LAPAN Pasuruan; Lembaga Riset Keantarariksaan yang Bersolek jadi Wisata Edukasi

GEMPOL-PANTURA7.com, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Pasuruan, tak hanya menjadi lembaga riset keantarariksaan. Kantor LAPAN yang berada di Jl. Gempol – Mokokerto, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan itu, juga bisa dikunjungi oleh masyarakat untuk melihat proses pengamatan hingga edukasi astronomi.

Koordinator Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pasuruan, Dian Yudha Risdianto mengatakan, LAPAN memiliki dasar hukum jika menjadi wahana belajar keantarariksaan bagi masyarakat.

Aturan itu tertuang dalam UU Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan. LAPAN, terdiri dari beberapa satuan kerja, salah satunya yang ada di Pasuruan yaitu Balai Pengamatan Antariksa dan Astronomi (BPAA) Pasuruan atau LAPAN Pasuruan. 

“Salah satu produk litbangyasa LAPAN adalah Satellite-based Disaster Early Warning System (SADEWA). SADEWA, merupakan suatu sistem informasi yang menyediakan informasi terkait data observasi dan prediksi menggunakan dinamika atmosfer, seperti prediksi hujan maksimal 3 hari kedepan,” kata Dian Yudha, Sabtu (16/01/2020).

Salah satu tugas dari LAPAN Pasuruan, imbuh Dian, juga melaksanakan pelayanan publik, sehingga masyarakat luas dapat berkunjung langsung ke LAPAN Pasuruan pada event-event tertentu. Seperti pada saat pengamatan Gerhana Matahari Cincin, 26 Desember 2019 lalu. 

“Kemarin LAPAN Pasuruan menyiapkan beberapa teleskop dan set kacamata sepanjang 15 meter untuk melihat Gerhana Matahari Cincin. Tentunya di masa pandemi ini wajib menerapkan protokol kesehatan jika ingin berkunjung kesini. Seluruh kegiatan pelayanan di LAPAN Pasuruan gratis, tidak dipungut biaya apapun,” ujarnya.

WISATA EDUKASI : Seorang pengunjung hendak masuk ke kantor LAPAN Pasuruan untuk melihat proses pengamatan keantarariksaan. (foto : Moh. Rois).

LAPAN Pasuruan, jelasnya, memiliki teleskop yang bisa digunakan untuk mengamati benda-benda antariksa. Selain itu, juga dilengkapi eralatan terkait atmosfer yang bisa dijadikan bahan edukasi kepada pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum. 

“LAPAN Pasuruan juga melaksanakan pembimbingan PKL atau Praktek Kerja Lapangan di bidang terkait,” Dian Yudha menegaskan.

Baca Juga  Musim Kemarau, Fenomena Embun Beku Muncul di Gunung Bromo

Kemudian soal spesifik astronomi, LAPAN Pasuruan menurut Dian, memiliki 3 teleskop portabel dan 3 teleskop handmade yang bisa digunakan untuk mengamati benda-benda antariksa. Jika pengamatan dilakukan malam hari, akan ada banyak benda langit yang bisa diamati. 

Selain itu, dikatakannya Dian, LAPAN Pasuruan memiliki teleskop sunspot dan teleskop H-Alpha yang dikhususkan untuk mengamati aktivitas matahari. LAPAN Pasuruan juga merupakan Pembina dari FOKALIS atau Forum Komunikasi Astronom Amatir Lintas Jawa Timur sejak Tahun 2018.

“FOKALIS merupakan wadah bagi para pegiat astronomi dan komunitas astronomi di Jawa Timur. Kami sering kolaborasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan gathering di LAPAN Pasuruan,” bebernya.

Soal potensi LAPAN menjadi wisata edukasi, Dian menyebut hal itu sangat memungkinkan. Para pengguna layanan dapat belajar terkait astronomi, seperti bentuk matahari, aktifitas bulan, dan benda-benda langit lainnya.

“Kami sudah siapkan teleskop portable dan teleskop handmade yang sangat fleksibel, bisa digunakan untuk pengamatan dimana saja dan mudah untuk dirakit,” beber Dian.

Dalam kondisi pandemi, diakui Dian, jumlah pengunjung yang datang langsung ke LAPAN Pasuruan menurun. Pihaknya juga membatasi kontak secara langsung. Namun agar arus informasi soal keantarariksaan tetap mengalir, pihaknya melakukan sejumlah trik.

“LAPAN Pasuruan gencar memberikan edukasi secara online melalui Webinar atau FGD. Kemarin kami juga melaksanakan Webinar Tips dan Trik untuk melihat Hujan Meteor Geminids Desember lalu dengan Pasuruan Youth Forum. Pandemi tidak menghalangi kita untuk melakukan inovasi,” ia menjelaskan.

Ia berharap, agar masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa semakin memahami bidang keantariksaan dengan edukasi telah diakukan LAPAN Pasuruan.

Dia khususnya masyarakat Pasuruan dan sekitarnya untuk semakin antusias karena saat ini yg mendapatkan layanan sudah dari luar Jawa. 

Baca Juga  Incar Pengedar Narkoba, Polisi Razia Warkop di Gempol

“Kedepan, kami akan lebih mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga lebih maksimal menyebarluaskan hasil riset kami sebagai bahan edukasi keantariksaan yang mudah untuk dipahami oleh masyarakat,” janjinya.

Sekedar informasi, LAPAN Pasuruan memilki wilayah kerja meliputi Jawa Timur, DIY, Bali, dan Nusa Tenggara. Awalnya, pada September 1983 diresmikan Stasiun Peluncuran Balon Stratosfer (Stasbal) yang kemudian menjadi cikal bakal LAPAN Pasuruan.

Saat ini, LAPAN Pasuruan memiliki 15 alat untuk akuisisi data yang terbagi menjadi 2 kelompok penelitian, yaitu Kelompok Penelitian Antariksa dan Kelompok Penelitian Atmosfer. Jam kerja LAPAN Pasuruan, mulai pukul 08.30 WIB sampai 15.30 WIB. (*)


Editor: Efendi Muhammad
Publisher: A. Zainullah FT


Baca Juga

Jembatan Kaca Bromo Diserahkan ke Pemkab Probolinggo dan TNBTS, Tinggal Diresmikan

Probolinggo,- Jembatan kaca yang berada di Seruni Point, Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten …