Menu

Mode Gelap
Nestapa Pria Mengambang di Sungai Pekalen Maron, Wajah Penuh Luka, Motor Raib Tenaga Non ASN Jember Turun Jalan, Tolak Skema Kerja Baru Pemerintah Ribuan Pelanggaran Ditindak Polres Pasuruan Kota Selama Operasi Patuh Semeru 2025, Roda Dua Jadi Pelanggar Terbanyak Motif Tewasnya Pria Asal Madiun yang Ditemukan di Sungai Purwosari, Dipicu Dugaan Pelecehan Geger! Mayat Pria Tanpa Identitas Mengambang di Sungai Pekalen Maron Truk Tabrak Pemotor di Jalur Pantura Pesisir, Korban Meninggal Seketika

Ekonomi · 1 Agu 2018 08:20 WIB

Harga Jual Anjlok, Petambak Tahan Garam


					Harga Jual Anjlok, Petambak Tahan Garam Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Musim kemarau seharusnya menjadi berkah bagi petambak garam. Sebab, dengan terik matahari yang maksimal membuat produksi garam melimpah. Namun petambak garam di Kabupaten Probolinggo justru merasakan hal sebaliknya.

Petambak resah karena sejumlah pabrik mengembalikan (return, red) garam produksi para petambak, yang berdampak pada penurunan harga jual garam secara drastis. Penurunan harga garam saat ini lebih dua kali lipat dibandingkan harga sebelumnya.

Ketua Kelompok Petambak Garam Kalibuntu Sejahtera, Suparyono menjelaskan, bahwa harga garam pada bulan Juni berada dikisaran Rp. 2 ribu perkilogram. Saat ini, harganya anjlok hingga kisaran Rp. 900 per kilogram.

“Harga murah karena musim panen raya. Selain itu, anjloknya harga juga karena ada returan dari pabrik kepada petambak garam,” papar Suparyono saat dikonfirmasi via sambungan selular, Rabu (1/8/2018).

Suparyono menuturkan, return garam sebenarnya terjadi kepada petambak di wilayah Pasuruan, yang terkena return oleh pabrik di Madura. Setalah itu, petambak ini menjual kembali garam return harga Rp. 13 ribu. Padahal disaat yang sama, harga garam di Probolinggo masih Rp. 15 ribu perkilogram.

“Lalu para petambak garam Pasuruan kembali menjual ke pasaran Jember dan Banyuwangi dengan harga murah, sedangkan itu merupakan pasar para petambak Probolinggo. Akhirnya garam kami tidak bisa masuk,” ujarnya menambahkan.

Rendahnya harga jual, membuat para petambak garam berinisiatif untuk menyimpan sementara garam hasil panen sembari menunggu harga kembali normal. “Baru kalau sudah harga mulai kembali stabil, maka kami akan lepas,” tutup Suparyono. (*)

 

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Tenaga Non ASN Jember Turun Jalan, Tolak Skema Kerja Baru Pemerintah

21 Juli 2025 - 20:48 WIB

Hamparan Sampah Menumpuk di Batas Kota Probolinggo, Dikeluhkan Warga

21 Juli 2025 - 18:02 WIB

Satu Kartu, Satu Komoditas Tarif Pajak Batu, Pasir, dan Grosok Kini Dibedakan

21 Juli 2025 - 14:49 WIB

Penambang Protes Tambahan Opsen Rp8.750, Pemerintah Tetap Jalankan Amanat UU No.1/2022

21 Juli 2025 - 09:58 WIB

Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan

20 Juli 2025 - 18:33 WIB

Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal

20 Juli 2025 - 18:15 WIB

Top Up Barcode Subsidi Harus Lewat Verifikasi Izin Tambang, BPRD Terapkan Skema Baru

20 Juli 2025 - 17:14 WIB

Peduli Gempa Tiris, Bupati Gus Haris Tinjau Langsung dan Salurkan Bantuan

20 Juli 2025 - 08:22 WIB

Musik Keras Sound Horeg, Hiburan apa Gangguan? ini Kata Pakar Psikologi

18 Juli 2025 - 20:42 WIB

Trending di Sosial