Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Berita Pantura · 29 Feb 2020 07:47 WIB

Sering Banjir, Harga Cabai Anjlok


					Sering Banjir, Harga Cabai Anjlok Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Musim panen raya membuat harga cabai merah besar dan harga cabai hijau, turun drastis. Hal ini rupanya banyak mendapat keluhan dari berbagai pihak, entah dari pihak pedagang yang berada di Pasar Semampir, maupun dari petani.

Pantauan PANTURA7.com, harga cabai merah besar atau cabai keriting, saat ini mencapai harga Rp. 17 ribu per kilogram di pasaran, dari harga sebelumnya Rp. 50 ribu per kilogram. Sedangkan untuk cabai hijau, harganya saat ini Rp. 15 per kilogram dari harga awal Rp. 40 per kilogram.

Turunnya harga karena stok mulai melimpah, setelah mendapat pasokan cabai dari luar daerah. Selain itu, kualitas cabai juga tidak begitu bagus karena banyak daerah penghasil cabai sering dilanda banjiir.

“Sudah sekitar satu bulanan harganya turun drastis. Stok banyak, kalau tidak dijual murah, bakal busuk dan makin rugi bagi para pedagang. Apalagi peminat cabai besar atau kecil tidak seperti cabai rawit,” kata Riski Nur Zakariya (28) salah satu pedagang, Sabtu (29/2/2020).

Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Ridho (25) pedagang cabai merah besar asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton. Menurutnya, selain stoknya yang mulai melimpah, turunnya harga cabai terjadi setelah pasokan dari berbagai daerah yang tengah panen raya.

“Sudah rata-rata panen raya. Tidak hanya di Probolinggo saja yang mendapat pasokan cabai dari luar daerah, di daerah lain juga sama, kamipun juga mengirim ke luar daerah, seperti Banyuwangi, agar cabai masih bisa diputar penjualannya” ujar Ridho saat dikonfirmasi.

Meskip sudah mengirim keluar daerah, sambung pria berbadan melar ini, terkadang ia sampai mendapatkan harga yang masih di bawa harga pasaran di Probolinggo, hal ini menurutnya, dikeranakan persaingan di luar atau di Kabupaten Probolinggo sendiri terbilang sengit.

“Petani-petani cabai lain yang berasal dari luar daerah pastinya mengalami panen raya, jadi persaingan harga ketat. Bahkan saat saya ngirim cabai ke Kabupaten Gresik, harganya masih lebih mahal di Probolinggo,” tuturnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi