Menu

Mode Gelap
Menjelang Fajar, Maling Gasak Motor di Warung Kopi Giras Pasuruan Kemeriahan Batik In Motion 2025 Kota Probolinggo; Mengangkat Potensi, Kenalkan Batik Kanekrembang Pimpin Karang Taruna Lumajang, Dedi Marta Siap Sinergikan Peran Pemuda Banyak Orangtua Takut Anak Rewel, Capaian Imunisasi Campak di Lumajang Anjlok Pekerja Migran asal Ranuagung Meninggal di Malaysia, Pemkab Probolinggo Fasilitasi Pemulangan Jenazah Innalillahi! Mr. X Ditemukan Membusuk di Jalur Pendakian Gunung Arjuno

Pendidikan · 19 Apr 2018 08:57 WIB

Nur Alifa Jairini, Bocah Difabel Kejar Mimpi Jadi Guru


					Nur Alifa Jairini, Bocah Difabel Kejar Mimpi Jadi Guru Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pagi itu, seorang bocah yang mengenakan seragam biru langit dengan hijab putih, nampak tergesa-gesa saat digendong ibunya keluar dari rumah petak berukuran sekitar 6×10 meter. Selanjutnya dengan sepeda angin, si bocah bersama sang ibu, menghilang diantara jalanan pemukiman.

Ya, bocah itu adalah Nur Alifa Jairini (12) asal Desa Sumber Kedawung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Menjadi difabel sejak lahir, tak membuat putri bungu dari pasangan suami istri Jairin (62) dan Aminah (46) kehilangan semangat belajar.

Dengan keterbatasan fisik, setiap pagi Ifa, begitu ia biasa dipanggil, terus memompa asa agar dapat mengenyam pendidikan seperti anak seusianya. Lantaran tak tega, sang ibu akhirnya mengantarkannya ke sekolah setiap hari menggunakan sepeda angin, dengan jarak tempuh sekitar 4 kilometer.

Ifa tetap semangat bersekolah meski cacat fisik sejak lahir. (rs)

Antar jemput Ifa, dilakukan Aminah sejak bocah yang lahir pada 26 Mei 2006 silam itu duduk di bangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga kini berada di kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Amri.

“Saya tak ingin semangat belajarnya pudar karena cacat fisik, makanya saya antarkan setiap hari. Dia ingin belajar dan sekolah seperti anak-annak seusianya,” kata Ibunda Ifa, Aminah, Kamis (19/4/2018).

Selama Ifa belajar, Aminah menunggui anaknya diluar kelas hingga pulang sekolah sekitar pukul 14.00 WIB. Sepulang sekolah, Ifa juga masih menyempatkan belajar meski kadang seorang diri. “Kami tak ingin mengeluh atas kondisi ini mas,” tegas Aminah.

Kondisi ekonomi yang pas-pasan, juga tak menjadi keluhan bagi Aminah dalam membantu Ifa bersekolah. Maklum, pekerjaan suaminya sebagai buruh proyek hanya cukup untuk makan. “Saya bangga punya Ifa yang selalu semangat. Cita-citanya menjadi guru semoga terkabul,” tandas ibu rumah tangga ini. (*)

 

 

Penulis : Rahmad Soleh

Editor : Efendi Muhamad

Artikel ini telah dibaca 41 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dulu Hanya Makan Sekali Sehari, Kini Siswa SD Ini Bisa Makan Dua Kali Berkat Program MBG

29 Agustus 2025 - 18:50 WIB

Polinema Jadi Harapan Baru Lumajang Cetak SDM Berdaya Saing Global

28 Agustus 2025 - 16:34 WIB

Tanpa Tunggu Tahun Ajaran Baru, Sekolah Rakyat di Jember Terima Siswa Sepanjang Tahun

1 Agustus 2025 - 16:59 WIB

Demi Sekolah, Siswi SD di Lumajang Terjatuh Saat Digendong Ayahnya Seberangi Lahar Semeru

1 Agustus 2025 - 16:31 WIB

Kurang Diminati, Pemkab Probolingggo Bakal Tutup SDN Warujinggo 2

18 Juli 2025 - 16:06 WIB

Miris! SDN Warujinggo 2 Probolinggo 2 Tahun Gagal Dapatkan Siswa Baru

17 Juli 2025 - 09:29 WIB

Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Dipantau Langsung Gubernur Khofifah

14 Juli 2025 - 19:54 WIB

Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Siswa Ikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

14 Juli 2025 - 12:49 WIB

Sekolah Rakyat Segera Dimulai, Asrama dan Ruang Kelas Dikenalkan

11 Juli 2025 - 04:47 WIB

Trending di Pendidikan