Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Ekonomi · 7 Jan 2022 16:30 WIB

Petani Diminta Waspada Serangan OPT di Puncak Penghujan


					Petani Diminta Waspada Serangan OPT di Puncak Penghujan Perbesar

DRINGU,- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo menyebut jika puncak musim hujan terjadi Februari 2022. Oleh karena itu, para petani diminta waspada, pasalnya pada puncak musim hujan nanti lahan pertanian rentan rusak.

Kepala Bidang Pelaksana Penyuluhan dan Bina Usaha Tani DKPP Kabupaten Probolinggo, Arif Kurniadi mengatakan, permintaan kewaspadaan bagi para petani setelah pihaknya mendapatkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk puncak hujan.

Sebab, menurut Arif, jika sudah memasuki musim penghujan, petani biasanya kewalahan jika ada serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang jika serangan tersebut tidak lebih dulu diantisipasi bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman petani.

“Sebenarnya yang perlu diwaspadai itu tidak hanya saat puncak musim hujan, saat hujan mulai turun juga perlu. Sebab, serangan OPT disitulah masanya. Lahan pertanian yang rentan memang ada di puncak musim hujan, juga kerusakan jika ada bencana,” kata Arif, Jumat (7/1/2022).

Meskipun saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan di Kabupaten Probolinggo, menurut Arif, sejauh ini pihaknya masih belum menerima laporan serangan OPT dari para petani. Oleh karena itu, kata dia, sebelum ada serangan lebih baik diantisipasi dulu.

Jika saat musim hujan tiba, sambung Arif, untuk serangan OPT biasanya ada pada jenis tikus dan wereng coklat. Untuk mengantisipasi hal itu, kata dia, pihaknya telah menyiapkan sejumlah obat-obatan yang dapat mengatasi hal tersebut demi keamanan tanaman.

“Jika nanti ada serangan OPT, kami sudah siap untuk obat-obatan penangkal, seperti pestisida dan obat-obatan lain. Jadi antisipasinya untuk menyiapkan dulu obat-obatan ini dan sudah juga ada di gudang dan siap dikeluarkan jika memang ada serangan,” tutur Arif. (*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi