Menu

Mode Gelap
Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan KAI Daop 9 Jember Tawarkan Sensasi Nikmati Keindahan Alam Diatas Kereta Didampingi Gus Haris, Gubernur Khofifah resmikan SMKN Sukapura di Probolinggo Pelaku Tabrak Lari Pelajar SMK di Pasuruan Ditangkap, Mengaku Takut Dimassa Haru Mardijah, Nenek Berusia 104 Tahun di Jember yang Bakal Naik Haji Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei

Ekonomi · 10 Feb 2022 13:15 WIB

Harga Meroket, Produksi Garam Justru Tersendat


					Harga Meroket, Produksi Garam Justru Tersendat Perbesar

Kraksaan,- Harga garam hasil tambak petani di Kabupaten Probolinggo, pada awal tahun ini cukup tinggi. Meski demikian, petani mengaku masih mengalami kerugian.

Ketua Kelompok Petani Garam Kabupaten Probolinggo, Suparyono mengatakan, harga garam sudah merangkak naik sejak Oktober 2021. Harga garam per kilogram (Kg) yang mulanya dari Rp 500, memasuki awal tahun 2022 menjadi Rp 1.000/Kg.

“Harga garam naik di akhir tahun 2021, sampai sekarang masih tetap bertahan Rp 1.000/Kg, jadi per ton nya Rp 1 juta,” bebernya, Kamis (10/2/22).

Namun ditengah merangkaknya harga komoditas bumbu dapur itu, proses produksi justru tidak bisa maksimal lantaran kondisi cuaca sedang tidak menentu.

“Produksi saya sekarang tidak maksimal karena cuaca tidak menentu, tambak yang konvensional tidak bisa beroperasi. Untungnya saya masih ada (tambak) katup gadis,” jelas dia.

Dikatakannya, ia dan sejumlah petani lain di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, harus cermat memproduksi garam melalui Rumah Produksi Garam (RPG), guna menyiasati cuaca yang tidak bersahabat.

Namun, meski RGP Katup Gadis miliknya tetap beroperasi, menurut Suparyono, hasil produksi belum bisa memenuhi permintaan pasar yang saat ini lumayan tinggi.

“Stok garam yang di gudang cuma 30 ton, itu belum cukup untuk mencukupi permintaan pasar,” ujarnya menambahkan.

Suparyono dan petani, sangat menyayangkan fluktuasi cuaca saat ini. “Karena harga garam sedang bagus tetapi kita tidak bisa memenuhi permintaan pasar,” pungkaa dia. (*)


Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi