Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Ekonomi · 7 Jun 2022 16:53 WIB

Banyak Padi Terendam Banjir, Hasil Panen Anjlok


					Banyak Padi Terendam Banjir, Hasil Panen Anjlok Perbesar

Besuk,- Sejumlah petani di Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, melakukan panen raya padi, Selasa (7/6/22). Namun, para petani mengeluh karena hasil panen kali ini anjlok.

Seorang petani padi, Fathur Rozi (48), mengatakan, hasil panen padi miliknya mengalami penurunan akibat cuaca ektrim yang terjadi akhir-akhir ini. Tanaman padi miliknya roboh dan bulir terendam air sehingga kualitas padi buruk.

“Ya banyak yang roboh padinya, juga terendam air karena airnya tinggi sampai padinya itu tenggelam. Jadinya, padinya itu ada yang rusak dan roboh,” ujar petani asal Desa Krampilan, Kecamatan Besuk ini saat ditemui di sawahnya.

Fathur menjelaskan, hasil panen padinya akhir April 2022 kemarin hanya mencapai 25 kwintal atau 2,5 ton padi. Jumlah tersebut lebih sedikit dari hasil panen sebelumnya yang mencapai 3 ton.

“Tanah 400 meter persegi ini biasanya kalau normal bisa sampai 3 ton lebih, kalau padinya bagus bisa sampai 4 ton. Lah panen kemarin ini saya cuma dapat 2,5 ton karena banyak padi yang roboh dan terendam air itu,” paparnya.

Sementara itu, tengkulak padi Halum (50) menyebut, harga gabah jual gabah petani saat ini aekitar Rp 320 ribu per kwintal. Harga gabah turun mengingat kualitasnya buruk pasca diterendam banjir dan bercampur dengan lumpur sawah.

“Kalau harga normalnya sekitar Rp 350 ribu, kalau padinya bagus bisa sampai Rp 380 ribu per kwintalnya. Karena ini kualitas jelek saya juga tidak berani mengambil dengan harga normal, nanti saya yang rugi,” dalih pedagang asal Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo ini. (*)

Editor : Efendi Muhamad
Publisher : Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 36 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi