Menu

Mode Gelap
Dua Pria Asal Pekalongan Babak Belur Diamuk Massa Usai Curi Uang Rp13 Juta di Pasuruan Enam Terdakwa Kasus Ladang Ganja Divonis, Otaknya Masih Buron KA Mutiara Timur Tambahan Sambut Libur Waisak 2025, Beroperasi 5 Hari Dipanggil DPRD, Satpol PP Probolinggo Akui Lalai Awasi Peredaran Miras Sebulan Jelang Idul Adha, Harga Sapi Mulai Meroket Honda HRV Sasak Beat di Jember, Satu Penumpang Luka Parah

Ekonomi · 17 Feb 2022 23:12 WIB

Harga Kedelai Meroket, Podusen Tempe Menjerit


					Harga Kedelai Meroket, Podusen Tempe Menjerit Perbesar

Kraksaan,- Beberapa hari terakhir, harga kedelai merangkak naik di beberapa daerah, tak terkecuali di Kabupaten Probolinggo. Kondisi ini membuat produsen tempe kelimpungan.

Salah seorang produsen tempe di Desa Bulu Kecamatan Kraksaan, Abdillah mengatakan, harga kedelai saat ini sudah menembus Rp11.000 per kilogram. Ia pun dilema, menaikkah harga jual tempe atau memperkecil ukuran tempe.

“Saya bingung untuk mengatasi kenaikan harga kedelai, kalau memperkecil ukuran, pelanggan takut pindah ke orang lain. Kalau menaikkah harga, pelanggan juga tidak mau, ” Ungkap pria yang akrab dipanggil Ebid ini, Kamis (17/2/22).

Ebid menambahkan, kedelai yang ia pakai saat ini sebagai bahan baku tempe adalah kedelai impor. Sebab jika menggunakan kedelai lokal, hasilnya kurang bagus dan kualitas menurun.

“Kalau kedelai lokal itu, tidak mengembang jadi tidak bagus. Kalau kedelai impor, hasilnya bagus dan rasanya lebih nikmat,” ia menjelaskan.

Ebit menuturkan, ia membutukan sedikitnya 2 ton kedelai per hari untuk kebutuhan produksi tempe miliknya. Nmun saat ini, ia terpaksa mengurangi produksi tempe lantaran harga kedelai sudah meroket.

“Biasanya saya per hari butuh 2 ton, tapi kalau sekarang saya sudah mengurangi produksi, karena bahan pokoknya sudah mahal,” curhatnya.

Hingga saat ini, ia belum memesan kedelai untuk memproduksi tempe. Sebab menurut Ebid, stok kedelai sisa kulakan sebelumnya masih tersedia. Selain itu, ia berharap harg jual kedelai bisa kembali normal.

“Sekarang banyak berita mas, produsen tempe mau berhenti karena kedelai mahal, kemungkinan saya juga gitu mas. Lihat situasi kedepannya seperti apa, mudah-mudahan saja harga kedelai normal lagi,” Ebit memungkasi. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Sebulan Jelang Idul Adha, Harga Sapi Mulai Meroket

7 Mei 2025 - 21:25 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Capai 100 Persen, Tertinggi di Jawa Timur

4 Mei 2025 - 21:22 WIB

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Trending di Ekonomi