Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Nasional · 19 Okt 2019 02:58 WIB

Nanti Malam, Ada Perang Api di Sumberasih


					Nanti Malam, Ada Perang Api di Sumberasih Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh tiap tanggal 22 Oktober, disambut meriah oleh berbagai elemen masyarakat di tanah air, khususnya kalangan santri dan pesantren. Berbagai cara pun dilakukan untuk menyambut dan memeriahkan hari santri.

Tak terkecuali Pondok Pesantren (Ponpes) Bani Rancang di Desa Lemah Kembar, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Salah satu pesantren tertua di Kabupaten Probolinggo ini bakal menggelar ‘Perang Api’ antar santri untuk menyambut HSN 2019.

Pengasuh Ponpes Bani Rancang, Kiai Agus Hasan Muktasim Billah mengatakan, perang api itu bakal digelar Sabtu (19/10) sekitar pukul 18.00 Wib. Selain itu, 400 orang santri juga akan terlibat dalam teatrikal perjuangan santri melawan penjajah seperti era pra-kemerdekaan silam.

“Ada perang api antar santri, yang menunjukkan bahwa santri itu kuat dan pemberani. Setelahnya ada teater yang menceritakan bagaimana perjuangan para kiai dan santri dalam perjuangan melawan penjajah dulu,” kata Agus, Sabtu (19/10) pagi.

Yang menarik jelas Agus, setelah stamina para santri terkuras dalam perang api dan teatrikal, mereka akan membakar sate kambing massal. ‘Nyate’ massal ini akan menggunakan tungku tradisional sepanjang 50 meter.

“Kalau sate massal ini menunjukkan syukur kita sebagai santri atas kemerdekaan yang telah diraih. Kita juga mengapresiasi pemerintah yang telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri nasional,” pungkas Alumnus INZAH Genggong ini.

Sejak pemerintah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai HSN pada 2015 silam, imbuh Agus, pihaknya memang rutin mengadakan kegiatan yang sifatnya menyambut dan memeriahkan HSN. Tak terkecuali tahun ini yang dikemas lebih meriah dan kreatif.

“Bukan riya’ (pamer, red) namun ini adalah syiar pesantren dan santri. Sama seperti kita memperingati hari kemerdekaan RI, itu karena wujud kecintaan kita kepada bangsa dan negara,” ia menjelaskan. (*)


Penulis : Moh. Rochim
Editor : Efendi Muhammad


Artikel ini telah dibaca 47 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Menteri Kebudayaan dan Bupati Probolinggo Dikukuhkan Jadi Warga Kehormatan Suku Tengger

11 Juni 2025 - 08:27 WIB

Mentan Amran Serukan Peran Bulog dan Pemerintah dalam Stabilkan Produksi Padi Nasional

10 Juni 2025 - 15:48 WIB

150 Ton Tebu per Hektar, Target Ambisius atau Terlalu Idealis

10 Juni 2025 - 12:45 WIB

Gus Hilman Dukung Program 5 Ribu Doktor Kemendiktisaintek, Syaratnya Transparan dan Akuntabel

4 Juni 2025 - 08:30 WIB

Menteri Perdagangan Lepas Ekspor Strategis dari Pasuruan ke China.

3 Juni 2025 - 20:30 WIB

Presiden Prabowo Hibahkan Sapi Kurban bagi Warga Kota Probolinggo, Bobotnya Hampir 1 Ton

3 Juni 2025 - 17:44 WIB

Kementan Bantu Dua Combine Harvestar dan 40 Traktor untuk Petani Lumajang

3 Juni 2025 - 15:09 WIB

Hari Lanjut Usia Nasional 2025, Seribuan Warga di Jember Ikuti Operasi Katarak Massal

31 Mei 2025 - 18:53 WIB

DTSEN: Revolusi Data Terpadu Pertama di Indonesia untuk Perbaikan Penyaluran Bantuan Sosial

30 Mei 2025 - 16:27 WIB

Trending di Nasional