Menu

Mode Gelap
Pemprov Jatim Gelar Pasar Murah di Jember, Harga Jual Sembako Dibawah HET Terganjal Aturan, Pasien ‘Celebral Palsy’ di Kota Probolinggo Tidak Lagi Menerima Layanan Fisioterapi Pemkab Jember Terima 158 Program RTLH, Gubernur Khofifah Tinjau Pengerjaan Pemkot Probolinggo Segera Galakkan Siskamling Guna Cegah Gangguan Keamanan Aktivitas Paralayang di Kawasan Bromo Viral, TNBTS Tegaskan Dilarang, Hormati Kesucian Adat Tengger Jelang Konfercab NU Kraksaan, JIN: Regenerasi Pengurus jadi Kunci, Kembalikan Marwah NU

Kesehatan · 26 Jan 2021 09:40 WIB

Alami Lumpuh Otak, Balita di Kademangan ini Butuh Uluran Tangan


					Alami Lumpuh Otak, Balita di Kademangan ini Butuh Uluran Tangan Perbesar

KADEMANGAN-PANTURA7.com, Jika anak seusianya saat ini tengah bermain ceria dan manja, tidak demikian halnya dengan Muhammad Bakri. Balita berusia 2 tahun 8 bulan ini, justru harus berjuang melawan penyakit.

Setiap hari, putra pasangan suami istri (pasutri) Samsul Arifin (36) dan Sohiriyah (25), warga jalan Mawar, Gang Sukur, RT/04 RW/01, Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo ini hanya tergelak di ranjang. Sesekali ia merintih menahan tangis.

Sohiriyah menyebut, Bakri sejatinya lahir secara normal. Namun saat menginjak usia 6 bulan, ia mulai mengalami beberapa gejala yang penyakitnya tidak diketahui kedua orang tuanya.

“Saya lalu memeriksa anak saya ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan dokter, katanya anak saya mengalami Cerebral Palsy atau lumpuh otak dan juga epilepsi,” kata Sohiriyah kepada PANTURA7.com, Selasa (26/01/2021).

Sohiriyah menambahkan, sebelum didiagnosa menderita lumpuh otak dan epilepsi, saat umur 10 hari putra keduanya itu mengalami demam tinggi dan tubuh kejang-kejang. Kondisi itu membuatnya membawa sang buah hati ke rumah sakit.

“Saat umur 10 hari, anak saya menderita sakit panas dan kejang. Setelah sembuh ternyata divonis menderita lumpuh otak dan epilepsi. Meski telah mendapat perawatan, namun tidak ada perkembamgan,” keluh ibu rumah tangga ini.

Kondisi Bakri membuat Sohiriyah terpaksa harus berhenti bekerja di sebuah pabrik tekstil, guna merawat anaknya. Alhasil, pendapatan keluarga hanya bergantung kepada Samsul Arifin, yang bekerja di bengkel.

“Gimana mau bekerja, anak saya setiap hari mesti menangis. Tidur sebentar lalu menangis lagi, begitu terus setiap hari,” curhat ibu muda ini.

Nestapa Bakri, membuat sejumlah tetangga prihatin. Kadang warga sekitar membantu menenangkan balita yang kondisinya kurus dan ringkih itu, saat ia menangis dipangkuan ibunya.

“Ya kalau anak itu menangis, kita hampiri. Kasihan orang tuanya sudah hampir tiga tahunan ini seperti ini terus. Mau dibawa ke rumah sakit atau operasi, orang tuanya tidak punya uang,” tandas tetangga Sohiriyah, Rahmad. (ST1)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kasus Campak Melonjak di Jember, Pencegahan Terhambat Imunisasi

29 Agustus 2025 - 14:18 WIB

Sebanyak 1.320 Kasus TBC di Lumajang, Anak dan Usia Produktif Paling Rentan

12 Agustus 2025 - 14:42 WIB

RSUD Lumajang Ungkap Fakta Meningkatnya Kasus Gangguan THT

8 Agustus 2025 - 17:23 WIB

Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas

5 Agustus 2025 - 22:49 WIB

Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca

5 Agustus 2025 - 19:12 WIB

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Trending di Internasional