Menu

Mode Gelap
Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas

Ekonomi · 7 Jan 2022 16:30 WIB

Petani Diminta Waspada Serangan OPT di Puncak Penghujan


					Petani Diminta Waspada Serangan OPT di Puncak Penghujan Perbesar

DRINGU,- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo menyebut jika puncak musim hujan terjadi Februari 2022. Oleh karena itu, para petani diminta waspada, pasalnya pada puncak musim hujan nanti lahan pertanian rentan rusak.

Kepala Bidang Pelaksana Penyuluhan dan Bina Usaha Tani DKPP Kabupaten Probolinggo, Arif Kurniadi mengatakan, permintaan kewaspadaan bagi para petani setelah pihaknya mendapatkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk puncak hujan.

Sebab, menurut Arif, jika sudah memasuki musim penghujan, petani biasanya kewalahan jika ada serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang jika serangan tersebut tidak lebih dulu diantisipasi bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman petani.

“Sebenarnya yang perlu diwaspadai itu tidak hanya saat puncak musim hujan, saat hujan mulai turun juga perlu. Sebab, serangan OPT disitulah masanya. Lahan pertanian yang rentan memang ada di puncak musim hujan, juga kerusakan jika ada bencana,” kata Arif, Jumat (7/1/2022).

Meskipun saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan di Kabupaten Probolinggo, menurut Arif, sejauh ini pihaknya masih belum menerima laporan serangan OPT dari para petani. Oleh karena itu, kata dia, sebelum ada serangan lebih baik diantisipasi dulu.

Jika saat musim hujan tiba, sambung Arif, untuk serangan OPT biasanya ada pada jenis tikus dan wereng coklat. Untuk mengantisipasi hal itu, kata dia, pihaknya telah menyiapkan sejumlah obat-obatan yang dapat mengatasi hal tersebut demi keamanan tanaman.

“Jika nanti ada serangan OPT, kami sudah siap untuk obat-obatan penangkal, seperti pestisida dan obat-obatan lain. Jadi antisipasinya untuk menyiapkan dulu obat-obatan ini dan sudah juga ada di gudang dan siap dikeluarkan jika memang ada serangan,” tutur Arif. (*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Trending di Ekonomi