Menu

Mode Gelap
Pemkab Jember Perluas Layanan Wadul Gus’e untuk Akses Kesehatan GOR A. Yani Kota Probolinggo Dirancang jadi Sentra Kuliner, Libatkan 117 PKL Otsuka Group Luncurkan Program ‘Mental Ease at Workplaces’, Apa itu? Jalan Nasional Probolinggo-Lumajang Berlakukan Sistem Buka Tutup Selama Enam Bulan Kapolres Lumajang Perintahkan Tembak di Tempat terhadap Pelaku Kriminalitas Water Park KWT dan Selokambang Bebani APBD, DPRD Lumajang Minta Evaluasi

Lingkungan · 20 Jun 2019 05:27 WIB

Di Balik Dinginnya ‘Monsoon’, Kekeringan Lebih Diwaspadai


					Di Balik Dinginnya ‘Monsoon’, Kekeringan Lebih Diwaspadai Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Dalam beberapa hari terakhir ini, udara di Jawa Timur termasuk Probolinggo  terasa lebih dingin daripada biasanya. Hal tersebut dikarenakan terjadinya Monsoon Dingin Australia yang berlangsung dari bulan Juni hingga puncak musim kemarau September nanti.

Namun di balik dinginnya Monsoon, ada kewaspadaan yakni kekeringan khususnya di Kabupaten Probolinggo. Fenomena ini diketahui setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo melakukan analisa dan riset.

Benua Australia saat ini berada dalam periode musim dingin. Tekanan udara di wilayah Australia cukup tinggi, sehingga terbentuk antisiklon di daerah tersebut serta massa udara yang bersifat dingin dan kering.

Hari ini, suhu udara di Probolinggo dan sekitarnya diperkirakan rata-rata 22° – 28° Celcius. Hal tersebut menunjukkan bahwa udara sedikit lebih dingin dari biasanya yang bisa mencapai suhu 34° Celcius. Monsoon Dingin Australia sendiri berlangsung hingga bulan September.

“Ada pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia dan rendah di Asia, sehingga menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia dengan membawa massa udara dingin dan kering tersebut ke Asia melewati Indonesia yang kemudian dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia,” ucap Kepala BPBD kabupaten Probolinggo, Anggit Hermanuadi, Kamis (20/6/2019).

Namun menurut Anggit, kondisi itu tak secara signifikan berdampak pada masyarakat. Hanya saja kesehatan yang perlu dijaga misal dengan menggunakan jaket pada siang maupun malam hari.

“Yang lebih diwaspadai monsoon ini kan terjadi kemaraunya. Jangan asal bakar sampah. Termasuk kekeringan yang kita waspadai. Sebab di Probolinggo ada potensi kekeringan,” imbuh Anggit.

Ada 5 kecamatan yang paling berpotensi kekeringan yakni Leces, Tegalsiwalan, Wonomerto, Lumbang dan Kuripan. Sementara beberapa desa lain berpotensi termasuk di Kecamatan Tiris dan Sumber.

Pihaknya pun melakukan antisipasi di antaranya menyiapkan lima tanki yang siap untuk mendroping air. Salah satunya disiagakan di Kecamatan Tiris karena akses lokasi yang sulit. “Namun sejauh ini masih belum ada permintaan,” ujarnya. (*)

 

Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemkab Jember Perluas Layanan Wadul Gus’e untuk Akses Kesehatan

26 Juni 2025 - 18:07 WIB

GOR A. Yani Kota Probolinggo Dirancang jadi Sentra Kuliner, Libatkan 117 PKL

26 Juni 2025 - 17:45 WIB

Water Park KWT dan Selokambang Bebani APBD, DPRD Lumajang Minta Evaluasi

26 Juni 2025 - 14:03 WIB

Fraksi Gerindra Soroti Minimnya Perhatian Pemkab Lumajang terhadap Pura Mandhara Giri Semeru Agung

26 Juni 2025 - 13:27 WIB

Jalan Mulus Bukan Impian, Pemkab Probolinggo Mulai Perbaiki Jalur Krucil–Tambelang

26 Juni 2025 - 09:29 WIB

Gerbong Mutasi Polri Bergulir, Kapolres Probolinggo Bergeser ke Polda Metro Jaya

25 Juni 2025 - 14:26 WIB

Distribusi Hasil Tani Terhambat, Jalan di Dusun Glabag Jadi Perhatian Pemkab Lumajang

24 Juni 2025 - 11:10 WIB

Tunggakan Sewa Plasa Bangil Capai Rp22 Miliar, DPRD Desak Pemkab Ambil Langkah Tegas

23 Juni 2025 - 18:01 WIB

Pemkab Lumajang Kaji Kebijakan Kerja Fleksibel ASN, Fokus Jaga Kualitas Pelayanan Masyarakat

23 Juni 2025 - 17:19 WIB

Trending di Pemerintahan