Menu

Mode Gelap
Pemprov Jatim Gelar Pasar Murah di Jember, Harga Jual Sembako Dibawah HET Terganjal Aturan, Pasien ‘Celebral Palsy’ di Kota Probolinggo Tidak Lagi Menerima Layanan Fisioterapi Pemkab Jember Terima 158 Program RTLH, Gubernur Khofifah Tinjau Pengerjaan Pemkot Probolinggo Segera Galakkan Siskamling Guna Cegah Gangguan Keamanan Aktivitas Paralayang di Kawasan Bromo Viral, TNBTS Tegaskan Dilarang, Hormati Kesucian Adat Tengger Jelang Konfercab NU Kraksaan, JIN: Regenerasi Pengurus jadi Kunci, Kembalikan Marwah NU

Budaya · 14 Jun 2018 08:43 WIB

Ribuan Pemudik Padati Pelabuhan Mayangan Probolinggo


					Ribuan Pemudik Padati Pelabuhan Mayangan Probolinggo Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sehari menjelang Lebaran 1439 H, arus mudik di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, meningkat drastis. Mayoritas pemudik merupakn warga Pulau Gili dan sebagian dari Pulau Madura.

Berdasarkan pengamatan sari Satpolair Polres Probolinggo, saat ini sedikitnya 1.000 warga menggunakan moda transportasi laut berupa kapal motor. Untuk menjaga keselamatan penumpang, Polair bahkan harus meningkatkan patroli laut disamping kegiatan preventif lainnya.

“Memang ada lonjakan jumlah penumpang di Pelabuhan, sehingga kami melakukan pemantauan yang ketat di pelabuhan. Hal ini antara lain untuk mencegah terjadinya kecelakaan laut atau hal lainnya,” papar Kasatpolair Polres Probolinggo AKP. Slamet Prayitno, Kamis (14/6/2018).

Beberapa langkah antisipasi yang dilakukan polisi berseragam biru ini diantaranya dengan memberikan himbauan kepada nakhoda dan penumpang agar senantiasa menggunakan pelampung. Selain itu, Polair meminta nahkoda tidak operasikan kapal dalam keadaan over kapasitas.

“Jita sudah lakukan antisipasi dengan mengingatkan para nahkoda kapal tentang prosedur keamanan laut. Selain itu, kami menyarankan agar memaksimalkan fungsi jerigen jika pelampung yang tersedia tak mencukupi,” tandas mantan Kasatpolair Polres Pasuruan ini.

Sementara, salah satu pemudik Kamil mengaku lebih memilih menggunakan kapal motor untuk pulang kampung Madura karena faktor biaya. Naik kapal, kata dia, hanya cukup membayar Rp. 10 ribu dan Rp. 30 ribu jika membawa motor atau barang lainnya, itupun dengan jarak tempuh selama 6 jam pelayaran.

“Jika naik bus, untuk karcis saja saya habis Rp. 80 ribu. Nyampeknya juga lebih lama, sekitar 7 jam mas. Kalau naik kapal kan lebih murah, juga lebih cepat,” papar remaja yang bekerja di Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo ini. (*)

 

Penulis : Mohamad Rochim
Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Kemeriahan Maulid Nabi di Pasuruan, Warga Berebut Barang dalam Tradisi Arebbuan

5 September 2025 - 10:53 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Trending di Ekonomi