Probolinggo – Menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Kota Probolinggo berupaya mengatasi merebaknya wabah Penyakit Kulit dan Kuku (PMK).
Mengantisipasi penularan PMK, DPKPP menyarankan, perdagangan hewan kurban dan pemotongan hewan akan disentralkan.
Hal tersebut disampaikan Kabid Peternakan DPKPP, Suryanto. Dikatakan hingga saat ini dilaporkan 285 ternak yang positif PMK yang tersebar di lima kecamatan, dengan kematian satu ekor sapi.
“Kami berupaya terus melakukan pengobatan terhadap sapi-sapi yang positif PMK hingga sembuh. Selain itu kami berupaya melakukan surveillance atau pengawasan ke peternak atau kelompok sambil mengontrol ternak yang sudah di obati,” ujarnya.
Terkait Hari Raya Kurban, Suryanto mengatakan, perdagangan hewan dan pemotongan hewan rencananya akan disentralkan di satu tempat pemotongan hewan.
“Terkait pemotongan sentral, masih belum dikoordinasikan atau dirapatkan. Secara teori mungkin untuk sapi dipotong di RPH (rumah pemotongan hewan). Sementara untuk kambing atau domba tetap bisa dipotong di masjid atau musala, namun tetap ada pengawasan dari kami baik sebelum, maupun sesudah dipotong,” ujarnya.
Selain upaya tersebut, DPKPP tetap melakukan pengawasan terhadap hewan yang masuk ke pasar hewan, serta sebelum dan sesudah pasaran disemprot disinfektan oleh petugas BPBD Kota Probolinggo. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.