Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Budaya · 12 Nov 2019 11:34 WIB

Larangan Salam Lintas Agama, Ini Kata FKUB dan PP


					Larangan Salam Lintas Agama, Ini Kata FKUB dan PP Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Baru-baru ini warga khususnya di Jawa Timur dikejutkan dengan imbauan pelarangan salam lintas agama oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur. Sontak hal tersebut menimbulkan polemik di masyarakat.

Tak terkecuali hal tersebut membuat tokoh di Kota Probolinggo ikut berkomentar. Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Kota Probolinggo, Halim Yudha Wiratomo juga ikut berkomentar.

“Soal salam lintas agama, Pemuda Pancasila dengan ideologi Pancasila sudah jelas itu bagian dari toleransi. Sudah seyogyanya nilai-nilai Pancasila yang menciptakan kerukunan antar umat beragama diimplementasikan termasuk salam lintas agama,” ujarnya,Selasa (12/11).

Halim menilai, langkah yang dilakukan MUI Jatim perlu hati-hati. Sebab dikhawatirkan malah menimbulkan gejolak di masyarakat.

“Saya kira tidak masalah salam tersebut diucapkan termasuk oleh kalangan para pejabat. Apalagi yang dilayani adalah rakyat dengan berbagai perbedaan kecuali sifatnya internal misal pengajian yang jelas-jelas dihadiri oleh muslim. Berbicara kebangsaan semua warga negara punya hak yang sama,” tutupnya.

Sementara itu Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Probolinggo, Abdul Halim menilai, apa yang diungkapkan MUI Jatim sifatnya belum keputusan. Sebab masih tausiyah bukan fatwa.

“Ini anehnya masih bersifat tausiyah bukan fatwa. Mestinya diperjelas biar masyarakat tidak bingung, kalau begini kan jadi polemik,”ucapnya saat dikonfirmasi awak media.

Baginya imbauan tersebut memicu polemik karena di satu sisi dianggap menjaga akidah, namun di sisi lain antar umat beragama diminta saling mengenal dan menjaga.

“Sekali lagi MUI Jatim harus memperjelas kalau tidak boleh ya keluarkan fatwa. Namun sekali lagi harus hati-hati,” tutupnya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Libatkan 243 Desa, Tahun Depan Target Sapu Bersih

15 Juni 2025 - 16:29 WIB

Gunung Raung Erupsi, KAI Jember Pastikan Perjalanan Kereta Api Tetap Aman

13 Juni 2025 - 18:46 WIB

Kembangkan Potensi Daerah, PWI Probolinggo Raya Suguhkan Program ‘KOPI PAIT’

12 Juni 2025 - 18:54 WIB

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Selisih Dua Hari, Jamaah Aboge di Leces Shalat Idul Adha Hari Ini

8 Juni 2025 - 12:13 WIB

Libur Idul Adha, 29.733 Penumpang Naik Kereta Api di Daop 9 Jember

7 Juni 2025 - 15:49 WIB

Idul Adha, Perajin Pisau Potong di Kota Probolinggo Banjir Pesanan

5 Juni 2025 - 18:40 WIB

Bakal Dipotong, Ratusan Hewan Kurban di Probolinggo Diperiksa Kesehatannya

4 Juni 2025 - 18:04 WIB

Trending di Regional