Menu

Mode Gelap
Ketidaksepemahaman BUMDes dan Pengelola Tumpak Sewu Ancaman Serius bagi Ekonomi Lokal Pendapatan Tumpak Sewu Selama Ini Dipertanyakan Diduga Jadi Korban Penganiayaan, Pemuda Asal Kudus Tewas di Pandaan Dua Pelaku Pembacokan di Kos Mayangan Kota Probolinggo Ditangkap, Begini Tampangnya Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris Asyik! Pemkab Probolinggo Fasilitasi Kuliah Gratis plus Uang Saku di Unitomo Surabaya

Pemerintahan · 20 Jun 2020 12:10 WIB

Pemkab Sebut Keluarga Penghuni ‘Gubuk Derita’ di Tongas Penerima PKH Plus


					Pemkab Sebut Keluarga Penghuni ‘Gubuk Derita’ di Tongas Penerima PKH Plus Perbesar

TONGAS-PANTURA7.com, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo memastikan tidak lepas tangan terkait nasib Siti Hotija (13) dan neneknya, Natik (85). Warga Desa Tongas Wetan, Kecamatan Tongas, itu disebut-sebut sudah menerima sejumlah bantuan sosial (bansos).

Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo, Ofie Agustin menjelaskan, mereka merupakan keluarga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) Plus sejak tahun 2008. Dari PKH, Natik menerima Rp600 ribu, sedangkan Hotija digelontor paket sembako senilai Rp200 ribu per bulan.

“Untuk cucunya (Hotija, red) yang berusia 13 tahun dan tidak bersekolah, sudah saya koordinasikan dengan PKSA (Program Kesejahteraan Sosial Anak, red) dan rencananya akan dilaporkan ke Kemensos,” kata Ofie, Sabtu (20/8/6/2020).

Selain menjadi penerima PKH, lanjut Ofie, keluarga tersebut juga menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) seiring pandemi Covid-19. Bantuan diserahkan sejak Maret 2020 hingga Desember 2020 dengan indeks bantuan sembako sebesar Rp150 ribu, lalu ada tambahan Rp50 ribu.

“Sembakonya berupa beras bulog 15 kilogram, telur 1 kilogram, ikan segar, daging ayam, daging sapi, tahu, tempe, sayur mayur dan buah-buahan. Kalau dinominalkan, seluruhnya Rp200 ribu yang diterima setiap bulan,” terang dia.

Disinggung soal tempat tinggal yang belum tersentuh program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Ofie berjanji akan segera berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Probolinggo. Targetnya, rumah tersebut diprioritaskan dalam program RTLH tahun 2021.

“Jadi untuk saat ini, keluarga tersebut sudah tercover bansos PKH plus, semoga saja tidak kekurangan. Karena kalau mereka masih tetap kekurangan, kami juga yang berdosa,” tutup pejabat yang dikenal ramah ini.

Sekedar informasi, Siti Hotija bersama Natik, bertahun-tahun tinggal di sebuah gubuk bambu berukuran sekitar 5 x 4 meter persegi. Hotija merupakan bocah yatim piatu sejak ia duduk di bangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Sejatinya, tempat yang ditinggali Hotija dan neneknya pernah roboh, beberapa waktu lalu. Berkat kepedulian masyarakat sekitar, rumah bambu tersebut berdiri kembali, dimana dana perbaikan berasal dari hasil swadaya warga. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ketidaksepemahaman BUMDes dan Pengelola Tumpak Sewu Ancaman Serius bagi Ekonomi Lokal

18 Juni 2025 - 16:38 WIB

Pendapatan Tumpak Sewu Selama Ini Dipertanyakan

18 Juni 2025 - 16:06 WIB

Asyik! Pemkab Probolinggo Fasilitasi Kuliah Gratis plus Uang Saku di Unitomo Surabaya

17 Juni 2025 - 22:43 WIB

Survei The Republic Institute, Tingkat Kepuasan Terhadap Bupati dan Wakil Bupati Jember Capai 82,8 Persen

17 Juni 2025 - 16:48 WIB

Jelang Terima SK PPPK, Guru di Lumajang Meninggal Dunia

17 Juni 2025 - 16:11 WIB

Absensi Siperlu Lumajang Dicurigai, Bupati: Deteksi Mata dan Ekspresi Wajah Harus Dioptimalkan

17 Juni 2025 - 15:08 WIB

Bertemu Wali Kota, FKUB Kota Probolinggo Ajukan Perluasan Lahan TPU bagi Non Muslim

17 Juni 2025 - 14:36 WIB

Selokambang Kritis: Potensi Besar, Pengelolaan Masih Minim

17 Juni 2025 - 14:14 WIB

Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun

16 Juni 2025 - 16:36 WIB

Trending di Sosial