Menu

Mode Gelap
Dengan Adanya Operasi Patuh Semeru, Aksi Balap Liar di Lumajang Menurun Kolaborasi DPRD dan Kominfo Lumajang Jadi Kunci Transformasi Digital Berkelanjutan Toko Bangunan Dimasuki Maling, Uang Rp10 Juta Raib Penanaman Energi Hijau Berbasis Perhutanan Sosial di Probolinggo Tuai Penghargaan Akhirnya, Hamparan Sampah di Batas Kota Probolinggo Dibersihkan Sempat Terbakar, Hutan di Kawasan Gunung Arjuno Kini Padam, BPBD Masih Siaga

Ekonomi · 15 Okt 2018 11:37 WIB

Musim Kemarau Jadi Berkah Bagi Perajin Batu Bata


					Musim Kemarau Jadi Berkah Bagi Perajin Batu Bata Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Bagi sebagian warga, musim kemarau merupakan musim yang tidak bersahabat, terutama bagi warga yang bermukim di dataran tinggi. Tetapi tidak dengan perajin batu bata di sejumlah wilayah di Kabupaten Probolinggo.

Musim kemarau malah menjadi salah satu sumber keuntungan. Salah satunya diungkapkan oleh Saniman (35) Warga Desa Rondokuning, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Ia mengaku, musim kemarau kali ini justru bisa meningkatkan produksi batu bata.

“Alhamdulillah selama musim kemarau, produksi batu bata bisa lebih meningkat daripada musim hujan,” ungkapnya, Senin (15/10/2018).

Peningkatan dirasakan oleh pria 4 anak ini, bahwa dalam satu hari, ia bisa memproduksi 300-400 buah batu bata. Hal itu menurutnya melebihi pembuatan batu bata jika musim hujan, yang maksimal hanya 100 batu bata saja.

“Kalau musim penghujan, saya hanya mampu memproduksi 100 batu bata saja. Karena kalau lebih dari jumlah itu lama buatnya,” tambah dia.

Selain produksi meningkat. Hal Ini juga lantaran meningkatnya jumlah permintaan konsumen di saat musim kemarau. Pemicunya, banyak warga yang membangun gedung maupun rumah, dengan bahan dasar batu bata.

“Lebih cepat laku kalau sekarang, orang biasanya langsung datang ke sini untuk membeli. Ini tidak seperti saat musim hujan, dimana saya harus menawarkan batu bata ke orang-orang,” ucapnya menjelaskan.

Selain lebih banyak diminati, proses pembuatan batu bata saat musim kemarau juga lebih mudah. Sebab proses pengeringan berlangsung lebih cepat dan mudah, jika dibandingkan dengan musim hujan.

“Hanya membutuhkan waktu dua minggu kalau sekarang. Kalau musim hujan, itu perlu waktu 1,5 bulan. Sedangkan harganya, saya jual Rp. 450-500 ribu per 1000 batu bata,” pungkasnya. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Akhirnya, Hamparan Sampah di Batas Kota Probolinggo Dibersihkan

23 Juli 2025 - 07:43 WIB

MUI Desak Wali Kota Probolinggo Berani Perangi Miras, LGBT dan Sound Horeg

22 Juli 2025 - 12:43 WIB

Pakai Motor Protolan, Pelajar di Pasuruan Dihukum Nyanyi Saat Operasi Patuh

22 Juli 2025 - 12:12 WIB

Tenaga Non ASN Jember Turun Jalan, Tolak Skema Kerja Baru Pemerintah

21 Juli 2025 - 20:48 WIB

Hamparan Sampah Menumpuk di Batas Kota Probolinggo, Dikeluhkan Warga

21 Juli 2025 - 18:02 WIB

Satu Kartu, Satu Komoditas Tarif Pajak Batu, Pasir, dan Grosok Kini Dibedakan

21 Juli 2025 - 14:49 WIB

Penambang Protes Tambahan Opsen Rp8.750, Pemerintah Tetap Jalankan Amanat UU No.1/2022

21 Juli 2025 - 09:58 WIB

Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan

20 Juli 2025 - 18:33 WIB

Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal

20 Juli 2025 - 18:15 WIB

Trending di Sosial