Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Nasional · 17 Mar 2021 15:57 WIB

Konflik Agraria Probolinggo Menguap di Kongres PMII XX


					Konflik Agraria Probolinggo Menguap di Kongres PMII XX Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Probolinggo membawa misi khusus dalam kongres Pengurus Besar (PB) PMII ke XX, yang digelar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, 17-20 Maret 2021.

Ketua Umum PC PMII Probolinggo, Solehuddin menyebut, kongres XX ini merupakan momentum tepat untuk memperjuangkan berbagai ketimpangan yang terjadi di daerah. Sebab dalam kesempatan itu, bisa dihasilkan rekomendasi untuk mengawal kaum lemah.

Kali ini, dijelaskan Solehudin, PC PMII Probolinggo bakal membawa konflik agraria yang terjadi di Desa Sumberlele, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, ke dalam forum kongres.

“Konflik penyerobotan tanah menjadi bahasan yang akan kami munculkan dalam forum dua tahunan ini, khususnya yang terjadi di Desa Sumberlele,” kata Solehudin, Rabu (17/3/21).

Dikatakan Solehudin, dugaan penyerobotan tanah yang menimpa warga Desa Sumberlele merupakan persoalan serius yang harus segera diselesaikan.

“Kaum bawah selalu menjadi korban, dan PMII ada untuk mengawal terciptanya keadilan (bagi masyarakat bawah),” tegas Solehudin.

Sementara itu, Kepala Bidang Advokasi dan Hukum PC PMII Probolinggo, Zia Ulhaq mengungkapkan, ruang hidup di wilayah Probolinggo memang rentan dialihfungsikan.

“Warga Sumberlele telah menempati lahan yang dikuasai negara (Dinas PUPR, red), namun justru diklaim oleh salah satu pemodal untuk melakukan ekspansi usaha yang menyingkirkan masyarakat,” kecamnya.

Zia menambahkan, warga Desa Sumberlele merupakan kelompok masyarakat rentan. Padahal mereka merupakan pekerja informal yang seharusnya diperhatikan nasibnya secara serius oleh pemerintah.

“Kami berharap dalam kongres kali ini mampu menemukan formula untuk merespon dan menyikapi secara serius konflik agraria itu, demi kebaikan rakyat semata,” tutur dia. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Batik dan Bordir Lumajang Unjuk Pesona di Ajang Batik Bordir Aksesoris Fair 2025

1 Mei 2025 - 16:06 WIB

Tiga Terdakwa Ganja Divonis 20 Tahun Penjara

30 April 2025 - 09:46 WIB

Bromo Marathon Kembali Digelar pada September 2025, Ratusan Peserta Sudah Mendaftar

26 April 2025 - 16:21 WIB

AMSI Jatim Gelar Rakerwil, Bahas Inovasi Bisnis Media dan Keamanan Serangan Siber

24 April 2025 - 12:08 WIB

Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Gus Hilman Dicurhati soal Infrastruktur hingga Pelajar Putus Sekolah

21 April 2025 - 19:17 WIB

Kebijakan soal Pajak ‘Dikuliti’, Gubernur Khofifah Beberkan Prinsip Keadilan Fiskal

19 April 2025 - 16:29 WIB

Lahan untuk Program 3 Juta Rumah di Lumajang Belum Terpetakan

14 April 2025 - 14:03 WIB

Berpacu dengan Waktu, Pemkot Probolinggo Targetkan Gelar Sekolah Rakyat Tahun ini

8 April 2025 - 18:47 WIB

Takjubnya Ahmad Dhani saat Kunjungi Jembatan Kaca Bromo, Sebut ‘Prototipe’ Surga

7 April 2025 - 22:21 WIB

Trending di Nasional