Menu

Mode Gelap
Cegah Penyelundupan, Lapas Probolinggo Terapkan Pemeriksaan Berlapis Tahun ini, Pemkab Probolinggo Dirikan 129 Desa Mandiri Sebanyak 204 Bangunan Ponpes di Lumajang Belum Kantongi Izin PBG Akibat Bakar Sampah, Rumah di Talkandang Probolinggo Ludes Terbakar Gerbong Mutasi Dimulai, Bupati Probolinggo Geser 130 Pejabat Eselon III dan IV Petahunan Menuju Desa Bersinar 2025, DPRD Lumajang Dorong Replikasi Program P4GN

Ekonomi · 15 Okt 2018 11:37 WIB

Musim Kemarau Jadi Berkah Bagi Perajin Batu Bata


					Musim Kemarau Jadi Berkah Bagi Perajin Batu Bata Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Bagi sebagian warga, musim kemarau merupakan musim yang tidak bersahabat, terutama bagi warga yang bermukim di dataran tinggi. Tetapi tidak dengan perajin batu bata di sejumlah wilayah di Kabupaten Probolinggo.

Musim kemarau malah menjadi salah satu sumber keuntungan. Salah satunya diungkapkan oleh Saniman (35) Warga Desa Rondokuning, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Ia mengaku, musim kemarau kali ini justru bisa meningkatkan produksi batu bata.

“Alhamdulillah selama musim kemarau, produksi batu bata bisa lebih meningkat daripada musim hujan,” ungkapnya, Senin (15/10/2018).

Peningkatan dirasakan oleh pria 4 anak ini, bahwa dalam satu hari, ia bisa memproduksi 300-400 buah batu bata. Hal itu menurutnya melebihi pembuatan batu bata jika musim hujan, yang maksimal hanya 100 batu bata saja.

“Kalau musim penghujan, saya hanya mampu memproduksi 100 batu bata saja. Karena kalau lebih dari jumlah itu lama buatnya,” tambah dia.

Selain produksi meningkat. Hal Ini juga lantaran meningkatnya jumlah permintaan konsumen di saat musim kemarau. Pemicunya, banyak warga yang membangun gedung maupun rumah, dengan bahan dasar batu bata.

“Lebih cepat laku kalau sekarang, orang biasanya langsung datang ke sini untuk membeli. Ini tidak seperti saat musim hujan, dimana saya harus menawarkan batu bata ke orang-orang,” ucapnya menjelaskan.

Selain lebih banyak diminati, proses pembuatan batu bata saat musim kemarau juga lebih mudah. Sebab proses pengeringan berlangsung lebih cepat dan mudah, jika dibandingkan dengan musim hujan.

“Hanya membutuhkan waktu dua minggu kalau sekarang. Kalau musim hujan, itu perlu waktu 1,5 bulan. Sedangkan harganya, saya jual Rp. 450-500 ribu per 1000 batu bata,” pungkasnya. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Cegah Penyelundupan, Lapas Probolinggo Terapkan Pemeriksaan Berlapis

7 Oktober 2025 - 04:03 WIB

Sebanyak 204 Bangunan Ponpes di Lumajang Belum Kantongi Izin PBG

6 Oktober 2025 - 17:08 WIB

Bupati Lumajang dan TNI Serahkan Bantuan Kepada Mbok Imuk Warga Kecamatan Guculialit

6 Oktober 2025 - 13:13 WIB

Waspada! ini 5 Ciri Rokok Ilegal yang Perlu Diketahui Masyarakat

6 Oktober 2025 - 09:59 WIB

Pemuda Lumajang Ubah Limbah Makanan MBG Jadi Eco Enzyme, Pupuk, dan Pakan Magot

5 Oktober 2025 - 15:10 WIB

Gerakan Sosial, NU Santuni Anak Penderita Sindromproteus di Besuk Probolinggo

5 Oktober 2025 - 14:42 WIB

Pemdes Tempeh Tengah Ajak Warga Bantu Santri Keracunan HCL

5 Oktober 2025 - 13:47 WIB

Harmoni Lagu Anak Indonesia, Anak-anak Lereng Bromo Ikuti Lomba Bernyanyi

4 Oktober 2025 - 17:08 WIB

Rampungkan Struktur Pengurus, PCNU Kota Kraksaan Sertakan 13 Doktor

4 Oktober 2025 - 16:31 WIB

Trending di Regional