Menu

Mode Gelap
FKDT Lumajang dan Pemkab Bersinergi Wujudkan Pendidikan Keagamaan Terlibat Pengeroyokan di Jalur Pantura, Dua Pemuda Diringkus Polisi Bunda Indah Gerakkan Penanganan Darurat Kerusakan Talud di Candipuro untuk Lindungi 82 KK Transformasi Digital Pelayanan Haji: 721 Jemaah Lumajang Berangkat, 113 Menunggu Dokumen Syarikah Ironi Oknum Satpol PP Lumajang, Penegak Perda yang Diduga Dalangi Penganiayaan Libur Waisak, 10 Ribu Penumpang Sesaki KAI wilayah Daop 9 Jember

Politik · 21 Apr 2019 07:34 WIB

Sikapi Dinamika Pilpres, Gubernur dan PWNU Jatim Serukan Pesan Damai


					Sikapi Dinamika Pilpres, Gubernur dan PWNU Jatim Serukan Pesan Damai Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Dinamika politik yang berkembang pasca Pilpres 2019, membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara. Khofifah meminta masyarakat menahan diri dari segala hal yang dapat merusak kondusifitas.

Menurut Khofifah, masyarakat harus menghargai penyelengara pemilu dengan tidak saling klaim kemenangan, melainkan menunggu hasil real count yang akan disampaikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

“Tunggu hasil hitung manual yang akan disampaikan KPU,” kata Khofifah usai menghadir haflatul imtihan Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Sabtu (20/4/2019) malam.

Baginya, kegaduhan politik cukup lah terjadi selama 8 bulan masa kampanye. Mantan Menteri Sosial RI ini juga menghimbau masyarakat menerima apapun hasil pilpres agar persatuan dan keutuhan bangsa tetap terjaga.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawasa saat memberikan tausiyah dalam acara haflatul imtihan Pesantren Zainul Hasan Genggong. (Foto : Moh. Ahsan Faradies)

“Setelah delapan bulan masa kampanye dengan segala dinamika, hoaks dan fitnah yang tak terbendung, sekarang kita melewati tahap pencoblosan. Saat ini penghitungan masih di PPK, nanti bertahap ke KPU Kabupaten, Provinsi dan Nasional,” jelasnya.

Khofifah berseloroh, dinamika pilpres 2019 tidak akan lama jika santri Pesantren Genggong ikut andil mendoakan kondusifitas bangsa. “Suku bangsa Indonesia 714 suku, kenapa suku di Indonesia rukun? karena istigosah, doa tidak pernah putus,” ucap dia.

Seruan damai juga disampaikan Wakil Ketua Syuriah Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Allallah. Menurutnya, masyarakat harus mementingkan keutuhan bangsa daripada kepentingan kelompok.

“Masyarakat harus ramah dengan keberagamaan, siapapun presiden terpilih harus diterima, jangan mau dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu,” wanti Kiai Mutawakkil.

Keutuhan NKRI, imbuh Kiai Mutawakkil, lebih penting daripada kepentingan kelompok. Ia menilai, kepentingan kelompok inilah yang berpotensi menebar kegaduhan dengan dalih memperjuangkan kepentingan pilpres.

“Jaga NKRI, jaga pancasila. Dengan menjaga pancasila, kita juga akan didoakan oleh para pahlawan bangsa yang didalamnya ada ulama dan auliya’,” pinta Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong ini. (*)

 

Penulis : Moh. Ahsan Faradies
Editor : EfendiMuhammad

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Tingkat Partisipasi Tinggi, KPU Kota Probolinggo Terbitkan 2 Buku Riset Pilkada

29 April 2025 - 20:14 WIB

Kiai Hasan Genggong, Ulama Sejuta Karomah dengan Jejak Spiritual Mendalam

10 April 2025 - 22:15 WIB

Berburu Barokah, Ribuan Jemaah Hadiri Haul Kiai Hasan Genggong ke-72

10 April 2025 - 16:48 WIB

TP PKK Lumajang Tebar Ilmu Perkuat Iman dengan Kajian Tafsir dan Tahsin Al-Qur’an

27 Maret 2025 - 15:41 WIB

NU Lumajang Beberkan Lima Keistimewaan yang Perlu Diketahui Saat Bulan Ramadhan

6 Maret 2025 - 11:54 WIB

Tentukan Awal Ramadhan, NU Kota Probolinggo Tunggu Sidang Isbat

26 Februari 2025 - 09:28 WIB

KPU Probolinggo Belum Kembalikan Silpa Hibah Pilkada Serentak 2024, Nilainya Miliaran

24 Februari 2025 - 20:10 WIB

Perluas Dakwah, NU Krejengan Probolinggo Gelar Pelatihan Digital

10 Februari 2025 - 15:43 WIB

Trending di Religi & Pesantren