Menu

Mode Gelap
Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas

Nasional · 17 Mar 2021 15:57 WIB

Konflik Agraria Probolinggo Menguap di Kongres PMII XX


					Konflik Agraria Probolinggo Menguap di Kongres PMII XX Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Probolinggo membawa misi khusus dalam kongres Pengurus Besar (PB) PMII ke XX, yang digelar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, 17-20 Maret 2021.

Ketua Umum PC PMII Probolinggo, Solehuddin menyebut, kongres XX ini merupakan momentum tepat untuk memperjuangkan berbagai ketimpangan yang terjadi di daerah. Sebab dalam kesempatan itu, bisa dihasilkan rekomendasi untuk mengawal kaum lemah.

Kali ini, dijelaskan Solehudin, PC PMII Probolinggo bakal membawa konflik agraria yang terjadi di Desa Sumberlele, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, ke dalam forum kongres.

“Konflik penyerobotan tanah menjadi bahasan yang akan kami munculkan dalam forum dua tahunan ini, khususnya yang terjadi di Desa Sumberlele,” kata Solehudin, Rabu (17/3/21).

Dikatakan Solehudin, dugaan penyerobotan tanah yang menimpa warga Desa Sumberlele merupakan persoalan serius yang harus segera diselesaikan.

“Kaum bawah selalu menjadi korban, dan PMII ada untuk mengawal terciptanya keadilan (bagi masyarakat bawah),” tegas Solehudin.

Sementara itu, Kepala Bidang Advokasi dan Hukum PC PMII Probolinggo, Zia Ulhaq mengungkapkan, ruang hidup di wilayah Probolinggo memang rentan dialihfungsikan.

“Warga Sumberlele telah menempati lahan yang dikuasai negara (Dinas PUPR, red), namun justru diklaim oleh salah satu pemodal untuk melakukan ekspansi usaha yang menyingkirkan masyarakat,” kecamnya.

Zia menambahkan, warga Desa Sumberlele merupakan kelompok masyarakat rentan. Padahal mereka merupakan pekerja informal yang seharusnya diperhatikan nasibnya secara serius oleh pemerintah.

“Kami berharap dalam kongres kali ini mampu menemukan formula untuk merespon dan menyikapi secara serius konflik agraria itu, demi kebaikan rakyat semata,” tutur dia. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 37 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tak Hanya Belanja, Gubernur Khofifah Bagikan Sembako untuk Pedagang Pasar

17 September 2025 - 16:52 WIB

Pemprov Jatim Gelar Pasar Murah di Jember, Harga Jual Sembako Dibawah HET

13 September 2025 - 20:44 WIB

Bupati Probolinggo Ucapkan Selamat ke Menkeu, Berharap Sinergi Pusat dan Daerah untuk Infrastruktur Kian Kuat

9 September 2025 - 13:07 WIB

Tersandung Kasus Pengadaan Laptop, Eks Mendikbudristek Nadiem Makarim jadi Tersangka

5 September 2025 - 16:51 WIB

Kongres Persatuan PWI 2025 Tuntas, Menteri Komdigi Dorong Pertumbuhan Jurnalisme Berkualitas

4 September 2025 - 07:18 WIB

Penuhi Tuntutan Pendemo, DPR Segera Bahas RUU Perampasan Aset

4 September 2025 - 06:32 WIB

Waspada! Angin Kencang Landa Wilayah Jawa Timur 2-4 September 2025

3 September 2025 - 17:33 WIB

Sebar Provokasi di Grup WhatsApp, Warga Kota Pasuruan Diamankan Polisi

3 September 2025 - 15:06 WIB

Probolinggo Kondusif, PWI Ajak Masyakat Tidak Terpengaruh Konten Provokatif

2 September 2025 - 12:29 WIB

Trending di Nasional