Menu

Mode Gelap
Pemkab Jember Kekurangan SDM, Target Peningkatan Populasi Sapi Terancam Gagal Tanpa Identitas dan Pakaian, Pria Ini Ditemukan Tewas di Pantai Selatan Lumajang Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru Warga Pilang Kota Probolinggo Ditemukan Tewas Setelah Berhari-hari Mengurung Diri di Kamar Pacar Didekati Pria Lain, Pemuda Asal Winongan Ditangkap Bawa Pedang ke Warung Kopi Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

Ekonomi · 26 Nov 2019 08:27 WIB

Kemarau Panjang, Harga Kebutuhan Dapur Naik


					Kemarau Panjang, Harga Kebutuhan Dapur Naik Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Musim kemarau berkepanjangan yang terus melanda wilayah Kabupaten Probolinggo berdampak terhadap para petani sayur. Tak sedikit para petani yang mengalami gagal panen.

Gagalnya panen para petani ini berimbas pada harga jual kebutuhan dapur di pasaran tradisional Kabupaten Probolinggo. Diantaranya harga jual kebutuhan dapur yang melambung, seperi tomat dan bawang merah.

Menurut Riski Nur Zakariya, salah satu pedagang di Pasar Semampir, Kecamatan Kraksaan, harga jual kebutuhan dapur seperti bawang merah kali ini sudah mencapai Rp. 24 ribu per kilogramnya. Padahal sebelumnya harg jual semula Rp. 18 ribu per kilogram.

Sedangkan untuk harga jual tomat, menurut pria 27 tahun ini, sudah berada di kisaran harga Rp. 10 ribu per kilogram. Harga jual tomat semula berada di kisaran Rp. 3 ribu per kilogram.

“Yang ikutan naik juga harga telor, sekarang sudah dua puluh empat ribu per kilonya yang sebelumnya hanya dua puluh ribu per kilogram. Harga ini sudah naik sejak dua mingguan,” kata Kiki, begitu ia disapa, Selasa (26/11).

Meroketnya harga kebutuhan dapur, sambung Kiki, tak lepas dari musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga banyak para petani gagal panen.

“Kalau sudah gagal panen, stok di pasaran berkurang sehingga harga jualnya naik,” tutur Kiki.

Naiknya harga kebutuhan dapur, dikeluhkan oleh Siti Maimunah, ibu rumah tangga asal Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Ia berharap permasalahan ini bisa secepatnya teratasi.

“Kalau tomat, masih bisa disiasati, karena hanya untuk dibuat sambal. Tapi kalau bawang dan telor, itu sudah menjadi kebutuhan pokok. Jadi mau tidak mau harus tetap beli,” tutur perempuan dengan 2 anak ini. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Masih Terdampak Penutupan Jalur Gumitir, Antrean SPBU di Jember Mengular

28 Juli 2025 - 05:38 WIB

Ada Unsur KDRT, Polisi Selidiki Insiden Anak Buang Ibu Kandung di Jambangan Probolinggo

27 Juli 2025 - 15:40 WIB

Sejumlah SPBU di Jember Kosong, Pertamina Sebut Klaim Tidak Ada Kelangkaan BBM

27 Juli 2025 - 13:57 WIB

Distribusi BBM ke Jember Terganggu, Sejumlah SPBU Kehabisan Stok

27 Juli 2025 - 11:38 WIB

Polemik Sound Horeg, Kiai di Jember Siap Jalankan Fatwa MUI namun Tunggu Instruksi Gubernur

25 Juli 2025 - 18:49 WIB

Keras dan Berfrekuensi Tinggi, Pakar Fisika Ingatkan Sound Horeg Punya Dampak Fisik Serius

25 Juli 2025 - 18:24 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Penutupan Jalur Gumitir, Satlantas Probolinggo Siaga Hadapi Potensi Lonjakan Kendaraan di Jalur Pantura

24 Juli 2025 - 20:02 WIB

Trending di Sosial