Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Gaya Hidup · 23 Nov 2020 11:02 WIB

Angka Perceraian Berkurang Mendekati Akhir Tahun


					Angka Perceraian Berkurang Mendekati Akhir Tahun Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Angka perceraian di Kabupaten Probolinggo mengalami penurunan mendekati akhir tahun, baik itu Cerai Talak (CT) atau Cerai Gugat (CG). Dalam sebulan terakhir, perkara cerai yang diputus Pengadilan Agama (PA) Kraksaan tak sampai 200 kasus.

Panitera Muda Hukum PA Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Safiudin mengatakan, pada September lalu, perkara CG yang diputus mencapai 140, namun di bulan Oktober angkanya turun menjadi 132 perkara.

“Dibanding bulan sebelumnya, di Oktober kasus perceraian mengalami penurunan. Bahkan yang CT ini turunnya sampai 26 perkara dari 89 perkara di September menjadi 63 perkara di Oktober,” kata Safiudin, Senin (23/11/2020).

Dikatakan Safiudin, penyebab perceraian masih tetap didominasi faktor pertengakaran yang sering terjadi di dalam mahligai rumah tangga. Namun selain itu, faktor ekonomi juga menjadi pemicu utama.

“Saat ini faktor pertengkaran berkurang menjadi 50 dari 60 persen, kalau faktor ekonomi meningkat 40 persen. Biasanya kan hanya 30 persen, mungkin karena pandemi yang berkepanjangan ini,” jelas dia.

Menurunnya angka perceraian disyukuri oleh Udin, sapaan akrabnya. Ia berharap angka tersebut dapat terus mengecil kedepannya agar tidak ada lagi anak yang menjadi korban perceraian kedua orang tuanya.

“Semoga perceraian karena faktor ekonomi juga berkurang karena saat ini sektor ekonomi ini terdampak panndemi. Saya harap pasangan suami istri (Pasutri) bisa saling memahami satu sama lain,” tutup pria asal Bondowoso ini. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji

2 Mei 2025 - 14:00 WIB

Momentum Lebaran, Perhiasan Emas Imitasi di Kota Probolinggo Diburu Warga

3 April 2025 - 18:17 WIB

Bisnis Menggiurkan! Budidaya Ikan Kerapu Keramba Menjamur di Pulau Gili Ketapang

15 Februari 2025 - 20:17 WIB

Bukan Pencitraan, Sebelum Nakhodai DPRD Lumajang, Hobinya Makan Bersama

30 Januari 2025 - 19:10 WIB

Kreatif! Warga Kanigaran Kota Probolinggo Sulap Anggur jadi Aneka Minuman Nikmat

14 Desember 2024 - 19:49 WIB

Xuping, Perhiasan Emas Imitasi yang Kini Digandrungi Warga Kota Probolinggo

26 Oktober 2024 - 12:37 WIB

Pangkas Rambut Tradisional di Kota Probolinggo Masih Bertahan Ditengah Gempuran Barbershop

8 Oktober 2024 - 18:25 WIB

Kreatif! Warga Ketapang Kota Probolinggo Sulap Galon Bekas jadi Hiasan Bunga Estetik

28 September 2024 - 15:55 WIB

Menabung Lima Tahun, Pasutri Ini Beli Motor dengan Uang Koin

21 Agustus 2024 - 19:58 WIB

Trending di Gaya Hidup