PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Tingginya angka golput seringkali menjadi momok tersendiri bagi penyelenggara Pemilu. Tak ingin itu terjadi, puluhan nelayan di Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo diwanti-wanti untuk menggunakan haknya alias tidak golput.
Bahkan agar lebih dipahami masyarakat khususnya nelayan, bahasa daerah (Madura) pun digunakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Probolinggo untuk berkomunikasi dengan nelayan Desa Curahdringu, Kecamatan Tongas, Kamis (14/3/2019).
Hal yang mendasar disampaikan Ketua KPU Kabupaten Probolinggo, Muhammad Zubaidi. Nelayan dibekali bagaimana mengenali para calon legislatif (caleg) baik caleg DPRD kabupaten, provinsi, pusat termasuk DPD dan capres, termasuk tata cara memilih.
“Kita lakukan optimalisasi sampai masyarakat bawah khususnya nelayan. Dengan harapan mereka paham pilihannya, tata cara memilihnya. Bahkan untuk mempermudah kami perlihatkan langsung surat suaranya,” ungkap Zubaidi.
Ia pun berharap, upaya sosialisasi ini bisa menekan angka golput di Kabupaten Probolinggo. Termasuk mengurangi angka surat suara tidak sah.
Nelayan setempat, Baijuri mengatakan, sosialisasi dirasa perlu. Sebab selama ini semakin lama pemilihan semakin komplit. “Semakin banyak semakin saya bingung, tapi dengan sosialisasi kami merasa lebih mengerti,” katanya.
Progres pelaksanaan Pemilu 2019 sendiri di KPU Kabupaten Probolinggo hampir rampung. Namun masih ada 2.073 surat suara rusak yang akan dimusnahkan.
KPU akan meminta sisa surat suara pengganti pada KPU RI agar pelaksanaan semakin maksimal. (*)
Penulis: Rahmad Soleh
Editor: Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan