Menu

Mode Gelap
Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas

Ekonomi · 7 Jun 2022 16:53 WIB

Banyak Padi Terendam Banjir, Hasil Panen Anjlok


					Banyak Padi Terendam Banjir, Hasil Panen Anjlok Perbesar

Besuk,- Sejumlah petani di Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, melakukan panen raya padi, Selasa (7/6/22). Namun, para petani mengeluh karena hasil panen kali ini anjlok.

Seorang petani padi, Fathur Rozi (48), mengatakan, hasil panen padi miliknya mengalami penurunan akibat cuaca ektrim yang terjadi akhir-akhir ini. Tanaman padi miliknya roboh dan bulir terendam air sehingga kualitas padi buruk.

“Ya banyak yang roboh padinya, juga terendam air karena airnya tinggi sampai padinya itu tenggelam. Jadinya, padinya itu ada yang rusak dan roboh,” ujar petani asal Desa Krampilan, Kecamatan Besuk ini saat ditemui di sawahnya.

Fathur menjelaskan, hasil panen padinya akhir April 2022 kemarin hanya mencapai 25 kwintal atau 2,5 ton padi. Jumlah tersebut lebih sedikit dari hasil panen sebelumnya yang mencapai 3 ton.

“Tanah 400 meter persegi ini biasanya kalau normal bisa sampai 3 ton lebih, kalau padinya bagus bisa sampai 4 ton. Lah panen kemarin ini saya cuma dapat 2,5 ton karena banyak padi yang roboh dan terendam air itu,” paparnya.

Sementara itu, tengkulak padi Halum (50) menyebut, harga gabah jual gabah petani saat ini aekitar Rp 320 ribu per kwintal. Harga gabah turun mengingat kualitasnya buruk pasca diterendam banjir dan bercampur dengan lumpur sawah.

“Kalau harga normalnya sekitar Rp 350 ribu, kalau padinya bagus bisa sampai Rp 380 ribu per kwintalnya. Karena ini kualitas jelek saya juga tidak berani mengambil dengan harga normal, nanti saya yang rugi,” dalih pedagang asal Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo ini. (*)

Editor : Efendi Muhamad
Publisher : Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 44 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Trending di Ekonomi