Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Budaya · 13 Feb 2022 18:32 WIB

Pakaian Adat Dayak hingga Kostum Pejuang Warnai Onthel Goes to Pesantren 2022 Genggong


					Pakaian Adat Dayak hingga Kostum Pejuang Warnai Onthel Goes to Pesantren 2022 Genggong Perbesar

Pajarakan,- Ragam kostum unik dikenakan para onthelis saat mancal bareng dalam Onthel Goes to Pesantren (OGP) 2022 yang digelar oleh Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Minggu (13/2/22) .

 

Pantauan PANTURA7.com, berbagai pakaian ‘nyeleneh’ yang dikenakan peserta OGP diantaranya pakaian adat Suku Dayak, Sakera khas Madura, kostum monyet, Indonesia Tempo Doeloe hingga pakaian para pejuang kemerdekaan.

Menariknya, meski harus mengayuh pedal sekitar 7 kilometer dengan garis start-finish di halaman P5 PZH Genggong, tak nampak rasa lelah dalam raut wajah onthelis. Bahkan mereka tetap enerjik setibanya di garis finish.

Dari sekian kostum unik, yang paling mencolok adalah pakaian adat Suku Dayat yang dikenakan tiga onthelis asal Jember, Prayitno (60) Ayop (65) dan Joko (62). Meski usia mereka sudah senja, namun ketiganya nampak asyik mengenakan kostum asal Pulau Kalimantan itu.

“Tujuan kami memakai kostum Suku Dayak ini, karena kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia itu luas tetapi tetap satu, Bhinneka Tunggal Ika,” kata Prayitno sesaat usai menyentuh garis finish.

Dijelaskan Prayitno, agar bisa ngonthel di OGP kali ini, mereka rela berangkat pagi-pagi sekali dari Jember. “Kami berangkat subuh untuk menghindari kemacetan di jalan dan khawatir kesiangan sampainya di lokasi,” paparnya.

Di lokasi yang sama, Ayop menyebut, banyak hal positif yang bisa ia petik dari keikutsertaannya di OGP. Selain menjaga tubuh tetap bugar, tentunya bisa menambah dan menjalin persahabatan tanpa memandang suku, ras maupun antar golongan.

“Sudah enam kali saya ikut festival othel ini. Alhamdulillah, saya menemukan banyak saudara baru dari berbagai daerah di Jawa Timur,” paparnya sumringah.

Ia berharap, OGP dapat terus digelar khususnya di lingkungan PZH Genggong. Meski saat ini pandemi, namun menurutnya, hal itu bukan masalah sepanjang protokol kesehatan diterapkan dengan ketat.

“Saya kenal dengan orang madura, dulu dia juga ikut festival di sini, tapi sekarang berhalangan hadir. Kita beda budaya tetapi Alhamdulillah bisa menjalin persaudaraan dengan baik, bahkan sampai sekarang masih aktif berkomunikasi,” beber Ayop.

Rupanya, pakaian unik yang dikenakan ketiga lansia itu tidak hanya menarik perhatian onthelis lain dan masyarakat. Mereka juga diganjar hadiah oleh inisitor OGP, Gus dr. M. Haris Damanhuri Romly atau Gus dr. Haris.

“Kalau kalian tahun depan memakai kostum yang lebih unik lagi, kalian pasti dapat hadiah lagi dari saya,” janji Gus dr. Haris usai menyerahkan hadiah kepada ketiganya.

Lantaran masih dalam suasana pandemi Covid-19, mancal sepeda kuno massal ini digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Peserta wajib menjaga jarak, memakai masker dan tidak berkerumun. (*)

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 44 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Cok Ace Dorong Kolaborasi Budaya Bali dengan Lumajang

10 Juli 2025 - 16:21 WIB

Diresmikan Saat Purnama 1992, Pura di Senduro Kini Jadi Titik Sakral Umat Hindu

10 Juli 2025 - 15:52 WIB

Pujawali Rama Satunggal Warsa, Momen Pererat Persaudaraan Umat Hindu se-Nusantara

6 Juli 2025 - 18:02 WIB

Trending di Budaya