Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Ekonomi · 7 Jun 2021 18:37 WIB

Pasokan dari Luar Melimpah, Harga Cabai Keriting Anjlok


					Pasokan dari Luar Melimpah, Harga Cabai Keriting Anjlok Perbesar

PAITON,- Dalam sepekan terakhir, petani cabai keriting di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo mulai mengeluh. Pasalnya, harga cabai keriting turun drastis.

Kini harga cabai keriting anjlok hingga Rp6.000 per kilogram (kg).

Muhammad Ridho, petani di Randutatah mengatakan, sebelumnya harga cabai keriting masih bekisar antara Rp 23-25 ribu per kg. Namun, sejak pekan lalu, harganya terus turun hingga mencapai Rp6.000 per kg.

“Sudah semingguan yang lalu turun terus, dari Rp 20 ribu, Rp 15 ribu, Rp 10 ribu, sampai sekarang harganya hanya Rp 6 ribu. Bahkan kemungkinan seminggu lagi bisa makin turun lagi, haduuuh,” keluh Ridho saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Senin (7/6/2021).

Padahal, lanjut Ridho, dalam sekali panen biasanya ia mendapatkan uang hingga belasan juta rupiah. Namun, dengan harga saat ini, ia hanya mampu mendapatkan uang antara Rp 3-5 juta. Sebab dalam sekali panen, ia mampu menghasilkan 5-8 kuintal cabai keriting.

“Kirimnya jauh-jauh seperti Surabaya, Nganjuk, dan Sidoarjo. Jadi hasil penjualannya bisa habis ke biaya jika harganya turun seperti sekarang, mulai dari perawatan mobil, dan pengirimnya,” ungkap dia.

Dari penjualannya ke beberapa pasar, Ridho mendapatkan informasi jika anjloknya harga cabai keriting tidak terlepas dengan adanya pasokan cabai lain dari daerah-daerah luar Jawa Timur. Akibatnya, persediaan cabai kriting di pasaran menjadi menumpuk.

“Akibat cabai Mataram dan Brebes hancur harga, masuk ke pasar-pasar Jawa Timur. Tiarap pedagang jawa timuran saat ini. Untuk sementara ya penyebabnya karena adanya pasokan dari luar daerah itu sudah, kalau yang lainnya tidak tahu,” ujar Ridho.(*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Trending di Ekonomi