Menu

Mode Gelap
KAI Daop 9 Jember Tawarkan Sensasi Nikmati Keindahan Alam Diatas Kereta Didampingi Gus Haris, Gubernur Khofifah resmikan SMKN Sukapura di Probolinggo Pelaku Tabrak Lari Pelajar SMK di Pasuruan Ditangkap, Mengaku Takut Dimassa Haru Mardijah, Nenek Berusia 104 Tahun di Jember yang Bakal Naik Haji Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu

Wisata · 29 Jul 2020 13:43 WIB

Suhu di Bromo Minus 3 Derajat Celcius, Turun ‘Embun Upas’


					Suhu di Bromo Minus 3 Derajat Celcius, Turun ‘Embun Upas’ Perbesar

SUKAPURA-PANTURA7.com, Puncak musim kemarau membuat cuaca di pegunungan semakin ekstrem. Bahkan di Gunung Bromo di malam hari suhu udara super dingin dan semakin dingin hingga -3 derajat Celcius saat dini hari.

Suhu di bawah 0 derajat mengakibat embun di kawasan Laut Pasir (Kaldera) Bromo membeku terhampar di pasir. Embun yang oleh warga Tengger disebut “embun upas” itu terlihat mirip butiran-butiran kristal putih menyelimuti dedaunan.

Tahun 2019 lalu sebelum adanya pandemi Covid-19, keindahan embun upas ini banyak diburu oleh para wisatawan karena momen ini jarang ditemukan. Mirip hamparan salju di negara-negara Eropa. Sehingga banyak wisatawan yang ingin mengabadikan momen tersebut.

Sayangnya embun upas saat ini tidak bisa dinikmati oleh wisatawan pada puncak musim kemarau tahun 2020 ini. Lantaran pandemi Covid-19 belum juga reda sehingga Gunung Bromo masih ditutup untuk wisatawan.

Supoyo, sesepuh Tengger di Kabupaten Probolinggo mengatakan, memang embun upas sesuatu hal yang sudah biasa bagi warga Tengger ketika musim kemarau. Biasanya embun upas turun mulai Juli hingga September.

“Jadi kalau dini hari di lautan pasir itu seperti hamparan salju, dan menghilangnya ketika matahari sudah terbit sekira jam 8-9 pagi,” kata Supoyo saat dihubungi via telepon, Rabu (29/7/2020).

Bagi warga Tengger suhu hingga minus 3 derajat ini sudah menjadi suatu hal yang biasa dan tidak mengganggu mereka untuk beraktifitas. “Orang sini sudah dari bayi merasakan cuaca begini, jadi sudah biasa,” imbuh anggota DPRD Kabupaten Probolinggo itu.

“Tetapi untuk tahun ini embun upas hanya dinikmati warga Tengger saja karena Bromo masih ditutup untuk wisatawan,” kata Supoyo.

Disinggung kapan Bromo dibuka kembali untuk wisatawan, Supoyo meminta, agar semua pihak bersabar. “Untuk informasi dibukanya kapan, masih belum pasti karena menunggu SOP dari TNBTS dan keputusan dari empat daerah,” katanya.

Seperti diketahui, kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) bisa dijangkau melalui empat pintu gerbang yakni, Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang.

“Sehingga pembukaan kembali Bromo untuk wisatawan dikoordinasikan dengan empat kabupaten tersebut. Rekomendasi empat bupati kemudian diajukan ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendapatkan persetujuan,” kata Supoyo. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 54 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pura Senduro Berharap Dukungan Pemerintah Lumajang Tingkatkan Wisata Budaya

27 April 2025 - 10:23 WIB

Mengenal Sumber Mata Air Gayam, Destinasi Wisata Baru yang Dikunjungi Wali Kota Probolinggo

24 April 2025 - 21:00 WIB

Dispar Lumajang Enggan Sebut Besaran Tiket Bagi Wisman

9 April 2025 - 13:31 WIB

Ribuan Wisatawan Datangi Tumpak Sewu hingga Puncak B29 di Lumajang

8 April 2025 - 11:59 WIB

Takjubnya Ahmad Dhani saat Kunjungi Jembatan Kaca Bromo, Sebut ‘Prototipe’ Surga

7 April 2025 - 22:21 WIB

Lebaran Ketupat, Ribuan Warga Tumpah Ruah di Pantai Mbah Drajid Lumajang

7 April 2025 - 17:23 WIB

Wisata Kuliner Lebaran, Menyantap Bakso Kabut di Jember

5 April 2025 - 21:23 WIB

Gunung Bromo Disesaki Wisatawan, Polres Probolinggo Jamin Keamanan

5 April 2025 - 20:40 WIB

Meski Wisata Ranu Regulo Dibuka, Jalur Pendakian Gunung Semeru Tetap Ditutup

4 April 2025 - 21:19 WIB

Trending di Wisata