Menu

Mode Gelap
Petahunan Menuju Desa Bersinar 2025, DPRD Lumajang Dorong Replikasi Program P4GN Pinjam Uang Tak Diberi, Cucu di Pasuruan Habisi Nenek Sendiri dan Dibuang ke Sumur Bupati Lumajang dan TNI Serahkan Bantuan Kepada Mbok Imuk Warga Kecamatan Guculialit Pohon Tumbang Timpa Rumah di Lumajang, Warga Selamat dan Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem Pembersihan Reruntuhan Musala Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Berlangsung Maraton, 49 Jenazah Ditemukan Waspada! ini 5 Ciri Rokok Ilegal yang Perlu Diketahui Masyarakat

Ekonomi · 13 Jan 2019 10:57 WIB

Cabai Tak Lagi ‘Pedas’, Petani Lemas


					Cabai Tak Lagi ‘Pedas’, Petani Lemas Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Petani cabai di wilayah Jawa Timur dibikin resah dengan anjloknya harga cabai rawit. Tak terkecuali di Kabupaten Probolinggo. Soalnya, harga jual cabai pada musim panen raya kali ini terjun bebas. Tentu saja hal ini membuat para petani cabai merugi.

Cabai yang tidak lagi “pedas” bagi petani itu disampaikan Ketua Komunitas Petani Cabai (KPCI) Kabupaten Probolinggo Abdul Basit. Petani asal Desa Tarokan, Kecamatan Gending itu mengatakan, beberapa pekan terkahir harga cabai di tingkat petani turun drastis.

”Sudah dua minggu ini harga cabai turun. Sekarang Rp 13 ribu per kilogramnya (Kg),” ungkapnya Minggu (13/1/2019).

Selasa lalu ia mengaku, panen sebanyak 2,5 kuintal. Menurutnya, anjloknya harga cabai di tingkat petani cenderung fluktuatif. Dari semula Rp 30 ribu turun menjadi Rp 25 ribu per Kg, berikutnya Rp 20 ribu turun menjadi Rp 15 ribu per Kg, dan turun lagi higga saat ini Rp 13 ribu per Kg.

“Padahal, dua hari yang lalu masih Rp 20 ribu per kilogram,” ujarnya. Hal itu membuat para petani kelimpungan.

Harga jual cabai, kata Basit, tak sebanding dengan biaya perawatan yang sudah dikeluarkan. Ia  pun mengaku rugi dengan anjloknya harga cabai di tingkat petani ini.

”Yang pasti rugi kalau harga per kilo segitu soalnya tak sebanding dengan biaya perawatan, biaya tenaga petik termasuk ongkos distribusi ke tengkulak,” terangnya.

Turunnya harga cabai sudah menjadi persolan klasik petani setiap tahunnya. Hal ini karena beberapa daerah yang panen raya sehingga stok melimpah semperti pasokan cabai dari Kediri dan Banyuwangi yang masuk ke Kabupaten Probolinggo.

Selain panen raya, permainan harga ditingkat tengkulak selalu merugikan para petani. Ia pun berharap agar segera naik.

“Ya semoga ada upaya pemerintah untuk menaikkan harga cabai ini. Biasanya kalau harga cabai naik pemerintah berupaya menurunkan, dan ini harus sebaliknya ketika harga turun ada upaya untuk menaikkan,” tandasnya. (*)

 

 

Penulis: Rahmad Soleh

Editor: Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Bupati Lumajang dan TNI Serahkan Bantuan Kepada Mbok Imuk Warga Kecamatan Guculialit

6 Oktober 2025 - 13:13 WIB

Waspada! ini 5 Ciri Rokok Ilegal yang Perlu Diketahui Masyarakat

6 Oktober 2025 - 09:59 WIB

Pemuda Lumajang Ubah Limbah Makanan MBG Jadi Eco Enzyme, Pupuk, dan Pakan Magot

5 Oktober 2025 - 15:10 WIB

Gerakan Sosial, NU Santuni Anak Penderita Sindromproteus di Besuk Probolinggo

5 Oktober 2025 - 14:42 WIB

Pemdes Tempeh Tengah Ajak Warga Bantu Santri Keracunan HCL

5 Oktober 2025 - 13:47 WIB

Harmoni Lagu Anak Indonesia, Anak-anak Lereng Bromo Ikuti Lomba Bernyanyi

4 Oktober 2025 - 17:08 WIB

Rampungkan Struktur Pengurus, PCNU Kota Kraksaan Sertakan 13 Doktor

4 Oktober 2025 - 16:31 WIB

Haru dan Bahagia! Kala Bupati Gus Haris Santuni Lansia Sebatang Kara di Kraksaan

3 Oktober 2025 - 19:07 WIB

Santri Minum HCL, Kemenag Evaluasi Keselamatan di Ponpes Lumajang

3 Oktober 2025 - 16:39 WIB

Trending di Regional