Menu

Mode Gelap
Petahunan Menuju Desa Bersinar 2025, DPRD Lumajang Dorong Replikasi Program P4GN Pinjam Uang Tak Diberi, Cucu di Pasuruan Habisi Nenek Sendiri dan Dibuang ke Sumur Bupati Lumajang dan TNI Serahkan Bantuan Kepada Mbok Imuk Warga Kecamatan Guculialit Pohon Tumbang Timpa Rumah di Lumajang, Warga Selamat dan Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem Pembersihan Reruntuhan Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Berlangsung Maraton, 49 Jenazah Ditemukan Waspada! ini 5 Ciri Rokok Ilegal yang Perlu Diketahui Masyarakat

Nasional · 16 Jan 2019 15:01 WIB

Bui 409 Mafia Pangan, Blacklist 15 Perusahaan Nakal


					Bui 409 Mafia Pangan, Blacklist 15 Perusahaan Nakal Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Menteri Pertanian (Kementan) RI, Andi Amran Sulaiman menyebut, mafia menjadi biang kerok komoditas pangan di Indonesia. Karena ulah para mafia itulah, kata Amran, komoditas pangan di Indonesia berpolemik baik dari segi harga maupun ketersediaan.

“Aku tidak akan biarkan mafia pangan berkeliaran di Indonesia, jangan petani diatas namakan, kasihan petani. Tidak ada kompromi, itu perintah presiden, siapapun main-main di sektor pangan, aku beresin,” terang Amran saat panen jagung bersama petani di Desa Randumerak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Rabu (15/1/2019).

Amran menegaskan, sejak menjadi Mentan, ia telah ‘mengepret’ 782 perusahaan nakal, yang terindikasi menjadi lumbung mafia pangan. Selain itu, 15 perusahaan diblacklist yang bakal bertambah menjadi 21 perusahaan.

“Ada 15 perusahaan yang sudah kita blacklist dan akan kami tambah 21 lagi. Kami juga kirim 409 mafia ke penjara dan yang proses hukum 782 orang,” kata menteri asal Sulawesi Selatan ini.

Saat disinggung soal model mafia yang menggerogoti komoditas pangan di Indonesia, Amran menerangkan bahwa model mafia itu bermacam-macam, “Pertama mafia impor, kedua mafia beras oplos, dan ketiga mafia pupuk dan macam-macam lagi,” paparnya.

Amran mewanti-wanti semua pihak agar sektor pangan jangan tidak dibuat mainan. Sebab ketahan pangan identik dengan ketahan negara dan menyangkut hidup orang banyak. Oleh karenanya, Amran bertekad ‘membasmi’ mafia pangan agar polemik soal pangan teratasi.

“Coba bayangkan, pupuk yang diberikan kepada petani adalah pupuk palsu. Masak petani diberi pupuk palsu, bagaimana jadinya nanti. Produksi dan petani jadi hancur kalau ini terus menerus terjadi. Petani  tidak mendapatkan apa-apa, yang jelas petani merugi,,” tandas Mentan. (*)

 

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Petahunan Menuju Desa Bersinar 2025, DPRD Lumajang Dorong Replikasi Program P4GN

6 Oktober 2025 - 15:13 WIB

Bupati Lumajang dan TNI Serahkan Bantuan Kepada Mbok Imuk Warga Kecamatan Guculialit

6 Oktober 2025 - 13:13 WIB

Pemuda Lumajang Ubah Limbah Makanan MBG Jadi Eco Enzyme, Pupuk, dan Pakan Magot

5 Oktober 2025 - 15:10 WIB

Gerakan Sosial, NU Santuni Anak Penderita Sindromproteus di Besuk Probolinggo

5 Oktober 2025 - 14:42 WIB

Pemdes Tempeh Tengah Ajak Warga Bantu Santri Keracunan HCL

5 Oktober 2025 - 13:47 WIB

Pengurus PWI Pusat Dikukuhkan di Solo, Semangat Persatuan jadi Kunci

4 Oktober 2025 - 21:02 WIB

Haru dan Bahagia! Kala Bupati Gus Haris Santuni Lansia Sebatang Kara di Kraksaan

3 Oktober 2025 - 19:07 WIB

Menkeu Sambut Aspirasi Lumajang, Siap Kaji Kebijakan Pro Daerah

3 Oktober 2025 - 17:27 WIB

Empat Kepala Dinas tak Tergeser, Wali Kota Probolinggo: Ada Pekerjaan yang Belum Selesai

3 Oktober 2025 - 15:13 WIB

Trending di Pemerintahan