Menu

Mode Gelap
Imbas Curanmor, 9 Kampus Sepakat Tarik Mahasiswa KKN Kolaboratif 2025 dari Lumajang Momentum Kemerdekaan, Okupansi Hotel di Bromo Naik hingga 70 Persen Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf, BWI Probolinggo Masifkan Sosialisasi Pencurian Motor Beruntun Terjadi di Kota Probolinggo, Aksi Pelaku Terekam CCTV Pelaku Penganiayaan Sopir Bus di Pasuruan Ditangkap Tak Diberi Uang, Sopir Bus Dianiaya Preman di Pasuruan

Ekonomi · 2 Des 2020 09:58 WIB

Nelayan Tak Melaut, Harga Ikan Bikin ‘Semaput’


					Nelayan Tak Melaut, Harga Ikan Bikin ‘Semaput’ Perbesar

PAITON-PANTURA7.com, Cuaca laut yang tak bersahabat belakangan ini, membuat para nelayan di Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paiton, Kabupaten Probolinggo,  memilih tak melaut. Mayoritas nelayan, mengisi waktu luangnya dengan memperbaiki kapal dan alat tangkapnya.

Sudarman (46) nelayan asal Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton mengatakan, sudah cukup lama ia tak melaut mencari ikan. Cuaca yang ekstrem memaksanya libur sementara, sampai cuaca laut kembali bersahabat dengan nelayan.

“Jadi saat ini para nelayan menyibukkan diri untuk perbaikan kapal dan alat tangkapnya takut ada bagian yang rusak. Sekaligus bersih-bersih kapal, untuk persiapan melaut lagi ketika cuaca sudah mendukung,” Kata Sudarman, Selasa (1/12/2020).

Hal serupa juga disampaikan Mohamad Abbas (43) nelayan asal Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan. Menurut Abbas, selain cuaca tak bersahabat, nelayan sekitar memilih tak melaut juga lantaran desanya didatangi banjir rob.

“Selain banjir rob, kami juga tidak mau ambil resiko besar jika cuaca seperti sekarang. Kalau bersikukuh melaut dampaknya kerusakan kapal sangat besar. Kalau sudah rusak, biaya perbaikan tak tanggung-tanggung mahalnya,” ujar Abbas.

Jika sudah terjadi kerusakan pada kapal, lanjut Abbas, paling sedikit pemilik kapal harus mengeluarkan biaya minimal Rp 10 juta, jika kerusakan kapal tidak terlalu parah. Jika kerusakan kapal tergolong parah, kata dia, pemilik harus menyediakan uang minimal Rp 20-30 juta.

“Itu cuma perbaikan kapal, mesin, cat dan yang lainnya. Beda lagi untuk perbaikan alat-alat tangkap, seperti jaring, bedak ikan dan semacamnya. Kalau tetap melaut, dan tidak dapat tangkapan tidak hanya rugi tenaga, tapi biaya juga,” curhat dia.

Liburnya nelayan, berdampak pada harga jual ikan di pasar tradisional di wilayah Kabupaten Probolinggo. Harga komoditas ikan laut melonjak drastis, diantaranya ikan merahan dan tongkol, yang kenaikan harga jualnya hingga 40 persen.

“Ikan merahan dari harga Rp 15 ribu naik jadi Rp 20 ribu per kilogram, tongkol dari Rp 15 ribu sekarang sudah dijual Rp 20 sampai Rp 25 ribu per kilogram tergantung ukurannya. Rata-rata harga ikan naik,” kata Sumiati (50) pedagang ikan di TPI Paiton. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Momentum Kemerdekaan, Okupansi Hotel di Bromo Naik hingga 70 Persen

12 Agustus 2025 - 18:57 WIB

Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf, BWI Probolinggo Masifkan Sosialisasi

12 Agustus 2025 - 18:02 WIB

Penjual Bendera Musiman Marak, Namun Omset Kini Turun

8 Agustus 2025 - 18:10 WIB

Ancaman TSNA Bayangi Petani Tembakau Lumajang Jelang Panen

7 Agustus 2025 - 12:05 WIB

Susu Kambing Senduro, dari Peternakan ke Gelas, Bisnis Sehat ala Anak Muda Lumajang

6 Agustus 2025 - 16:09 WIB

Kekeringan, Petani Tunjungrejo Lumajang Terancam Gagal Panen

5 Agustus 2025 - 10:59 WIB

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Trending di Ekonomi