Menu

Mode Gelap
Sepasang Sepatu dari Bupati, Sentuhan Kasih di Sekolah Lereng Semeru Bupati Lumajang Soroti Warga Kaya yang Terima Bansos, Segera Koreksi! Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca Bocah di Paiton Curhat di Tik-tok, Ngaku jadi Korban Pencabulan Polres Pasuruan Ungkap Jaringan Narkoba, Bandar hingga Kurir Dibekuk

Ekonomi · 4 Nov 2021 16:43 WIB

Harga Bawang Merah Anjlok, Pembeli Juga Sepi


					Harga Bawang Merah Anjlok, Pembeli Juga Sepi Perbesar

Probolinggo – Memasuki akhir tahun 2021, harga bawang merah di Pasar Bawang, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo anjlok. Anjloknya bawang merah diduga karena di tingkat petani sedang panen raya, sisi lain diperparah sepinya pembeli.

Dari pantauan PANTURA7.com, harga bawang merah ukuran besar di kisaran Rp13.0000-16.000 ribu per kilogram (Kg). Padahal sebelumnya harga bawang merah masih raltif tinggi Rp20.000.

Bawang merah ukuran sedang yang sebelumnya Rp15.000 turun menjadi Rp9.000-12.000 per Kg.
Sedangkan harga bawang merah ukuran kecil yang sebelumnya Rp8.000-10.000 turun menjadi Rp4.000-6.000 per Kg.

Anjloknya harga bawang merah ini juga dibarengi dengan stok di PasarDringu yang mencapai 75 ton per hari. Padahal sebelumnya stok bawang merah di tepi jalan nasional Probolinggo-Situbondo itu mencapai 150 ton, bahkan lebih per hari.

“Anjloknya harga bawang merah di Pasar Bawang ini karena hampir semua wilayah penghasil bawang merah seperti Nganjuk, Brebes, Bima, Kintamani, serta Probolinggo panen raya. Sehingga stok melimpah dan harganya anjlok,” ujar Kepala Pasar Bawang, Dringu, Sutaman Efendi.

Kondisi anjloknya harga bawang merah ini juga diperparah sepinya pembeli baik dari lokal Probolinggo maupun luar daerah.

“Kami memprediksi, murahnya harga bawang merah ini akan terjadi hingga Desember mendatang. Memasuki Januari 2022, harga bawang mulai berangsur naik,” imbuh Sutaman.

Haerudin, pedagang yang juga petani bawang merah asal Desa Tamansari mengatakan, karena harga bawang anjlok, ia merugi. Soalnya, tidak ada pembeli dan terpaksa bawang merah yang sebelumnya dibawa ke pasar, kembali dibawa pulang untuk disimpan.

“Harga anjlok karena bawang merah panen raya di hampir seluruh wilayah sehingga harga murah, karena saya juga petani, modal untuk menanam bawang belum kembali,” ujarnya.

Para bedagang berharap, agar harga bawang merah ini cepat kembali naik. Paling tidak mereka bisa mengangongi sedikit keuntungan. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 23 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kekeringan, Petani Tunjungrejo Lumajang Terancam Gagal Panen

5 Agustus 2025 - 10:59 WIB

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Trending di Ekonomi