Menu

Mode Gelap
Tak Diunggulkan, Cabor Kurash Kabupaten Probolinggo Justru Sumbang Medali Emas dan Perunggu Alun-alun Bakal Dipercantik, Pemkot Probolinggo Segera Relokasi PKL Jolen Simbol Kerukunan dan Warisan Budaya Desa Senduro Pemuda Desa Patemon Probolinggo Dikabarkan Meninggal Usai Tenggak Miras Oplosan, Benarkah? Polres Pasuruan Kota Gagalkan Pengiriman TKI Ilegal, Enam Orang Diamankan Para Difabel di Kota Probolinggo Digerojok Bantuan Puluhan Juta, Dini Rahmania Beri Pesan Begini

Kesehatan · 26 Jan 2021 09:40 WIB

Alami Lumpuh Otak, Balita di Kademangan ini Butuh Uluran Tangan


					Alami Lumpuh Otak, Balita di Kademangan ini Butuh Uluran Tangan Perbesar

KADEMANGAN-PANTURA7.com, Jika anak seusianya saat ini tengah bermain ceria dan manja, tidak demikian halnya dengan Muhammad Bakri. Balita berusia 2 tahun 8 bulan ini, justru harus berjuang melawan penyakit.

Setiap hari, putra pasangan suami istri (pasutri) Samsul Arifin (36) dan Sohiriyah (25), warga jalan Mawar, Gang Sukur, RT/04 RW/01, Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo ini hanya tergelak di ranjang. Sesekali ia merintih menahan tangis.

Sohiriyah menyebut, Bakri sejatinya lahir secara normal. Namun saat menginjak usia 6 bulan, ia mulai mengalami beberapa gejala yang penyakitnya tidak diketahui kedua orang tuanya.

“Saya lalu memeriksa anak saya ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan dokter, katanya anak saya mengalami Cerebral Palsy atau lumpuh otak dan juga epilepsi,” kata Sohiriyah kepada PANTURA7.com, Selasa (26/01/2021).

Sohiriyah menambahkan, sebelum didiagnosa menderita lumpuh otak dan epilepsi, saat umur 10 hari putra keduanya itu mengalami demam tinggi dan tubuh kejang-kejang. Kondisi itu membuatnya membawa sang buah hati ke rumah sakit.

“Saat umur 10 hari, anak saya menderita sakit panas dan kejang. Setelah sembuh ternyata divonis menderita lumpuh otak dan epilepsi. Meski telah mendapat perawatan, namun tidak ada perkembamgan,” keluh ibu rumah tangga ini.

Kondisi Bakri membuat Sohiriyah terpaksa harus berhenti bekerja di sebuah pabrik tekstil, guna merawat anaknya. Alhasil, pendapatan keluarga hanya bergantung kepada Samsul Arifin, yang bekerja di bengkel.

“Gimana mau bekerja, anak saya setiap hari mesti menangis. Tidur sebentar lalu menangis lagi, begitu terus setiap hari,” curhat ibu muda ini.

Nestapa Bakri, membuat sejumlah tetangga prihatin. Kadang warga sekitar membantu menenangkan balita yang kondisinya kurus dan ringkih itu, saat ia menangis dipangkuan ibunya.

“Ya kalau anak itu menangis, kita hampiri. Kasihan orang tuanya sudah hampir tiga tahunan ini seperti ini terus. Mau dibawa ke rumah sakit atau operasi, orang tuanya tidak punya uang,” tandas tetangga Sohiriyah, Rahmad. (ST1)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 22 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Covid-19 Kembali Mengintai, Dinkes Jember Minta Warga Tidak Panik

12 Juni 2025 - 18:01 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Klinik NU Jember Akhirnya Resmi Dibuka

5 Juni 2025 - 18:15 WIB

Bunda Indah: Masker Tetap Wajib, Antisipasi Covid-19 dan Polusi Udara di Lumajang

5 Juni 2025 - 15:40 WIB

Isu Merebak di Jember, BPJS Kesehatan Tolak Biayai Pasien DBD

29 Mei 2025 - 20:47 WIB

Pemkab Jember Waspadai Lonjakan Covid-19 di Asia, Skrining Ditingkatkan

23 Mei 2025 - 20:18 WIB

Empat Bulan, 163 Warga Kota Probolinggo Terjangkit TBC

20 Mei 2025 - 16:58 WIB

Cegah PMK, Ternak yang Bakal Masuk Probolinggo Divaksin Massal

17 Mei 2025 - 08:18 WIB

Kisah Haru Siti Aminah, Balita 3 Tahun di Lumajang, Berjuang Melawan Penyakit Berat

7 Mei 2025 - 20:13 WIB

Trending di Kesehatan