Menu

Mode Gelap
Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir Pemilik Kafe Magnolia Siap Buka Ruang Komunikasi Soal Lahan Parkir Terungkap! Ini Alasan Pria di Pasuruan Nekat Curi Pakaian Dalam Wanita Kejari Lumajang Selidiki Dugaan Korupsi Alih Fungsi Sungai Asem Sambut HUT RI ke-80, Pemkot Probolinggo Bagikan 6 Ribu Bendera ke Warga

Berita Pantura · 29 Feb 2020 07:47 WIB

Sering Banjir, Harga Cabai Anjlok


					Sering Banjir, Harga Cabai Anjlok Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Musim panen raya membuat harga cabai merah besar dan harga cabai hijau, turun drastis. Hal ini rupanya banyak mendapat keluhan dari berbagai pihak, entah dari pihak pedagang yang berada di Pasar Semampir, maupun dari petani.

Pantauan PANTURA7.com, harga cabai merah besar atau cabai keriting, saat ini mencapai harga Rp. 17 ribu per kilogram di pasaran, dari harga sebelumnya Rp. 50 ribu per kilogram. Sedangkan untuk cabai hijau, harganya saat ini Rp. 15 per kilogram dari harga awal Rp. 40 per kilogram.

Turunnya harga karena stok mulai melimpah, setelah mendapat pasokan cabai dari luar daerah. Selain itu, kualitas cabai juga tidak begitu bagus karena banyak daerah penghasil cabai sering dilanda banjiir.

“Sudah sekitar satu bulanan harganya turun drastis. Stok banyak, kalau tidak dijual murah, bakal busuk dan makin rugi bagi para pedagang. Apalagi peminat cabai besar atau kecil tidak seperti cabai rawit,” kata Riski Nur Zakariya (28) salah satu pedagang, Sabtu (29/2/2020).

Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Ridho (25) pedagang cabai merah besar asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton. Menurutnya, selain stoknya yang mulai melimpah, turunnya harga cabai terjadi setelah pasokan dari berbagai daerah yang tengah panen raya.

“Sudah rata-rata panen raya. Tidak hanya di Probolinggo saja yang mendapat pasokan cabai dari luar daerah, di daerah lain juga sama, kamipun juga mengirim ke luar daerah, seperti Banyuwangi, agar cabai masih bisa diputar penjualannya” ujar Ridho saat dikonfirmasi.

Meskip sudah mengirim keluar daerah, sambung pria berbadan melar ini, terkadang ia sampai mendapatkan harga yang masih di bawa harga pasaran di Probolinggo, hal ini menurutnya, dikeranakan persaingan di luar atau di Kabupaten Probolinggo sendiri terbilang sengit.

“Petani-petani cabai lain yang berasal dari luar daerah pastinya mengalami panen raya, jadi persaingan harga ketat. Bahkan saat saya ngirim cabai ke Kabupaten Gresik, harganya masih lebih mahal di Probolinggo,” tuturnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Trending di Ekonomi