Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Ekonomi · 4 Nov 2021 16:43 WIB

Harga Bawang Merah Anjlok, Pembeli Juga Sepi


					Harga Bawang Merah Anjlok, Pembeli Juga Sepi Perbesar

Probolinggo – Memasuki akhir tahun 2021, harga bawang merah di Pasar Bawang, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo anjlok. Anjloknya bawang merah diduga karena di tingkat petani sedang panen raya, sisi lain diperparah sepinya pembeli.

Dari pantauan PANTURA7.com, harga bawang merah ukuran besar di kisaran Rp13.0000-16.000 ribu per kilogram (Kg). Padahal sebelumnya harga bawang merah masih raltif tinggi Rp20.000.

Bawang merah ukuran sedang yang sebelumnya Rp15.000 turun menjadi Rp9.000-12.000 per Kg.
Sedangkan harga bawang merah ukuran kecil yang sebelumnya Rp8.000-10.000 turun menjadi Rp4.000-6.000 per Kg.

Anjloknya harga bawang merah ini juga dibarengi dengan stok di PasarDringu yang mencapai 75 ton per hari. Padahal sebelumnya stok bawang merah di tepi jalan nasional Probolinggo-Situbondo itu mencapai 150 ton, bahkan lebih per hari.

“Anjloknya harga bawang merah di Pasar Bawang ini karena hampir semua wilayah penghasil bawang merah seperti Nganjuk, Brebes, Bima, Kintamani, serta Probolinggo panen raya. Sehingga stok melimpah dan harganya anjlok,” ujar Kepala Pasar Bawang, Dringu, Sutaman Efendi.

Kondisi anjloknya harga bawang merah ini juga diperparah sepinya pembeli baik dari lokal Probolinggo maupun luar daerah.

“Kami memprediksi, murahnya harga bawang merah ini akan terjadi hingga Desember mendatang. Memasuki Januari 2022, harga bawang mulai berangsur naik,” imbuh Sutaman.

Haerudin, pedagang yang juga petani bawang merah asal Desa Tamansari mengatakan, karena harga bawang anjlok, ia merugi. Soalnya, tidak ada pembeli dan terpaksa bawang merah yang sebelumnya dibawa ke pasar, kembali dibawa pulang untuk disimpan.

“Harga anjlok karena bawang merah panen raya di hampir seluruh wilayah sehingga harga murah, karena saya juga petani, modal untuk menanam bawang belum kembali,” ujarnya.

Para bedagang berharap, agar harga bawang merah ini cepat kembali naik. Paling tidak mereka bisa mengangongi sedikit keuntungan. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi