PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Rencana Pemprov Jatim untuk mengembangkan sektor wisata Bromo salah satunya dengan kereta gantung rupanya mendapat beragam tanggapan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo Jamaluddin menanggapi dingin rencana Pemprov Jatim tersebut. Baginya banyak hal yang harus diperhatikan.
“Wisata Bromo identik dengan wisata alam, petualangan, ekologi, konservasi, dan surganya para pendaki. Sedangkan kereta gantung selain wisata buatan lebih kepada sensasi, gaya hidup sehingga perlu dikaji dulu,” ucapnya melalui sambungan selular, Jumat (19/7).
Sehingga, lanjut pria yang disapa Pakde Yoyok ini, wacana kereta gantung justru berdampak negatif dan tidak boleh mengurangi fungsi pokok Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang bakal dinikmati anak cucu sesuai UU 5/1990 tentang Konservasi.
“Tak hanya harus dikaji, alangkah baiknya jika sarana dan prasarana yang diperbaiki. Sehingga banyak peminat datang namun tak mengurangi kenaturalan wisata Bromo,” tandasnya.
Beberapa sektor wisata yang perlu diperhatikan seperti jasa kuda yang sudah ada sejak dulu. Bahkan jasa kuda di Bromo sudah ada sejak 1912.
Diketahui Pemprov Jatim, mewacanakan pembangunan ‘Cable Car’ atau kereta gantung. Tujuannya untuk meningkatkan potensi wisata Bromo, yang akan dianggarkan melalui APBN. (*)
Penulis: Rahmad Soleh
Editor: Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan