninggal Dunia Ngebut! Pemkot Probolinggo Siapkan 4 Rombel Sekolah Rakyat Brakk! KA Ijen Ekspres di Jember Sasak Dump Truk saat Seberangi Perlintasan Kurang Hati-hati, Pelajar Tabrak Pejalan Kaki di Beji Pasuruan Sebulan, Polres Probolinggo Bongkar 17 Kasus Narkotika dan Okerbaya Perselisihan soal 1 Liter Bensin, Paman dan Keponakan Berujung di PN Lumajang

Ekonomi · 11 Jun 2022 15:30 WIB

Budi Daya Pepaya 12 Hektar, Warga Maron Raup Ratusan Juta


					Budi Daya Pepaya 12 Hektar, Warga Maron Raup Ratusan Juta Perbesar

Probolinggo – Menjadi petani memang butuh perjuangan. Namun perjuangan petani asal Kecamatan Maron, Kabupaten Proboljnggo ini patut diacungi jempol.

Bangkrut menjadi petani cabai, ia kemudian beralih menjadi petani pepaya yang mengantarkannya meraup ratusan juta.

Abdul Hamid (34), warga Dusun Sukun, Desa Pegalangan, Kecamatan Maron sejak enam tahun lalu telah menggeluti dunia pertanian. Sebelum menanam pepaya, ia mencoba peruntungan menanam cabai. Namun beberapa kali percobaan tanaman cabainya selalu gagal.

Melihat tanaman cabainya gagal, Hamid kemudian pada tahun 2017 lalu, menanam pepaya di lahan miliknya tersebut. Hasilnya, 12 hektar lahan yang ditanami pepaya tersebut membuahkan hasil.

Dua jenis tanaman pepaya dengan merk dagang, California dan Thailand tersebut berhasil ia kembangkan. Untuk sekali panen, buah pepaya yang dihasilkan mencapai tujuh ton lebih.

“Perawatan tanaman pepaya ini cukup mudah. Bibit tanaman pepaya ditanam dan disiram, serta dipupuk hingga berusia lima bulan, namun tetap harus ada pengawasan terhadap tanaman ini,” ujar Hamid.

Untuk harga, dua jenis pepaya tersebut Rp4-6 ribu per kilogram (kg). Selain itu saat panen, dua jenis pepaya ini sudah dipesan oleh tengkulak. Para tengkulak tersebut akan memasarkan baik untuk pasar ekspor maupun untuk pasar lokal, baik waralaba maupun pabrik.

“Alhamdulillah, jika dihitung, dalam setahun, keuntungan mencapai sekitar Rp600 juta. Keuntungan tersebut sebagian saya belikan tanah lagi di sekitar kebun saya, jadi total kebun pepaya saya mencapai 25 hektar,” imbuhnya.

Sementara, salah satu tengkulak buah pepaya, Sulistari mengatakan, ia langganan mengambil pepaya dari kebun milik Hamid, karena kualitas buah bagus, serta cocok untuk pasar ekspor.

“Biasanya pepaya yang saya beli dari kebun milik Pak Hamid ini saya setor ke pabrik untuk bahan baku saos. Sebagian saya jual ke pasar, itupun masih belum mencukupi permintaan,” ujarnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 47 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi