Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Ekonomi · 7 Jun 2022 16:53 WIB

Banyak Padi Terendam Banjir, Hasil Panen Anjlok


					Banyak Padi Terendam Banjir, Hasil Panen Anjlok Perbesar

Besuk,- Sejumlah petani di Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, melakukan panen raya padi, Selasa (7/6/22). Namun, para petani mengeluh karena hasil panen kali ini anjlok.

Seorang petani padi, Fathur Rozi (48), mengatakan, hasil panen padi miliknya mengalami penurunan akibat cuaca ektrim yang terjadi akhir-akhir ini. Tanaman padi miliknya roboh dan bulir terendam air sehingga kualitas padi buruk.

“Ya banyak yang roboh padinya, juga terendam air karena airnya tinggi sampai padinya itu tenggelam. Jadinya, padinya itu ada yang rusak dan roboh,” ujar petani asal Desa Krampilan, Kecamatan Besuk ini saat ditemui di sawahnya.

Fathur menjelaskan, hasil panen padinya akhir April 2022 kemarin hanya mencapai 25 kwintal atau 2,5 ton padi. Jumlah tersebut lebih sedikit dari hasil panen sebelumnya yang mencapai 3 ton.

“Tanah 400 meter persegi ini biasanya kalau normal bisa sampai 3 ton lebih, kalau padinya bagus bisa sampai 4 ton. Lah panen kemarin ini saya cuma dapat 2,5 ton karena banyak padi yang roboh dan terendam air itu,” paparnya.

Sementara itu, tengkulak padi Halum (50) menyebut, harga gabah jual gabah petani saat ini aekitar Rp 320 ribu per kwintal. Harga gabah turun mengingat kualitasnya buruk pasca diterendam banjir dan bercampur dengan lumpur sawah.

“Kalau harga normalnya sekitar Rp 350 ribu, kalau padinya bagus bisa sampai Rp 380 ribu per kwintalnya. Karena ini kualitas jelek saya juga tidak berani mengambil dengan harga normal, nanti saya yang rugi,” dalih pedagang asal Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo ini. (*)

Editor : Efendi Muhamad
Publisher : Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi